BERGEGASLAH BERBUAT KEBAJIKAN BY Y.M BHANTE CATTASENO
Semua ingin dihormati, karena tiada yang mau dicela itulah kunci harmoni kesempatan ini tentu kesempatan baik, kalau hari minggu tetap menabung karma baik senin s/d sabtu full aktivitas, hari minggu hari libur. Banyak orang yang olah raga saking ingin sehat peliharaan juga dibawa semua ingin sehat, peliharaan juga dibawa semua ingin sehat kalau olah raga, jasmani sehat pagi kita siap siap mengolah batin supaya batin & hati sehat kalau batin sehat kita bahagia, kalau jasmani saja kita tidak bahagia kalau batin & jiwa yang sehat hari ini hari minggu, kita bangkit karena manfaat berbuat baik yang sangat besar kehidupan kita sangat sangatlah singkat, usia kita semakin bertambah kekuatan kita semakin tua semakin lemah, tubuh kita menuju pelapukan kita punya mata sering lihat keluar tidak pernah lihat batin, kita sudah tidak terhitung lahir disamsara kita ingin bahagia tapi jadi manusia ketemu ajaran sangat sulit untuk didapatkan, walau sulit tapi kita sudah dapat kita lengkap & sempurna, setelah jasmani lengkap ini saatnya berjuang dengan sungguh sungguh jangan lalai setidaknya tidak jatuh ke alam rendah, kalau lalai kita bisa lahir dialam menyedihkan penderitaan tidak terbayangkan.
Kita berbagi jasa pada mereka yang menderita, coba bayangkan kita lahir disana kita menunggu disana jangankan dialam sana, dialam manusia jengkel menunggu kita bisa menunggu diluar dinding, dipintu itu menunggu. Jadi kondisi baik praktikan ajaran buddha sebagai jaminan, kalau lalai itu akan menderita maka bergegaslah berbuat kebajikan tidak selamanya dimasa muda & alam manusia pasti akan cepat lapuk, dunia ini bukan hanya gelar tenar dll walau penting, meski sebanyak kekayaan apapun tidak berguna kecuali dilimpahkan itu sangat baik kalau serakah mau gimana, ya manusia diliputi keserakahan padahal yang menemani kita karma baik & buruk yang bawa kita, bukan kedudukan / gelar tapi karma baik juga buruk yang bawa kita, kalau banyak karma baik itu bisa lahir dialam bahagia kalau tidak menderita untung saja buddha banyak perbuatan baiknya, banyak akhirnya bahagia.
Lalu Devadatta karena perbuatan tidak bajik, lalu lahir dialam rendah kita tidak tahu saldo kebaikan kita lakukan perbuatan baik, berbuat baik bisa dengan pikiran positif hal hal yang baik jangan dikurangi / ditambahkan kalimatnya, jangan ada kecuali kalau kecuali itu tidak universal jadi ada dana pengharapan yang baik, tanpa kecuali. Walau moralitas jelek kasih masker cemilan akan mengenang kita, jadi orang baik mungkin ada dijaga suka berdana berperilaku baik akan dihormati oleh para bijaksana, tanpa ada paksaan minta 5 sila usahakan dilatih sebisanya jaga & rawat moralitas itu, kalau lahir dikehidupan sekarang sudah akan dapat baik disurga, jika tidak sudah mampu jaga orang lain itu juga baik meditasi juga memberikan kebajikan sejauh manapun kita pergi, kita tetap kembali dalam batin bahagia itu tidak bisa dicari, karena milik kita sendiri tergantung perbuatan baik kita.
Meditasi jalankan sila dana, kalau ketiganya itu jauh lebih baik ada seekor gagak yang malang suatu ketika seekor burung gagak yang bodoh, melihat seekor gajah yang besar karena gagak itu bodoh, jadi dia pergi siang & malam. Menikmati kebahagiaan hidupnya tanpa disadari sampai lautan, sehingga sepanjang walau pergi ke sungai Gangga banyak warga makmur vihara yang indah, tidak ingin melihat sehingga seiring jalan waktu usia gagak makin tua bangkai gajah habis, sampai tengah laut luas tidak bisa menopang hidupnya gagak sehingga ia berusaha terbang, tapi tidak ada satu pulau sehingga ia terjatuh & dimangsa penghuni lautan yang ganas, makna kisah gagak yang malang sebagian manusia ibarat gagak yang malang, mereka terlahir sebagai manusia punya kecukupan siang & malam memuaskan indra usia kita semakin tua, bagai gagak yang malang sangat senang makan.
Tidak tertarik berbuat baik, tidak perduli Buddhasasana walau dipinggir sungai banyak desa yang indah tiada melirik, hingga jalan waktu kebajikan kita semakin dikit lalu gajah dagingnya habis, akhir hidup jauh tiada kebaikan. Karma baik tidak bisa sokong kehidupan bangkai gajah habis, jadi pada umumnya ketika manusia sudah tua semakin dekat ke usia meninggal mau berbuat baik, berusaha cari pulau tapi tiada satu pulau jadi manusia gelisah meninggal dalam bingung, jadi jatuh dialam lautan yang ganas tidak kuat terbang jadi jatuh itu perumpamaan hidup sebagai manusia, demikianlah kalau mau merenungkan hanya sementara manusia ini juga bumi bukan milik kita, ketika meninggal kita kasih orang lain kita hanya numpang hidup, latih tiada rasa sesal & bingung karena hal baik sudah ada jika tidak bekal itu bahaya baru manggil para pandita, karena kondisi sekarang tidak bisa akhirnya via whatsapp selesai baca paritta ibu saya jadi tenang, setelah baca paritta sadhu sadhu sadhu sudah mninggal lakukan hal baik selama masih sehat.
Komentar
Posting Komentar