MENAMBAH KEYAKINAN TERHADAP BUDDHA DHAMMA BY ANGGOTA SANGHA
Ada seorang umat 16 tahun vegetarian, ketika bulan empat tidak vegetarian puja sebelumnya khusuk, sekarang percuma aja selama itu tiada melupakan juga. Tidak vegetarian juga makan daging terus anaknya melihat, kok papanya berubah drastis kok aneh tiada keyakinan lagi, tidak mau ke vihara dirumah tetap puja tadinya ceria pengetahuan dhamma luar biasa seorang praktisi vegetarian, selalu bahagia tiba tiba berubah bingung mau ngerjain apa sebenarnya ada yang salah, dimana selama 16 tahun bukan spiritual kita baca mantra itu spiritual untuk batin, tapi dia ritual itu sia sia ketika ketemu orang yang tidak baik akhirnya ia jadi tidak jelas, ia mapan secara ritual / keuangan ternyata dizaman covid akhirnya berubah ini nyata lalu, apa sebenarnya kita buddhist batin kita sampai mana apa ini spiritual / ritual.
Atau lebih ke spiritual kita, pernah tidak titik jenuh batin saya hampa baca paritta sia sia, buat apa ke vihara benar tidak ya. Pernah tidak seperti itu kita benar tidak spiritual lalu berubah komunitas membantu kita, untuk berlatih bersama memberikan warna bisa lebih baik dari hampa, jadi paham komunitas penting kalau sendirian bosen puja berupa mantra kok bete ada merasa benar / tidak, jadi rutinitas tiada makna ada manfaat tidak diri sendiri ada manfaat ketika mulai galau dengan ada komunitas, bareng bareng ingatkan kita lagi komunitas adalah sebuah koloni yang membantu, sharing seperti ini cukup menarik zaman virtual harus lebih hati hati terhadap tulisan.
Bisa diedit teman teman generasi muda, bagaimana kata kata yang baik dimedsos tiada bawa problem, perlu pengetahuan ajaran bukan takut dengan media / takut disalahkan belakangan ini sangat mudah, bahasa kita berubah. Jadi bahasa yang lebih baik lagi kok buddhist tidak bijak, seperti ini apa yang terjadi sisi penuntut mau memberitahu yang lebih baik satu organisasi bicara komunikasi lebih santun, karena ada ego jadi arogansi yang ditunjukkan, kita negara hukum 1 pengalaman untuk generasi muda logika harus dilandasi dengan pengetahuan seolah olah benar, itu belum tentu benar generasi muda harus hati hati berhati hati dalam dunia sosial, harus belajar dari sejarah ketemu orang tua lebih hormat kalau lebih mudah hargai, berbuat buruk lebih dulu agar tidak sombong bisa terselamatkan juga dalam dhamma, pada kisah kisah di zaman Sang Buddha dhamma masih relevan tidak.
Ada seorang suami / istri, berbisnis kalau bisnis tiada mandang saudara / sahabat memiliki sebuah usaha buat gorden dijual ke mana mana, produksi gorden saudara hutang sama dia, karena udah lama tidak bisa bayar. Kalau tidak bisa pelan pelan cicil bayarnya kalau nyicil saya lihat kain kainnya bisa dipakai hal lain, biasa biasa aja tiada memikirkan aneh aneh bahan bahan masih banyak, dibawa ke kain saat itu jadi diterima oleh anaknya jelas menggunakan tanda terima, dihitung betul betul supirnya kembali tiba tiba ada polisi datang & bilang ibu & bapak mau cari barang, kayaknya ada barang yang dicuri sepertinya ada salah paham barang yang dititipkan, itu barang curian sebenarnya bukan curian dia nitip barang itu, malah mencuri putar balik fakta urusan dipengadilan bawa surat panggilan.
Ketika ke kantor polisi dinyatakan tersangka masuk ke penjara, saat itu jadi dijerumuskan ke penjara, apa yang terjadi tidak bisa pak saya bawa pengacara saya. Itu sudah ada barang bukti berusaha kontak ke saudaranya, itu sudah nyuri kamu nitip jadi curi barang saya harus masuk penjara, main kotor disana masuk penjara melalui tahanan kota akhirnya boleh keluar semua bingung, persidangan pertama kalah kasasi diberikan kesempatan jadi tahanan kota, tidak suka mereka keluar penjara tunggu persidangan setelah itu akhirnya dinyatakan orang dalam pencarian, saat itu istri stress di makhamah agung kalau tidak berhasil mau tidak mau masuk penjara.
Dipenjarakan oleh saudaranya, mau untuk curhat tiada masalah saya sudah stress cuman cari tahu jodoh karma masa lampau, ada segala karma baik kita terhalang. Bagaimana menghadapinya, kita harus terima hatinya luas terima kenyataan tidak boleh ada kebencian suhu saya mau berdana beras untuk mendoakan karma masa lampau, waktu saya seminggu sidang terakhir kalau kalah masuk penjara, kalau menang saya bebas sebelum pulang saya punya rupang kwan im ada dikardus, selalu dimasa penjara saya menaruh didus saya buat altar itu boleh tidak ke mana mana seminggu baca ta pei cou, bisa menemukan itu yang penting jangan merasa benci, itu jodoh karma masa lampau itu bisa lebih baik lagi.
Setelah pulang menghela nafas ada saudara seperti itu, kita tidak terbayang hidup dipenjara, mereka bisa terima kenyataan tanpa kebencian. Memohon untuk doa bisa bebas perkara, itu sungguh menyedihkan sekali padahal baik tapi derajatnya dijatuhkan kok ada orang seperti itu, kami yakin buddha ada bisa untuk semua makhluk oh Arya Tara tolong bantu dia, berasa deg degan sampai seminggu kemudian kok tidak ada kabar jangan jangan masuk penjara lalu ada foto bersama Dalai Lama, syukurlah orang ini bebas dari perkara sungguh luar biasa, sama sanggha biasa saja ketika berdana pilih pilih sifat itu ketika hadapi kejadian itu berbuat kebajikan dengan berdana, kalau tidak berbagi percuma kalau berdana lebih baik lagi.
Melayani suhu jadi berubah drastis, lebih sederhana tidak cuek lagi ramah ke semua orang jeruk untuk semua bisa dikupas, dengan melayani ketulusan keyakinan kita jadi lebih baik lagi, sebuah keyakinan yang lebih baik. Mau berbisnis / kerja / usaha harus hati hati kita boleh menganggap semua makhluk ada sama, kita tidak berharap seperti itu kalau bukan karma tidak mungkin, apakah karmamu baik semua ketika sakit tiada yang mau dengarkan jadi harus lebih mencari sahabat yang baik, semua memiliki pengalaman ada jawaban yang berbeda kenapa takut berbuat baik, karena kita tidak yakin untuk apa ada rasa cemas.
Kalau berbuat baik harusnya tiada keraguan, suatu pikiran yang negatif kalau berbuat baik mau menolong takut, binatang juga takut menolong. Jangan ragu / takut berbuat baik tidak merugikan orang lain / merasa kecewa, harus yakin berbuat baik jangan lakukan dulu supaya tidak cemas, lebih harus berbuat baik yang mengurangi kecemasan jangan takut lakukan terus, anak sekarang sulit dipercaya tiada yang sudah malas & rasa asik main game sampai orang tua teriak, selalu dibandingkan yang tua mandiri perlu dicontoh orang tua tidak patut membandingkan anak anak, karena ada karakter masing masing teman kita sendiri masing masing karakaternya, pasti dibandingkan teman teman menyikapi setiap individu ada keunikan masing masing, kita tiada pernah tahu beragam itu sangat baik kita ingin perhatian lebih tidak mau lihat ke anak, tiada kebahagiaan curhat sama bhikkhu tiada kecurigaan satu sama lain orang merasa diperhatikan, jadi salah persepsi lagi semua ingin baik tiada mau yang jelek.
Ketika berbuat salah itu diri kita baik tapi mencari pembenaran, selalu cari masalah padahal kalau taat pasti aman, karena ada sifat kita yang lebih baik. Bicara sambil ngopi / ngeteh kenapa harus cari ilmu, kalau udah paham satu cari lagi yang lain semoga kebajikan ini bisa mengikis lobha dosha & moha, ada unsur kasar makhluk halus juga memiliki unsur tubuh yang padat, batin unsur angin batin kita juga tidak tahu ada dimana batin itu ada diseluruh saluran, ada batin semua ada disaluran tangan sakit kaki sakit batin disemua itu ada seorang guru besar, mengatakan pada batin setiap makhluk jernih / bersih batin kita sebenarnya bersih, jadi kotor ada karma masa lalu ada sebab kalau tiada kondisi karma tidak lengkap, batin kita dasarnya bersih ada lobha dohsa & moha itu yang menutupi batin kita itu tidak nempel, sangat mudah juga batin bersih ciptakan kondisi batin yang baik.
Itu tiada masalah itu aman, jadi harus buat karma positif kalau batin negatif mau positif / negatif, hasilnya negatif kita selama ini semoga kikis kekotoran batinku. Jadi semoga sebabnya benar benar hilang, kalau ciptakan kondisi batin yang positif karena dengan positif hasilnya positif, diri kita makhluk yang memiliki batin yang jernih tiada rasa pesimis ketika yakin batin kita bersih, mau berbuat baik ingat kita ciptakan kondisi yang baik kilesha ada sebab negatif muncul, kita tetap berbuat kebajikan jadi kondisi positif juga karma yang murni setiap saat kondisi batin kita yang baik, semoga kita semua paham bingung galau mengerti / tidak harusnya mengerti, jadi mencari jati diri hidup kita 100 % kalau kita bagi bagi gimana apa mau dibaginya, 50 % hidup saya keluarga lalu 50 % untuk Tuhan jadi 100 % untuk Tuhan, kita sebagai buddhist apa yang dilakukan dalam waktu 100 %.
24 jam ridak full kita ada tidur 7 jam, apa kita yakin itu untuk 100% ke Triratna itu seperti apa, bagaimana memanfaatkan 100% untuk bahagia buat motivasi baik. Batin kita jernih positif bermanfaat untuk semua makhluk, ketika saya lakukan untuk kebahagiaan semua makhluk 100% untuk Triratna, 24 jam seperti itu bukan untuk berlebihan untuk diriku kapan 100% kebahagiaan semua makhluk, termasuk kita bedakan kepercayaan dengan keyakinan ketika yakin jaankan proses, percaya kita hanya andalakan yakin kita proses pahami hukum sebab akibat, segala sesuatu memiliki proses kadang tidak mau tahu ktia bisa jelaskan, kok patung buddha mahal ini sebuah simbol kalau pengibaran bendera merah putih kita hormat, ketika orang tua tidak ada kok fotonya ada itu jasa jasa yang kita ingat sama halnya rupang Buddha, juga banyak jasa jasa dalam kitab suci semua ada surga & neraka.
Saya berbakti kepada orang tua, selesai ceramah saya dibeliin tiket berbakti ke orang tua bhante pulang, kalau pulang gimana mau tidak mau harus pulang. Kalau tidak berbakti mana bisa orang tua melahirkan kita, saya berbuat baik kepada mereka jawaban menyakitkan ini sering kali atas nama Tuhan, tidak ada atas nama tuhan tidak dihargai kalau sudah seperti itu saya tidak mau jadi masalah sama orang tua, bedanya orang bertuhan dengan ketuhanan kalau berbicara tentang keyakinan surga, untuk mencapai surga berbuat baik selesai mau berbuat baik dengan sila / tidakpun itu bisa mencapai surga, mau atheispun bisa kenapa orang ke kelenteng begitu yakin bawa minyak pai pai doang, hidupnya baik bisa segala sesuatu yang baik itu akan cukup perlu dipahami, tugas para dewa kalau udah mencapai surga tugas seorang dewa tidak mudah, melihat semua makhluk yang berbuat baik, kalau tidak mendatangi itu bisa pecah, itu jadi wajib menolong keyakinan lain itu sebagai seorang dewa menciptakan.
Kondisi positif dapat surga lebih dari seorang dewa, jadi mencapai nibbana nibbana seperti apa, keyakinan itu berbeda percaya itu didasari percaya mau benar / salah. Diikutin kalau yakin itu dibantu kok, dulu mulai belajar ketika lihat sesuatu dulu baru percaya mudah capai kesimpulan, sehingga tidak lihat dulu datang lihat & buktikan setelah dipraktikan jalankan hal baik jika tidak jangan menjalankan, buddhist itu lebih dari surga bisa dengna keyakinan, maaf kita tidak surga aja lebih daripada surga batin kebuddhaan kondisi positif mengurangi kilesha, bukan keserakahan saja tapi keraguan amarah putus asa kita redam ciptakan kondisi positif untuk semua makhluk, bukan egois diri kita setiap yang kita perbuatan baik surga itu lewat, motivasi ditambah perbuatan baik untuk semua makhluk 31 alam lewat itu nibbana, harus didasari oleh spiritual kita.
Komentar
Posting Komentar