LIBERATION IN OUR HAND BAGIAN KARMA BY KO YUWEN


            Motivasi agunglah yang mesti kita capai setiap aktivitas pembelajaran dhamma harus dengan motivasi yang baik dalam espresso dhamma kemarin; dhamma definisi karma itu apa faktor mental niat itu apa faktor mental yang selalu hadir kesadarankita tidak bisa bergerak seperti teaching, sekarang pikiran teralhikan, memikirkan yang lain, & mendengar suatu yang lain timbul satu karma lagi setiap momennya. Batin kita tergerak terus dalam 1 momen, batin kita berpindah berubah satu karma karmanya masih netral karena belum ada bajik / non bajik kalau bajik kesadaran kita contoh: mudita ini faktor mental bajik tergantung usaha kita tadi apa itu karma inilah karma, inilah yang terjadi tergantung kita mewarnainya putih, hitam, abu-abu jejak karma ada 1 karma; terjadi jejak dibatin kita seorang memiliki kecenderungan diwaktu kecil pandai main piano itu jejak karma dikehidupan sebelumnya dia mahir main piano, Y.M Atisha umur 3 tahun sudah mahir baca bahasa pali, karena sudah ada jejak karma kita bisa bandingkan / bisa melihat reaksi kita itu pada kehidupan sebelumnya, bayangkan jejak karma dari waktu tanpa awal sampai sekarang kita lebih ke arah mana bajik / tidak bajiknya reaksinya; bagaimana itulah yang kita bawa sampai mencapai kebuddhaan banyak lagi kehidupan mendatang tanpa akhir, sampai mencapai kehidupan mendatang.
            Jejak ini ada 4 benteng karma harus direnungkan tidak bajik itu campur berlipat ganda dengan cepat, sama kayak membunuh nyamuk karma tidak bajiknya akan lebih besar lagi. Phabongka Rhinpoche 2 unsur pokok mengakui pelanggaran kita 4 kekuatan penawar purifikasi akan dibahasa pas nanti purifikasi agar tidak bisa berbuah berharap untuk tidak dapat, purifikasi karma buruk menyesal & berjanji agar tidak melakukan lagi, sekali karma bajik / buruk tidak akan lenyap begitu saja karma kebajikan, karma itu lebih cepat tumbuhnya jadi tanamlah karma baik, purifikasi karma buruk menghindari perbuatan tidak bajik hal terpenting keyakinan hukum karma & akibatnya. Merenungkan 2 jenis 10 perbuatan karma bajik / tidak bajik bagi orang yang belum memasuki jalan bagi mereka sudah masuk 10 karma bajik merupakan dasar berbagai para boddhisattva untuk mencapai kebuddhaan pembebasan samsara dasar motivasi pembebasan samsara bagi mereka, kebaikan unggul diri sendiri & putra putra para penakluk merenungkan untuk membangkitkan kepercayaan terhadap hukum karma sehingga akan menjadi lebih hati hati dalam bertindak; waspada kita hukum karma 10 jalan karma hitam seperti apa? Sifat umum sifat husus karma bajik / tidak bajik itu sebagai sifat dasar moral kita satu hari kita maunya mayoritas / kebanyakan apakah bajik terus? Beberapa orang percaya untuk belajar 10 perbuatan tidak bajik itu untuk hafal mudah hafal 10 & 4 prinsip umum.
            10 jalan karma hitam dikelompokan dalam 3 pintu ucapan, fisik, mental pancasila buddhist & dasa sila buddhist fisik : membunuh, mencuri, & seksual tidak pantas, lalu 4 ucapan : gosip, fitnah, omong kosong, memecahbelah, serta 3 mental pandangan salah, keserakahan, dan kebencian. Perbuatan yang tidak sesuai 1 tidak lengkap 4 kondisi: objek, korban meninggal, senang, tidak menyesali itu lengkap jalan karma membunuh makhluk hidup itu hadir, contoh bunuh diri karma membunuhnya tidak lengkap mengenal dengan tepat sebagai objek yang dimaksud, misalnya membunuh domba yang disembelih untuk dimakan identifikasi domba a tapi kita menyembelih kita bunuh domba yang b, membunuh iya tapi jalan karmanya tidak lengkap lain hal kita mau membunuh dombanya jadi lengkap misalnya, membunuh objek lain jalan karmanya tidak lengkap niatnya ingin membunuh muncul kilesha yang muncul 3 racun membunuh karena melekat dengan dagingnya sengaja melakukan pembunuhan.
            Persembahan ini salah juga karena lengkap itu membunuh tindakan pendahuluan juga bisa menggunakan ilmu hitam / menyuruh orang lain penyelesaian objeknya mati sebelum subjek itu lengkap, bunuh diri jalan karma tidak lengkap, mencuri mengambil barang yang tidak diberikan, identifikasinya banyak objek barang kilesha ada dari 3 racun tidak tahu, serakah, kebencian, mengambil untuk kepentingan diri / orang lain ini punya saja jadi milik saya, sekarang mencuri bukan hanya menjual barang dengan curang itu juga pencurian. Kita meminjam waktu yang lama kita belum kembaliin pemiliknya udah lupa udah lewat waktunya 6 bulan ya udahlah mungkin pemiliknya udah lupa, yang dikatakan mencuri yang lengkap memenuhi / melebihi nilai tertentu tapi Rp 50 pada masa sekarang tidak ada nilai yang melebihi sesuaikan kondisi sekarang mencuri uang 1000 itu lengkap mencuri Rp 50 juga tetap mencuri, tapi tidak lengkap kalau kita mencuri padangan seperti apa mencuri yang lengkap.
            Kenapa lengkap kalau tidak lengkap kenapa? Ada 1 provider ngambil Rp 1 dalam setiap nasabah masuk apakah tindakan itu mencuri lengkap / tidak? Jalan karma 1 ini apakah misalnya dijalan nemu uang mencuri apa tidak kalau diambil? Misalnya tetangga kita menanam buah mangga jatuh dihalaman kita mencuri apa tidak? Karma buruk pasti hasilnya buruk mencurinya tadi jadi besar / kecil itu yang membuat berat / tidak mau mencuri Rp 1 saja dari 1 orang lebih nah berarti itu lengkap karena lebih dari Rp 1 dari 1 orang saja itu tidak lengkap karena Rp 1 itu aja tapi kalau semua itu lengkap. Awalnya menjual harga yang tidak wajar itu mencuri lalu pesan ikan itu adalah yang udah mati / hidup? Terkait karma membunuh jejak karma membunuh sudah ada memiliki kilesha mau membunuh karma mental dalam pikiran, 1 tindakan hanya berfikir untuk membunuh karma mental itu ada kilesha.
            Dia belum lakukan jadi belum karma membunuh tapi membuat jalan karma, membunuh diri karma membunuh tiada rasa welas asih kepada diri kita juga, jadi karma buruk & tidak bajik walau tidak lengkap tidak punya kebajikan menghilangkan satu makhluk, tubuh manusia memiliki 18 permata. Jadi karma buruknya besar karena manusia memiliki potensi yang besar merasa tidak berguna, jejak karma itu pasti kilesha kita, kenapa seperti itu tidak dilakukan? Karena lahir dialam rendah itu hanya bunuh diri kalau kita pesan ikan kepada nelayan & ditangkap itu membunuh karena kita yang menyuruh, kita bisa bilang membuat karma membunuh secara umum lihat kepiting kalau kita memesan baru membunuh karena kepiting selalu dijual hidup ketika memesan kepiting itu kilesha / tidak kalau kita pesan ati tidak membunuh kalau hidup sudah jelas membunuh jadi lebih aman beli yang sudah mati.
            Kembali ke batin masing masing contoh kita dapat mengambil itu batin kita tergantung kondisi mencuri lengkap, seperti itu diakui miliknya itu lengkap batin kita motivasi kita apa, kalau harga dinaikan setinggi tingginya; apakah mencuri? Walau orang itu tidak punya pikiran buruk bagi korban tidak terganggu kembali ke motivasi kita lagi ingin mengambil lebih / tidak jadi mencuri / tidak apakah dapat berbuah dikehidupan sekarang / nanti. Kondisi dikehidupan mendatang / lebih jauh lagi kita tidak akan pernah tau lagi kekuatan karma yang kita lakukan jika sangat kuat / tidak karmanya berbuahnya akan datang, sekarang / lebih jauh lagi karma menjadi kuat sikap kita dengan keserakahan sangat kuat untuk mencuri dari objek sangat berat berbuah dikehidupan sekarang juga berbohong demi kebaikan, berbohong apa tidak? Itu bisa tetap tapi jalan karmanya tidak lengkap.
            Lain lagi mengambil barang b mencuri dari b balik ke a / sebaliknya mencuri barang b kembalikan ke a / sebaliknya susah untuk dijelaskan kembali ke orang itu masuk mencuri / membunuh tergantung komponennya apakah ada karma buruk / tidak? Berbuat itu ada kilesha / tidak? Kalau tiada kilesha itu bukan karma, banyak hal hal yang perlu kita lakukan. Ada konsekuensinya kalau kita tidak bisa melakukan ketidakbajikan yang kita tidak bisa menghindari lebih baik menyesal ketika melakukan itu apakah bajik / tidak bajik itu ada karma proses batin itu jadi membunuh, ketika itu tidak ada jadi karma buruk tidak selalu bisa membuktikan kalau karma buruk hindari / mengurangi kekuatan karma buruk itu lengkap / tidak satu objek bajik & tidak bajik juga kebajikan contohnya kita bisa dapat karma baiknya keadaan batin juga sama, jalan karma fisik ketiga melalui pintu yang dimaksud seperti ucapan, perbuatan, & mental tadi.
            Kita bawa kendaraan keluar melindas kecoa itu membunuh tapi tidak diakumulasi akibatnya sangat kecil makhluk itu mati membunuh / tidak tapi tidak diakumulasi, akumulasi seperti apa tidak diakumulasi bagaimana? Misalnya pesan ayam goreng saja banyak daging membunuh dalam jumlah banyak, contoh: seperti pesta pernikahan memesan daging ayam / sapi intinya adalah kita berusaha untuk hati hati membunuhnya lengkap / tidak lengkap, apakah restoran itu baru membunuh / sudah ada sebelumnya. Secara umum bisa baru disembelih pas memesannya dalam bertindak lebih baik berfikir lagi, jika tidak bisa hindari harus tidak lengkap / tidak lipat ganda dengan cepatakan dengan penyesalan kemungkinan besar buruk, kita liat konsekuensi tindakan kita seperti apa lebih teliti berhati hati lebih aman / tidak? Kita lakukan akibatnya ke kita lagi kondisi ini berfikir lebih detail.
            Kalau udah mencuri itu dikembalikan & menyesal karma itu tidak lengkap kalau memaksa ada kilesha juga jadi itu udah pasti mencuri gimana jika menemukan uang 100 juta dijalanan tiada yang klaim tiada yang bisa ditanyakan, apakah dia kehilangan 100 juta itu kondisi abu abu ini kalau tidak tau kita hinari saja tidak usah diambil. Apa yang muncul dibatin kita sebaiknya kita hindari jadi lengkap / tidak motivasi batin kita seperti apa? Jika kita ambil lebih parah lagi, motivasinya apa saya lakukan? Untuk apa dengan kebijaksanaan melakukan itu tidak murni batinnya pasti ada batin kilesha serakah muncul disana.
Kondisi itu kita lebih ke mana batin kita memaksa satu kepemilikan barang itu mencuri, anak merengek membeli barang tidak mencuri karena membeli & menerimanya dengan uang bukan mencuri kecuali si anak mengambil & tidak dikembalikan ya tindakan itu mencuri. Apakah saya mengambil lalu melakukan offering ke buddha ketika proses mengambil lalu offering ke buddha kalau momen serakah yang muncul tapi momen berikutnya itu momen lain lagi dalam konteks berdana murni / tidak berdana memiliki harta apa / gimana dapatnya soal kedua itu detail motivasinya, misalkan begini uang dari hasil dana dimana menyatakan bahwa dimana mereka berdana dengan pas murni, uang ke triratna lagi bisa baik tidak? Kita memberi hasil pencurian itu mencuri tapi kembali lagi ke motivasi kita apa mengambil itu kalau kilesha & mengambilnya karma mencuri itu pada saat kilesha.
            Kita ambil sudah mengambil barang yang tidak diberikan harus hati hati pada saat kondisi tidak jelas, seperti ini menurutnya mencuri motivasinya jelas mengambil apakah dasarnya ada 2 point. Jadi fatal / tidak mau ambil / tidak itu tindakan yang benar / salah kembali lagi ke batin kita dimana itu bukan karena apa saya / tidak salah kita harus tau konseskuensinya, saya membuat karma buruk harus purifikasi / tidak motivasi kita seperti apa, apa ada kilesha / tidak perlu dilihat detailnya gimana / seperti apa detailnya, karena itu sangat berbahaya konsep karma yang kileshanya baik / buruk ke kita lagi jadi akan lebih aman kita tidak ambil, mungkin akan dilanjutkan dipertemuan berikutnya.

Komentar

Postingan Populer