KESEDIHAN MUNCUL DARI ORANG YANG DISAYANGI BY BHANTE DHIRACITTO
Pada pagi hari ini, kita telah bersama sama mengumpulkan kebajikan dengan puja bakti, ada 2 pilihan hidup tanpa rumah / hidup dengan rumah. Kalau hidup kebhikkhuan tidak ingin lagi tiada duka cita, begitu juga perumah tangga pasti ingin dicapai ingin berumah tangga juga ingin bahagia, tapi kita melekat dengan orang yang dicintai kesedihan ratap tangis muncul & timbul dari yang dicintai, ada mara bertemu Buddha orang bersedih karena memiliki putra, memang itulah dukkha dari orang yang disayangi muncul rasa takut cinta adalah sumber kesedihan, juga rasa takut karena ditinggal putranya itu tidak makan & minum lalu bertanya, putra tunggalku dimana engkau lalu bertemu Sang Buddha indramu tidak sewajarnya, saya tidak makan & minum saya lalai begitulah perumah tangga dukacita timbul dari mereka yang disayangi, siapa yang muncul sedih & ratap tangis yang disayangi dengan rasa jengkel, lalu ada bertemu kepada penjudi demikianlah perumahtangga itu muncul dengan yang dikasihi & disayangi, lalu raja Pasenadhi bertemu ke ratu Malika kesedihan ratap tangis duka cita, itulah yang dikatakan oleh Buddha tapi raja Pasenadhi tidak sependapat apapun ratu Malika setuju, lalu pergi ketemu brahmana sambil mengatakan temui Sang Buddha tanyakan apa benar kata kata sedih & ratap tangis, apa itu benar lalu brahmana itu pergi ketemu Sang Buddha, apa benar kata kata itu dikatakan Sang Buddha.
Benar di Savathi, karena ditinggal ibunya apakah kamu melihat ibu saya itulah brahmana, kesedihan muncul dari yang disayangi karena ditinggal meninggal oleh keluarganya, ia menjadi tidak waras. Apa kamu melihat suami saya ada juga pria yang ditinggal meninggal oleh keluarga, kesedihan ratap tangis duka cita itu timbul dari hal yang dicintai & disayangi, ada kerabat keluarga yang tidak disukai kita akan bersama sama dikehidupan mendatang, kesedihan ratap tangis muncul dari mereka yang ingin dicintai & dikasihi, lalu ketemu ratu Malika & menceritakannya lalu pergi ketemu raja Pasenadhi apakah kamu sangat sayang dengan putri Vajiri, apakah ratap tangis duka cita itu pasti akan muncul, demikianlah dari mereka yang disayangi muncul rasa sedih ratap tangis juga duka cita ada raja Munda ditinggal ratu, tidak makan tidak minum tidak bekerja itu kesedihan yang amat sangat, ada juga bhikkhuni yang ditinggal anak angkatnya selama 3 tahun menderita kelaparan & kehausan, ada ratap tangis dukkha sedih muncul dari orang orang yang dicintai itu sulit, tapi akan lebih timbul penderitaan kita butuh pedoman karena kita dekat dengan orang tua / anak, pasangan hidup sahabat & kerabat kita kalau ditinggal sudah siapkah batin.
Kalau tidak mampu, jadi ratap tangis sedih keputus asaan malah jadi gila maka hal yang paling penting, apa yang perlu dikembangkan kita menjadi siap tidak jadi gila kokohkan keyainan kepada Buddha, layak diperkuat bahkan Sang Buddha sudah sempurna dalam perilaku bijaksana, kebebasan maka artinya buddha palingsempurna. Ada sembilan sempurna dalam perilaku, bijaksana kebebasan maka artinya buddha paling sempurna ada sembilan sempurna dalam hal yang dibacakan dalam renungan buddhanusatti, ada sembilan kualitas buddha minimal sembilan itu, keyakinan kita jadi kokoh buddha maha suci tiada iri hati dendam kebodohan batin, diibaratkan kain putih tanpa noda bahkan Sang Buddhapun dapat hal lengkap sempurna, hingga menyiksa selama 6 tahun suatu ketika misalnya saya tidak nafas dari mulut / hidung, lalu muncul dari telinga lalu berfikir lagi angin itu bisa muncul dari kepala ibarat ditusuk pedang, karena tidak nafas melalui hidung telinga / mulut bahkan lebih keras lagi, bagaimana seandainya tidak muncul dari yang tadi angin muncul dari perut itulah yang diiris pisau, bisa dari badan panas muncul dari seluruh nafas dibadan bagaimana saya tidak makan, tapi para dewa menemui kalau pertapa tidak makan saya memberi makanan melalui pori pori, tidak perlu itu kualitas batin Boddhisattva ingin kejujuran tapi kita berbohong, agar ada rasa senang Boddhisattva & manusia berbeda lalu badannya kurus bisa tembus bahkan tulang punggung.
Seperti anta bahkan ada dalam patungnya, dibeberapa vihara beragam kondisi yang begitu mendalami ini, sangat sulit sekali kalau ada yang seperti ini. Tidak lebih dari pada itu bisa mencapai tiada banding, duduk meditasi 1 jam dirasa tidak mampu meditasi dibawah pohon bodhi, lalu mencapai sammasambuddha minimal ada 3 hal sempurna minimal tahu kelahiran yang lampau, kalau baca kitab suci jataka kita tahu sekali itu yang diketahui mampu mengetahui sesuatu yang keluarga kaya raya, ada juga yang lahir menjadi tulang punggung keluarga, karena ekonomi itu diketahui Sang Buddha karena ada memiliki karma sendiri aku adalah pemilik perbuatan sendiri, itu artinya kebajikan diri sendri itu akan mewarisinya kalau bajik bahagia, kalau buruk derita itu bukan untuk ditakut takuti tapi itu nyata adanya, itu kalau dilakukan itu bisa benar benar masuk penjara kalau itu juga sama dengan buddha, itu lahir semua dialam bawah ibarat sudah buta sejak kecil tidak percaya matahari itu tiada, karena tidak pernah melihat sama hal dengan orang buta tapi buddha sudah mengetahui karma kita lahir dikeluarga A / B, itu karma yang menentukan kita lahir karena karma sendiri, sudah mewarisilah ini itu juga kerabat kita sendiri.
Ketika sudah dapat itu semua, kita juga melindungi diri sendiri karma kita kadang kala berjalan bisa meninggal, Sang Buddha mengetahui semua tiada duka cita itu maka pengetahuan sempurna, tapi masih banyak lagi tingkah laku. Welas asih sempurna selama hidupnya itu penuh hal bajik, seandainya tidakpun tiada masalah tapi karena kasih sayang demi semua makhluk, bahkan sudah mencapai akhir maka kita harus mendorong kebajikan yang lebih baik, ada pembabaran dhammapun itu kita juga harus lebih baik lagi artinya sudah tahu itu semua, maka ada alasannya tiada putus asa maka layak pergi berlindung pada buddha karena bahaya duka cita, 4 alam bawah kematian kita mencapai itu semua maka harus praktikan agar bebas dari kesedihan, terpisah dari orang yang disayangi & dicintai apapun yang tunduk pada usia tua, akan usia tua sakit akan sakit mati akan mati hilang akan hilang ketika usia tua tidak akan jadi sedih, maka pasangan hidup kita tua itu semua makhluk ada penuaan akan tua, bukan cari pasangan lain hancur akan hancur hp jatuh hancur akan jadi hancur, milik kita sayangi sedih tapi tidak mendalam segala sesuatu yang hancur akan hancur meninggal pun sudah pasti akan meninggal, kita bisa atasi tanpa sampai gila sering merenungkan bukan keluarga saya, tapi semua makhluk yang tunduk akan kematian akan mati, bahkan Sang Buddhapun meninggal itu maka pentingnya apa yang kita lakukan ketika melihat usia tua, meninggal tergerak hatinya saya akan alami hal yang sama apa yang senang senang itu mencari obat agar bisa atasi kematian.
Ketika orang mengalami kematian itu muncul dalam diri saya, itu banyak lakukan hal hal baik, kalau sudah tua sakit jalan tiada bisa praktik. Sulit kalau sudah meninggal artinya akan melanjutkan, maka berjuang melakukan kebajikan ketika raja Munda tidak makan tidak minum tidak kerja, menunggui jenazah sadar mendapat manfaat dari Y.M Narada bahwa brahmana pertapa dewa itu, apa yang tunduk pada tua tidak akan tua itu tidak mungkin meninggal rusak hancur, usia tua itu pasti semua akan dapat sakitpun akan sakit smeua hal lima direnungkan, kehilangan orang yang dicintai minimal bisa diatasi tiada putus asa tiada gila, selama dhamma ini bisa kita temukan berjuang menembus maka praktik ajaran bebaskan segala dukkha, bahkan Sang Buddha sudah lepas derita sakit usia tua maka akan terbebas itu semua hilang, juga kekotoran batin maka bisa hilang & terbebas dari kotoran batin maka itu ketemu ajaran, kita harus selesaikan masa sekarang karena bisa bebas hanya dengan yakin pada buddha, bisa capai nibbana kecuali surga itu bisa praktik sila moralitas baik itu bisa semua makhluk bisa surga, kalau lenyap derita itu hanya Sang Buddha semoga semua makhluk berbahagia bebas dari kebencian sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar