SIAPAPUN YANG DIKUASAI NAFSU KEINGINAN & BERACUN SEPERTI RUMPUT YANG DISIRAM DENGAN BAIK BY BHIKKHU KUSALASARANO
Semua syair didalam dhammapada sangat menarik, kalau kita bicara tentang penderitaan hal ini yang mengetahui tentang penderitaan adalah Sammasambuddha, guru Buddha Sakyamuni. Semua yang menderita di alam Samsara ini tentu sangat baik, untuk mengingat dan mengetahui munculnya penderitaan dan sebab penderitaan, kita tahu kehidupan Buddha Sakyamuni dulu lahir di kerajaan semua sudah beliau rasakan, tapi akhirnya beliau tahu hal itu tiada kepuasan sama sekali oleh karena beliau sudah bosan merasakan kehidupan di istana, membuat beliau menyadari bukan kesenangan saja, tapi akhirnya beliau tahu hal itu tiada kepuasan sama sekali oleh karena beliau sudah bosan merasakan kehidupan di istana, dapat semua dengan mudah akhirnya beliau keluar dari istana dan membuat beliau menyadari, bukan kesenangan saja tapi di luar banyak penderitaan ketemu orang tua, orang sakit, dan orang meninggal; lalu lu ketemu pertapa 3 diawali itu akhirnya beliau punya motivasi untuk bagaimana supaya beliau dan semua makhluk bebas, lalu menjadi pertapa di suatu malam beliau keluar dari istana, bagaimana bebas dari hal itu mungkin kita anggap itu hal biasa tapi bagi beliau itu sangat luar biasa sekali, karena itulah yang jadi motivasi kala itu orang lain bisa seperti itu beliau pun tidak akan lepas dari kondisi demikian oleh kekayaan apapun tidak bisa.
Menghentikan kondisi itu seberapa banyak harta, kita pun tetap harus melewati masa tua sakit dan kematian ini, pernyataan yang harus kita alami bagi kita biasa tapi bagi beliau luar biasa. Kemudian beliau memutuskan pergi bertapa, ketika beliau di kerajaan dapat makan enak tapi beliau harus menerima makanan apapun, bagi seorang pertapa harus hidup dari pemberian orang lain walau begitu tapi tetap ada motivasi itu, untuk bebas dari usia tua, sakit, dan meninggal beliau berguru tapi tetap tidak merebutkan jawaban, ternyata beliau mempelajari hal-hal duniawi dari guru-guru tersebut beliau mencapai itu semua, tapi tetap ada usia tua, sakit, dan meninggal banyak bertanya mencari hal itu tetapi Buddha Sakyamuni yang dapat hal tersebut, India merupakan pusat dari peradaban dunia sebelum Buddha muncul, di dunia menanggapi itu kebenaran sejati ada dua ajaran pandangan badan jasmani atau rohani adalah sama, mereka berpendapat demikian oleh karena asumsi itu maka kehidupan ini untuk memuaskan nafsu keinginan saja.
Mereka ada praktik penyesuaian diri, tentu berbeda dari yang tadi jiwa dengan jasmani berbeda oleh karena pendapat itu, kemudian mereka berpikir kalau roh ini berbeda. Untuk mencapai kesucian maka menyiksa badan jasmani, karena segala kejahatan dilakukan oleh fisik Mereka melihat pembunuhan ucapan kasar menyakiti makhluk lain adalah fisik, maka untuk mencapai kesucian itu maka para pertapa badan jasmani harus disiksa, maka jadi menyiksa diri badan kita dan menolak itu Tapi beliau sudah mencoba keduanya kesenangan tidak bisa juga menyiksa diri selama 6 tahun tapi tidak bisa juga sehingga beliau mencari jalan sendiri, maka hal penting yang kita ambil dari pertapaan Guru Buddha menyenangkan jasmani itu tidak bahagia, menyiksa juga tidak memberikan kebebasan tidak bisa membebaskan dari 3 hal tadi maka menemukan ruas delapan jallan utama, lalu disingkat menjadi sila, samadhi, dan panna; hidup dengan seimbang walau memang ingin harta materi banyak tidak salah tapi cuman nafsu keinginan saja tidak memberikan manfaat, tapi jadi bisa mengalami kemerosotan memang penting uang tapi tidak baik jika digunakan dengan tidak benar, tapi kekurangan itu lebih berbahaya lagi, tidak salah juga jika harta kekayaan hal yang ditekankan mencari kekayaan yang sesuai tidak merugikan kedua belah pihak, demikian cara yang bisa diperoleh sesuai harta materi yang benar Jadi bagaimana seseorang memperoleh kekayaan tersebut.
Digunakan dengan hal-hal yang baik, bukan disalahgunakan kan selain kesejahteraan diri sendiri tapi demi kesejahteraan orang lain, penting untuk dipahami bagaimana supaya seimbang. Tidak terlalu memanjakan diri tapi tidak juga memaksa menyiksa diri juga, jadi harus seimbang itu supaya tepat dan benar bagaimana penderitaan muncul, dari keinginan atau nafsu ibarat rumput yang tumbuh dengan cepat karena disiram terus, tapi banyak yang tidak dipikirkan kan kalau bahagia itu diperoleh dari luar dirinya, sehingga mereka memperoleh bahagia pergi berlibur ke tempat yang disenangi makan enak tapi bukan jadi bahagia tapi makan lebih tidak bahagia, jadi bahagia datang dari dalam gimana na na hidup dengan damai, maka bahagia itu ada dalam diri kita masing-masing kebahagiaan bagai bayang-bayang yang tidak meninggalkan bendanya, jadi terus mengejar hal itu diluar sebenarnya bagian itu ada di dalam diri kita tentu mengetahui, bahwa bahagia sikap yang pantas ucapan baik tindakan baik itu semua dari pikiran kita, tentu mengetahui bahwa bahagia sikap yang pantas perbuatan baik tindakan baik itu semua dari pikiran kita, ucapan perbuatan kita dari pikiran jadi penting menjaga pikiran kita kalau pikirannya sudah baik.
Semua akan hal menjadi baik, maka kebahagiaan akan datang kepada kita kebajikan itu tidak akan tinggalkan kita kebahagiaan itu bagai bayang-bayang, penderitaan muncul oleh nafsu keinginan lemah dan hawa nafsu keinginan, bagai Rumput yang tumbuh karena disiram dengan baik. Hendaknya kita mampu memahami itu kematian dialami bagi beliau dan semua makhluk, kalau tidak terima kita tidak bahagia jadi bebas dari itu, kita tata pikiran kita jadi baik jadi semua bisa lebih baik ucapan dan semua perbuatan semua, semoga semua selalu maju dalam dhamma juga semoga ajaran selalu berkembang dalam kehidupan sehari-hari kita yang baik juga aman, lebih baik lagi untuk diri kita dan semua makhluk berbahagia semoga semuanya maju dalam dhamma sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar