MEYAKINI HUKUM KARMA, SUMBER DARI SEMUA KEBAHAGIAAN BY DAGPHO RHINPOCHE
Satu butir tasbih
emas Lamrim yang akan kita ambil dan renungkan kali ini adalah hukum karma.
Sebelum memasuki pembahasan, penting sekali bagi kita untuk menyimak ajaran
dengan motivasi yang baik. Bagi Buddhis, motivasinya adalah mengakhiri
penderitaan semua makhluk dan mempersembahkan kebahagiaan tertinggi pada
mereka. Dengan tubuh manusia yang kita miliki saat ini, sekarang adalah saat
yang paling tepat bagi kita untuk berjuang meraih Kebuddhaan yang lengkap dan
sempurna demi mencapai tujuan semua makhluk. Bagi yang bukan Buddhis, kita
harus berpikir bahwa kita telah mendapatkan kesempatan yang sangat luar biasa
dalam kehidupan kita saat ini, dan alangkah baiknya bila kesempatan ini tak
hanya digunakan untuk menyasar kebahagiaan pribadi, namun juga kebahagiaan
semua makhluk.
Dalam garis
besar Lamrim, pada bagian tahapan jalan yang dijalankan bersama makhluk motivasi
awal, ulasannya terbagi menjadi 2 poin, mengembangkan ketertarikan pada kehidupan
mendatang, bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan pada kehidupan
mendatang. Poin kedua ini terbagi menjadi 2 poin, Berlindung; gerbang utama
memasuki Dharma, Meyakini hukum karma; sumber segala kebahagiaan.
Bagian kedua ini
terbagi menjadi 2 bagian; Merenungkan aspek-aspek umum hukum karma, merenungkan
aspek-aspek khusus hukum karma tata cara menghindari kesalahan dan mempraktikkan
kebajikan setelah merenungkannya. Bagian pertama ini terbagi menjadi 2 bagian;
perenungan aspek-aspek umum hukum karma yang sesungguhnya & merenungkan
aneka jenis karma secara terpisah. Apa saja yang termasuk ke dalam perenungan
aspek-aspek umum hukum karma? Ini adalah karakteristik yang berlaku pada semua
jenis karma, baik maupun buruk; kepastian karma, pertumbuhan karma yang pesat,
kita takkan mengalami akibat dari karma yang tidak kita lakukan, karma yang
telah dilakukan takkan hilang begitu saja.
Selanjutnya,
merenungkan aneka jenis karma secara terpisah terbagi menjadi 3 bagian;
merenungkan karma hitam dan akibatnya, merenungkan karma putih dan akibatnya, &
menjelaskan karma yang sangat ampuh secara singkat. Dalam konteks kali ini,
saya akan menjelaskan topik hukum karma berdasarkan Lamrim Agung karya Je
Tsongkhapa dan Pembebasan di Tangan Kita karya Pabongkha Rinpoche.
Kita sudah tahu
bahwa poin ‘bertumpu pada metode untuk merealisasikan kebahagiaan pada
kehidupan mendatang’ terbagi menjadi 2 bagian: berlindung (gerbang utama memasuki
Dharma) dan meyakini hukum karma (sumber segala kebahagiaan). Apa maksudnya?
Seperti yang dijelaskan di dalam Lamrim Agung, artinya kita harus menguasai pembagian
kebajikan dan ketidakbajikan berikut akibat-akibatnya. Poin ini – menghentikan
ketidakbajikan dan mengembangkan kebajikan – harus kita jadikan sebagai praktik
kita. Pada dasarnya, inilah yang dimaksud dengan praktik Dharma dalam
Buddhisme.
Apa kaitan
antara topik hukum karma dengan topik sebelumnya, berlindung? Ketika kita
berlindung pada Triratna, pada dasarnya kita memandang Buddha sebagai Guru yang
mengajarkan perlindungan, menerima dan mempraktikkan Dharma sebagai perlindungan
yang sesungguhnya, serta menganggap Sangha selaku rekan teladan dalam praktik
spiritual. Secara ringkas, inilah yang kita lakukan dalam praktik berlindung.
Dari ketiga poin
berlindung, menghasilkan Ratna Dharma di dalam batin kita dikategorikan sebagai
perlindungan yang sesungguhnya. Ratna Dharma melindungi kita dari kejatuhan ke
alam rendah dan samsara secara umum, serta melindungi kita dari pembebasan
pribadi. Bagaimana caranya Ratna Dharma melindungi kita dari kejatuhan ke alam
rendah? Dengan mengajarkan cara menghindari 10 jalan karma hitam dan
mempraktikkan 10 jalan karma putih. Kedua aspek inilah yang benar-benar
melindungi seseorang dari penderitaan alam rendah. Ketika kita sudah benar-benar
merealisasikan dan mempraktikkan 10 jalan karma putih dan menghindari 10 jalan
karma hitam, kita akan terlindungi dari penderitaan alam rendah.
Bagaimana
caranya praktik 10 jalan karma putih melindungi kita dari penderitaan alam
rendah? Melalui 10 jalan karma putih, kebajikan yang diperoleh akan dipertahankan
di dalam batin kita menjelang kematian. Alhasil, kita akan meninggal dalam
kondisi batin yang bajik dan terlahir di alam tinggi. Dengan kelahiran kembali
di alam tinggi, kita otomatis terhindar dari alam rendah berikut semua
penderitaannya. Dengan demikian, menghentikan sebab-sebab untuk terlahir di
alam rendah – melalui penghindaran 10 jalan karma hitam dan penerapan 10 jalan
karma putih – adalah satu-satunya cara untuk menghentikan kelahiran di alam
rendah. Tanpa meyakini prinsip dasar hukum karma – yakni kebahagiaan bersumber
dari kebajikan dan penderitaan bersumber dari ketidakbajikan – kelahiran di
alam rendah takkan bisa dihentikan. Inilah alasan kenapa meyakini hukum karma
dikatakan sebagai sumber segala kebahagiaan.
Komentar
Posting Komentar