AKIBAT PERBUATAN BURUK MELALUI JASMANI BY Y.M BHANTE DHIRASARANO

Tentu kita ketahui, kita sebagai individu dalam melakukan rutinitas keseharian kita tidak bisa terlepas dari 3 saluran; pikiran, badan, dan jasmani. Juga ucapan kita semua bentuk apapun tidak keluar dari 3 ranah itu, tapi selalu lu ke ranah itu yang dari 3 tidak dibahas seluruh nya lebih ke jasmani, maka itu melakukan fisik atau jasmani kita tergantung dari diri kita bisa membawa ke hal baik atau buruk, kalau kita bawa ke ranah hal yang baik kita tidak akan terima gangguan yang kita inginkan, tapi jika badan ke hal negatif ada beragam macam kesulitan tidak hanya berbagai kesulitan di masa lalu, tapi sekarang pun sama seseorang melakukan perbuatan buruk dari jasmani melakukan tindakan kriminalitas, jadi akibat tidak baik bisa masuk penjara atau ditemui tindakan kriminalitas langsung dipukul, pikiran itu sendiri muncul yang tidak baik kita tidak halau, memicu badan jasmani ucapan kita tidak baik juga itu sumber dari pikiran kalau pikiran tidak baik pasti perbuatan jasmani tidak baik, sebaliknya kalau tidak bisa kita jaga supaya tidak menyakiti makhluk lain.

Ada 10 perbuatan buruk melalui pikiran, jasmani, dan ucapan; 1 perbuatan dikatakan tidak baik berdasarkan tindakan tidak baik oleh jasmani, melakukan pembunuhan dalam hal ini tentu seseorang dapat dikatakan membunuh, apabila 5 poin itu lengkap. Objek niat berhasil itu sudah membunuh bahkan ada semut di jalan atau di badan kita sampai mukul atau melihat, semut di jalan banyak di injak, karena jengkel bagaimana jika masak air tidak membunuh walau untuk kuman dapat atau tidak seseorang tergantung dari cetana, kalau tidak ada niat itu tidak melakukan perbuatan tidak baik, ada tingkatan halus menyakiti makhluk seperti dengan lempar batu itu harus, menengah tidak suka dengan nyamuk niat tidak baik menepuk seperti itu paling berat sebelum membunuh ; melakukan penganiayaan itu berat akibat perbuatan buruk melalui pembunuh pasti dapat hasil yang buruk.

Ada seorang penjagal babi bernama Cunda, membunuh babi ternyata rumah ini tidak jauh dengan vihara Buddha, akhirnya terdengar suara pembunuhan di akhir hidup. Ada penyakit berteriak merangkak seperti babi, para bhikkhu menyangka yang menjerit itu babi tapi itu Cunda menerima perbuatan buruk selama 7 hari, juga lahir diavicci tidak hanya di manusia bukan hanya di masa hidup tapi setelah meninggal, seperti itu salah satu murid utama Sang Buddha siswa utama plus arahat, Tapi kondisi tidak menyenangkan di akhir hidupnya dibunuh oleh para perampok, untuk membunuh Y.A Moggalana beda sekali tetapi Sang Buddha mengatakan bahwa kehidupan di saat mogallana itu adalah kemuliaan, di kehidupan lampau mengapa seperti itu, kehidupan lampau masa Buddha Kassapa beliau memiliki orang tua yang buta sebenarnya berbakti, tapi berubah setelah menikah supaya tidak tinggal bersama bukan mengusir dan membawa ke hutan, tapi juga membunuh itu sangat berat.

Karma itu membunuh kedua orang tua, sehingga pada saat masa Buddha Sakyamuni Y.A Moggalana meninggal seperti itu pasti kita harus jaga batin kita, lalu mencuri mengambil barang yang tidak diberikan, milik orang lain jika benda ada di alam bukan mencuri mengambil batu atau di tengah jalan seekor kucing liar, mau merawat tentu tidak dikatakan pencurian hampir sama halus menengah dan berat, mencuri rampok atau korupsi. Itu berat kalau tindakan atau fasilitas bersama, itu menengah meminjam barang tidak balik sama sekali pencurian tapi itu halus, patut kiranya memahami hal ini tentu kita ingin semua barang dalam kehidupan sehari-hari, bekerja jikalau barang itu hilang pasti dia ada rasa senang merasakan perasaan tidak menyenangkan, hendaknya tidak mencuri melakukan hubungan seksual salah atau tidak pantas.

Ketika seseorang melakukan pemerkosaan, itu karena orang lain tidak ingin hanya memenuhi nafsu birahi, melakukan perzinahan itu walau menikmati ada hal tidak baik. Apalagi jika sudah berkeluarga itu bisa menghancurkan rumah tangga, tidak melakukan hubungan seksual yang dilindungi, bagi seorang lelaki ada tiga jenis perempuan yang dilarang perempuan yang sudah menikah, perempuan yang dijaga oleh keluarga itu dilarang, perempuan yang dijaga adat seperti bhikkhuni, atthasilani, juga samaneri laki-laki yang dilarang ada lelaki yang menikah berdasarkan adat para bhikkhu, samanera; seperti hal tadi tentu menjaga perilaku seksualitas baik rumah tangga atau bukan, apabila dilakukan oleh hal yang dilarang merusak nama keluarga dicemooh, baik untuk kita ingat dengan baik bagi seseorang yang lemah terhadap perizinan akibat buruk tidur tidak tenang, namanya dicela, juga akan masuk neraka hubungan perzinahan atau selingkuh ada di zaman Raja Pasenadi, dalam satu kesempatan menemukan seorang perempuan cantik timbul rasa suka, mencari beragam cara untuk memperistri gadis tersebut.

Ternyata gadis itu sudah menikah, lalu menyuruh suaminya menjadi petugas di istana untuk mencari kesalahan, sampai dibunuh sehingga bisa memperistri. Lalu menyuruh pergi ke jarak 1 yojana, dikatakan tanah berwarna merah dan berhasil lalu kembali tapi ternyata gerbang itu telah ditutup, tapi raja itu tidak adil lalu ia pergi ke vihara tapi bagaimana dengan raja Pasenadi di malam hari ada suara aneh, takut dan mengerikan sehingga ditanyakan kepada pendeta istana anda akan mati, tapi ada ratu Malika menemui Sang Buddha ternyata suara itu makhluk di alam neraka cairan, di alam neraka besi panas 4 makhluk ini masuk ke sana selama 30.000 tahun sehingga setelah bertemu Sang Buddha, dulu di masa Buddha Kassapa anak saudagar kaya selama 20.000 tahun, pada kekayaan cukup banyak tetapi bukan untuk dana atau praktik sila tapi untuk selingkuh, dalam 20.000 tahun itu karena kondisi itu masuk neraka Avicii lalu keneraka yang lebih rendah, sehingga dia sadar maka raja pasenadi juga ingin lagi wanita itu.

Ada tiga perbuatan buruk melalui jasmani, ada aktif dan pasif secara pasif menghindari tidak melakukan pembunuhan, pencurian, atau asusila yang salah; pertama perduli kedua murah hati dan jujur, ketiga kepuasan dan kesetiaan dengan pasangan hidup. Mereka bisa harmonis dalam keluarga tersebut ini poin-poin penting, akibat perbuatan buruk dari jasmani hendaknya kita hindari tidak melakukannya, baik melalui lobha, dosha, moha senang di awal tapi sakitnya akhir itu harus lebih kita jaga supaya tidak ada yang berakibat fatal, untuk menjaga diri kita masing-masing karena akibat itu bisa fatal, jadi harus kita jaga sila ini terutama tiga akibat dari pancasila buddhist, itu dari mencuri membunuh dan perbuatan asusila jadi intinya harus saling menjaga sila kita agar tidak merosot. Semoga hal-hal yang baik dan kita selalu menjaga sila dengan baik.

 

Komentar

Postingan Populer