SIAPAKAH PEWARIS DHAMMA SESUNGGUHNYA BY BHANTE CHITTAGUTTO
Masa covid semua dibatasi pakai masker, berkerumun juga dibatasi meski demikian masih bisa rutinitas, bahkan kadang hujan kita masih butuh waktu untuk belajar ajaran kita berharap praktik, uraian dhamma ini siapa yang melindungi tidak bisa sembarang menerima warisan, tapi dalam sehari hari tidak bisa. Tanpa perlu dicermati dengan baik intinya ada dalam Majjhima Nikaya, juga Sigalovada Sutta pewaris dalam dhamma juga ada di bhikkhu para bhikkhu berbicara dihadapan para bhikkhu, jadilah pewaris dhamma ingat tidak waktu itu Rahula datang kepada buddha, yang diwariskan ajaran oleh Sang Buddha bukan materi memang pas selesai makan ada 2 orang bhikkhu lapar, dalam kisah ini misalnya sudah memberikan gambaran saat baru selesai makan, tidak habis makanan sisa ini boleh dimakan / tiada yang hidup di air, 2 bhikkhu memiliki pandangan berbeda bhikkhu pertama tidak mau makan jadilah pewarisku dalam dhamma, makanan itu materi tapi bhikkhu kedua makan sudah buat makan, cara pandang berbeda sikap bhikkhu pertama benar tapi bhikkhu kedua lupa / tidak tahu tapi bhikkhu pertama tahu tergantung makan sehari hari.
Kalau kolestrol makan makanan, ingat tidak ada perenungan mempertahankan hidup bukan untuk cantik / ganteng, bertahan hidup yang perlu. Tapi bhikkhu kedua beda pandangan itu tiada masalah, lalu bagaimana kalau dari perumah tangga bisa pewaris dalam dhamma ada sedikit perbedaan, umat perumah tangga sibuk dalam sehari hari praktiknya berbeda bagaimana melatih dhamma untuk perumah tangga, ada dalam sutta Sigalovada murid dengan guru / orang tua dengan anak, jadi tatakrama sehari hari Sigalovada sutta praktik juga dalam keseharian, membagi warisan pada saat yang sesuai orang tua belum dibagi terlalu jauh, lewat anak anak punya keluarga masih belum juga itu keliru sebelum nikah mau nikah harus dibagi dalam materi, belum juga bahaya harus tepat waktu kalau sesuai itu sudah sesuai dengan ajaran, itu sesuai dengan ajaran anak pasti berfikir kewajiban sebagai anak.
Pada orang tua bakti pada orang tua, hingga saat menerima warisan anak anaknya orang tua mikir mikir, kalau tidak baik jika mau menerima warisan belajar ajaran yang cukup itu jadi masalah juga, jika orang tuanya tidak mengajarkan. Kalau nurut materi bimbingan arahan pantes jadi penerima warisan, jadi bisa berkembang pikiran yang baik & bijaksana sesuai mewarisi ajaran sangat bisa, mendapat bimbingan anak dapat warisan ajaran ada sisi materi diturunkan luar biasa mewah, tapi tanpa ajaran anak sekolah dikirim biaya bimbingan itu lebih penting itu nanti akan mengikuti, ingat dengan pesan orang tua itu akan dapat manfaat ingat warisan ajaran dari orang tua, pesan ajaran banyak kelola warisan bermanfaat untuk perbuatan baik karena ada peroleh warisan, ajaran ini tidak kekal tapi terus memelihara tetap juga walau tidak kekal, itu sangat berguna.
Berpengaruh untuk penerima, kalau tiada materi pasti punya cara tapi jika non dhamma juga materi tidak ada gawat, jadi kalau non dhamma itu bisa berguna kalau dapat dua duanya pasti jadi hal hal yang baik, tapi tidak mudah bukan. Tidak bisa lihat melalui youtube masa normal juga susah, tapi apalagi sekarang bahaya kalau serius belajar ajaran ada celahnya senang kalau gelap / tidak ngerti sama sekali, susah meski ada sedikit tidak masalah kita bisa bertanya maka ada celah terang, sehingga apa yang kita dengar & baca sebagai apapun diri kita tidak akan aneh aneh, pasti hati hati & waspada semua serba online kalau tiada paham itu jadi kejebak sendiri, itu yang penting buat kita semua kita tahu ada pewaris & warisan kita ada cara pandang keliru, harus kita akui kalau keliru bahaya harta benda banyak aman itu salah, ada simpan harta karun bisa hilang / rusak materi sudah ada jaminan hidup belum aman berebut harta karun perang, jadi tiada celah terang kalau ada cerah terang tunggu dulu hormati dulu, ada celah terang sedikit cari orang yang lebih mengerti tidak akan sembarang orang dipilih, bisa diselesaikan dengan begitu ada ajaran sedikit aja terbantu ada celah dikit itu penting, kalau duniawi saja bahaya itu sudah ada ajaran non materi ada pewaris materi kelola dengan baik & bijaksana, bagaimana supaya bermanfaat bukan melekat saja kalau melekat bahaya.
Gimana jadi sumber yang tepat, bangun sesuatu yang bermanfaat & berguna bisa membawa keuntungan, kalau ada celah itu sangat baik. Gimana supaya tidak bertengkar memberikan bimbingan yang baik, sehingga warisan saja kalau tiada warisan non materi bahaya sehingga mana yang benar, pewarisnya dapat warisan dhamma tidak kalau pewaris rusak tidak bisa, apalagi yang tiada keluarga bikin surat wasiat ada celah ajarannya tidak sedikit celahnya sampai mati, tidak peduli jadi kutu / penunggu anjing depan rumah itu bahaya kalau melekat, kalau ada terang sedikit saja itu bisa lebih baik kedepannya oleh karena itu boleh bisnis, tapi tetap belajar ajaran pewaris yang penting bukan berarti titik tapi pewaris memiliki hal dhamma juga warisan materi, tapi kalau warisan ajaran ada sangat baik celah itu ada bisa dapat manfaat, memperoleh manfaat yang besar bisa jadi baik dimasa masa hal yang baik dimasa depan untuk semua, hal hal yang baik juga bisa membawa ajaran ajaran yang baik untuk semua makhluk selalu berbahagia, sadhu sadhu sadhu selamat tahun baru imlek 2572 semoga semua damai sentosa & selalu berkelimpahan rezeki sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar