PRAKTIK TANPA KEKEJAMAN BY Y.M BHANTE KUSALASARANO
Pada malam hari ini kita berbuat kebajikan, terutama berbagi dhamma diwaktu yang tepat perbuatan jahat, banyak orang masih memiliki kesenangan dalam berbuat jahat. Ini sebagai bakat kebiasaan hal ini tidak usah dilatih, karena sudah biasa maka dalam dhamma karena sudah terbiasa berbuat jahat, maka selalu lahir berulang ulang ini jadi sangat baik selama kita dilahirkan, mau tidak mau suka tidak suka itu harus kita hadapi dalam kandungan itu sangat bahaya, tapi untungnya ibu kita baik & hingga tumbuh besar dalam kandungan menderita ibu kita juga menderita, kita ungkapkan dalam tangisan inilah penderitaan yang kita alami umumnya seorang bayi emang harus menangis, kalau tidak menangis itu organ tubuh kita tidak bekerja kalau setelah lahir, kita merasa dingin tapi saat buang air besar / kecil itu tidak terima kondisi itu hanya bentuk tangisan saja, memberitahu ini kondisi tidak nyaman ini adalah penderitaan ini juga perbuatan jahat, bayi itu juga sudah buat niat / karma bagi sebagian besar orang mereka tidak memiliki bakat berbuat baik, maka orang tua kita mengajarkan berbuat baik kita sudah beranjak dewasa, haru tahu mana baik & tidak baik.
Itu kita harus hilangkan perbuatan jahat kita, bisa lakukan kebajikan walau sudah dewasa juga tetap muncul ketidakwaspadaan, bisa buat jahat wajar harus kita latih. Kalau sudah berbuat jahat jangan buat lagi dimasa depan, sudah berbuat jahat jangan diulangi & jangan bersuka cita karena perbuatan jahat, dapat membawa derita apabila seseorang berbuat baik harus lakukan lagi hal hal bajik untuk menghilangkan hal hal buruk, bangkitkan motivasi bajik buat kebiasaan yang bermanfaat praktik tanpa kekejaman, ada disutta tentang penghapusan ada 44 jenis kotoran batin yang pertama kekejaman melatih diri untuk hindari kebiasaan buruk, kekejaman ada 5 syarat untuk tidak kejam juga menjadi tidak kejam, bagaimana kita bisa taklukan kejam maka ada tiada kekejaman, tentunya tidak ada makhluk yang mau disakiti karena semut begitu kecil terus kita tidak sengaja menyentuh, lalu digigit maka itu semua makhluk tidak ingin disakiti.
Di India sendiri begitu ekstrim melatih tanpa kekejaman, ini air dingin tanaman hijau tanah itu dianggap sebagai makhluk, pertapa Jhaina itu sebelum lewat mereka menyapu dulu untuk tidak injak, tentu itu berbeda betapa ekstrim itu. Pernah dijalankan 6 tahun memuaskan diri terhadap duniawi itu juga tidak bisa, harus lakukan perlakuan cara yang sama mengembangkan pikiran baik, ada seorang bhante bertanya ke Buddha hanya sebuah pikiran yang baik saja itu sangat bermanfaat, apalagi dalam hal ucapan / tindakan karena memang ajaran Buddha melatih pikiran kita, kalau pikiran buruk ucapan & tindakan buruk sebaliknya pikiran baik ucapan & tindakan baik, ada Matakundali sedang sakit itu bahaya hampir mau meninggal setelah Buddha pindapata & makan beliau melihat siapa yang ingin ditolong, lalu ke Matakundali itu muncul Buddha Sakyamuni, beliau akhirnya lahir dialam dewa Tavatimsa banyak orang yang merenungkan ajaran, kalau sebelum bertemu Sang Buddha belum tahu setelah bertemu Sang Buddha melakukan penghormatan yang sangat baik, ada jalan / tempat yang rusak dilain pihak ada jalan baik, maka untuk hindari jalan rusak itu menghindari jalan yang kejam jadi masuk jalan baik.
Meningkatkan kualitas spiritual yang baik masuk ke alam surga, jika sebaliknya akan jatuh ke alam rendah, maka setiap berbuat baik praktik tanpa kekejaman. Tanpa serakah tanpa kebencian tanpa ketidaktahuan, banyak ada botol kaca jatuh ke air & minyak botol kaca jatuh ke air pecah, minyaknya itu malah naik jadi perbuatan bajik bisa naik ke alam bahagia praktik tanpa kekejaman / kita tidak menyakiti makhluk hidup, bisa lahir dialam brahma dewa juga jika di manusia memiliki kekayaan batin & jasmani, kalau tiada kejam itu bisa lahir di manusia tapi jika kejam bisa ke alam manusia, tapi tidak pas tidak kaya / pendek umur seseorang yang tenggelam dirawa / dilumpur, itu bisa diselamatkan oleh orang yang tidak tenggelam dirawa / dilumpur seseorang bisa berbuat baik, maka harus baik dulu baru kita bisa bantu mereka orang suka kecewa tidak perduli orang lain, ia sendiri berbuat begitu akan benci maka kita bisa nasehati untuk berbuat baik, rawa / lumpur, kesenangan kesenangan indrawi itulah yang buat kita lahir terulang ulang & belum bebas.
Demikian atas sharing ini, lalu akan berlanjut ke tanya jawab malam ini topik tanpa kekejaman, kita memiliki bakat yang tidak baik ini harus latihan seperti melihat barang bagus & menarik, kita butuh barang itu seringkali kita tanpa pikir panjang. Ambil barang itu kita tidak memikirkan ke depan, kita tidak pikirkan hal apa yang untuk orang lain karena sudah berbuat jahat, tiada perduli kesedihan orang lain hal ini tiada manfaat & memunculkan penderitaan walau itu untuk buat dirinya sendiri bahagia tapi orang lain tidak, perbuatan kita ada 3 pintu pikiran ucapan & tindakan kita, terutama pikiran yang bisa membuat kita berbuat jahat bagai atap rumah bocor itu tembus ke rumah kita, ada kotoran batin jasmani ucapan kita itu bisa dihalau dengan praktik sila, mengapa penting praktik sila harus tahu Hiri & Ottapa itu sebagai pelindung dunia hiri & ottap seperti besi, yang kiri dilumuri kotoran itu karena malu berbuat jahat kita juga tidak mau pegang besi yang panas itu menderita & kita tidak bijaksana, kita tidak mau memegang besi panas itu tangan kita melepuh, hiri & ottapa malu berbuat jahat & takut akan akibatnya kotoran batin tindakan juga ucapan, kotoran batin pikiran agresif ini bisa meditasi ketenangan batin seperti jhana, memang tidak bisa melenyapkan secara total itu muncul lagi setidaknya bisa membantu menghalau pikiran buruk, itu bisa lihat keluar masuk nafas karena hanya endapan kotoran batin.
Sementara kalau melihat orang yang kita benci ke vihara juga, kita ke vihara kita kembali jadi ada pikiran tidak baik, itu sangat halus sekali kotoran batin itu bisa hilangkan dengan meditasi vipassana, kita kembangkan perhatian. Setiap saat maka pikiran buruk tidak akan mudah terbuka, kalau kita buat catatan ini tidak muncul benci & sakit hati karena kotoran batin ini masih dimiliki sottapanna, juga seorang sottapanna tidak akan jatuh ke alam rendah walau ada pikiran buruk, sakadagami juga itu tidak jatuh ke alam rendah anagami & arahat sudah tidak mudah hilang, memang seseorang yang hidup dilaut tidak mungkin jadi petani kalau pantai & laut mau tidak mau cari ikan, ini memang sulit dihindari ini salah satu mata pencaharian tidak dianjurkan karena menghilangkan nyawa, karena manusia punya akal maka harus punya inovasi maka harus ada akal usaha yang layak, kalau demikian kita tingkatkan kualitas sila lain maka itu lebih banyak lagi dari membunuh, maka hidup kita jauh lebih mudah maka sesuai kita tidak jadi petani / nelayan, bisa melakukan usaha lain ini sangat penting kita ketahui buddha mengatkaan seseorang bhikkhu tidak boleh makan daging, perlu dipahami seseorang umat awam / bhikkhu kita tidak mengetahui, tidak mendengar tidak mencurigai itu aman bisa makan daging itu kalau seseorang tidak ingin makan daging, makan vegetarian juga merawat sayur mengorbankan makhluk hidup itu tergantung niat kita.
Tidak curiga / tidak dengar / tidak mengetahui itu aman, mencurigai awal hidup itu lebih baik tidak kita beli, memang terkadang muncul dilema melakukan salah tidak melakukan juga salah dalam kehidupan sehari hari, tidak bisa kita hindari untuk memilih. Itu harus dipertimbangkan dengan baik, apalagi mata pencaharian juga tentu kita harus bisa bijaksana menanggapi hal tersebut, dalam hal ini kita harus arahkan niat kita itu jadi hal niat kita yang terpenting, biaya yang dibutuhkan itu sangat sulit kita hindari kalau kita memang punya pandangan jauh ke depan, kita tidak ingin keliru beri pengertian bahwa memang usaha tersebut tidak semestinya dilakukan, karena membunuh / menyakiti makhluk hidup maka kita harus ada niat tiada tujuan sakiti makhluk hidup, itu terserah dari bossnya yang penting kita masih jauh jadi harus bijaksana, maka paling penting niat kita itu tergantung atasan kita yang penting harus bisa kita lihat, apa itu membunuh makhluk hidup harus kita lebih bijaksana lagi saya melakukan itu hanya itu saja, ntah dia melakukan untuk apa agar tiada melanggar niat kita tidak diarahakan ke sana.
Bhante Devadatta banyak kelahiran sebelumnya itu selalu jadi musuh, tidak bersikap baik lalu pada saat lahir diakhir Pangeran Siddharta, tidak menyukai beliau lalu membuat luka memecah belah sangha, itu berat sekali bumi tidak menopang bhante Devadata. Lalu lahir dialam neraka & memang kalau menurut cerita, bhante Devadatta baik dalam hal samadhi punya banyak kekuatan juga capai jhana, hingga punya kekuatan besar kemungkinan jadi seorang arahat bahkan kelahiran mendatang bisa mencapai Pacceka Buddha, setelah hasilnya selesai yang pada saat itu, jadi bisa mencapai arahat nantinya kalau mampu memelihara tidak masalah asal tidak membuat ia mati, tapi kalau sudah merawat itu punya tanggung jawab atas putusan yang kita ambil, kalau membeli saja tanpa merawat ini akibatkan karma buruk sendiri maka buat makhluk lain menderita, itu hanya bentuk kesenangan saja fangshen masih relevan untuk dilakukan kita fangshen harus bijaksana, beli hari itu lepas juga dihari itu kita juga harus bijaksana melakukan tempat yang sesuai, jangan lepas burung disawah kita membuat hal baik untuk tidak buat derita orang lain, perbuatan baik tidak merugikan kedua belah pihak / kita / orang lain itu bisa dikatakan berbuat baik, itu juga lihat manfaatnya ini masih sesuai dilakukan.
Fangshen selain mau kita, juga harus mampu melakukan berbuat baik itu bakat berbuat jahat, hal inilah kita lahir berulang ulang. Karena tidak terhitung berapa kali kelahiran air mata yang kita keluarkan bersedih / menangis, berkumpul dengan yang dibenci juga berpisah dengan yang kita kasihi, maka 4 samudra pun lebih ini kita tidak tahu sudah berapa kali lahir karena itu sudah ada bakat berbuat jahat, ada dalam sebuah buku bhante melihat ada cerita beliau mengatakan itu bisa memenuhi laut di Thailand mayat, itu karena kita ditutupi oleh kilesha untuk hindari perbuatan jahat, maka lakukan hal hal yang baik & tahu mana yang baik mana yang jahat maka kita lakukan kebajikan, juga sudah ada dalam syair hentikan perbuatan jahat perbanyak kebajikan, sucikan hati & pikiran kembangkan pikiran baik tiada kekejaman menghindari jalan rusak yang kita lewati, jalan bagus untuk menghindari kekejaman jadi banyak buat hal baik tiada masalah untuk mengharapkan surga, karena jika buat hal buruk itu akan lahir dialam rendah.
Sama seperti botol penuh minyak pecah, kalau minyak itu naik kita bisa masuk ke alam bahagia, padamkan kotoran batin kita bisa terhindar dari kekejaman. Kita bisa ditolong & dibantu oleh mereka yang tidak jatuh, sangat sulit jika masalah yang sama sangat sulit jika masalah yang sama, ini yang harus kita pahami praktik meditasi setiap saat ini bisa praktik meditasi ketika bebrica penuh dengan waspada, sehingga tidak kita ucapkan hal tidak baik maka pikiran juga terjaga, benci terhadap lawan bicara kalau dengan perhatian & waspada bisa aman kita harus sadari dengan waspada, meditasi bisa kapan saja dalam setiap saatpun bisa aman kalau meditasi, inilah yang sebenarnya ajaran buddha yang berbeda dengan ajaran lain melakukan jasa kebajikan juga dana serta sila.
Meditasi dana & sila ini disemua keyakinan ada, tapi yang membedakan ajaran buddha dengan yang lain meditasi, melihat lebih jauh ada perbedaan. Berdana dengan sila & tanpa sila kalau dengan sila lebih baik, kalau tanpa sila bijaksananya kurang dana juga tidak selalu baik jika dana racun & senjata, bukan termasuk berdana maka perlu dengan bijaksana sila / lima dasar moral, sebelum muncul buddha ini sudah dipraktikan sebelum sebelumnya tapi belum tujuan tertinggi sila sebagai aturan aturan, sama halnya dengan aturan lalu lintas supaya damai & bahagia kalau ada aturan sangat sengsara, apalagi pada saat covid itu juga keluar susah menggunakan masker, karena berpikir saya tidak bebas tapi jika kita mau merenungkan itu supaya bebas dari virus covid, juga kita banyak perbuat kebajikan praktik sila juga kita buat terbebas dari kebiasaan kebiasaan, hal yang tidak baik jaga sila tidak membunuh tidak mencuri tidak selingkuh, membebaskan berbicara tidak baik juga aman tiada hilang sadarnya.
Sama di masa Sang Buddha, ada bhante Yassa dulu ia sangat kaya karena tertarik ajaran buddha untuk berdana, akibat berdana bisa buat ia lahir dialam bahagia. Kalau disurga masih ada penderitaan, kalau sudah meninggal bisa masuk laam tinggi & alam renda maka lebih baik dialam manusia, hingga padamnya dukkha hingga jadi tercerahkan kemudian dengan praktik sila seorang bhante, ada perumah tangga kaya raya ketika jadi bhante istrinya dihasut oleh saudara sendiri karena suatu saat bisa berubah pikiran, akhirnya ia dihasut sewa 500 penjahat ketemu bhante Tissa, karena sudah tahu ingin dieksekusi ia meminta untuk melatih meditasi begitu percaya dengan bhante Tissa, itu dijadikan jaminan satu hari semalam untuk berlatih itu jadi gangguan, tapi untuk atasi rasa sakit merenungkan kemurnian sila tiada sila yangg dilangkahi itu murni, jadi tiada rasa sakit ini juga yang buat saling mendukung seperti tadi kita mencurigai makhluk itu dibunuh untuk kita tidak pas.
Kalau request kalau sampai melakukan pembunuhan, itu juga melakukan pelanggaran juga dengna senang hati, tiada perduli hal itu ia bisa membantu. Bahwa sudah mendengar binatang itu dibunuh, jadi penting untuk dihindari agar makhlu itu tidak dibunuh karena kita diminta untuk membunuh / memotong, itu juga karma yang buruk juga jadi intinya harus berbuat hal hal yang baik, untuk mencegah juga jatuh ke alam rendah sudah pasti ada pengurangan memang kondisi sekarang sangat sulit, seperti beberapa hari lalu ia melakukan pemberkahan yang bisa dikatakan, ia curhat karena didesak mengurangi karyawan ia tidak tega lalu bagaimana baiknya itu, walaupun ada yang dikurangi misalnya dari 30 karyawan biar tidak rugikan pihak lain dalam 1 bulan, karyawan 15 hari bekerja mereka secara bergantian jika ditugaskan memilih untuk tidak dipekerjakan lagi, selamanya ini sulit juga ini tidak suka saya pilih saja itu termasuk karma buruk juga, lalu ada yang nanya siapa yang dipilih belum dipilih itu berbohong dari 30 karyawan 15 kerja dalam 15 hari pertama, lalu yang lain 15 hari berikutnya karena setiap karyawan punya hal hal kemampuan, kita harus pikirkan kalau kita buat hal hal yang pasti ada masalah karena manusia itu memiliki pikiran yang luhur, sehingga buat mencari pekerjaan yang menguntungkan, agar tidak jadi korban semoga ajaran ini bisa membuat semua makhluk bahagia.
Komentar
Posting Komentar