BAHAYA KEMEROSOTAN MORAL BY BHANTE ADHICITTO

 Sungguh sangat senang & bahagia untuk diskusi dhamma, membahas dhamma pada waktu yang sesuai akan menambah pengetahuan, itu sebagai input informasi bertanya hal hal yang bingung / belum jelas, menghilangkan keraguan meningkatkan keyakinan. Jadi maksimal ketika praktik dhamma maksimal hasil juga akn maksimal, siapa yang bisa merosot moral maka itu kita mau bahas moral manusia, merosot etika pengendalian diri mengalami penurunan manusia, karena kurangnya pengetahuan malu berbuat buruk sifat mental hiri & ottapa, apabila sudah hilang rasa malu & takut akibat suatu perbuatan buruk tiada rasa takut akan akibat, sehingga manusia bisa berbuat buruk hiri & ottapa sebagai pelindung dunia tentu praktik dhamma bila satu orang, sepuluh, seratus orang bahkan seluruh orang merosot itu akan berkurang, kita sebagai orang sudah belajar dhamma perlu kita praktikan agar bisa kita rasakan & merenungkan dalam sehari hari, maka sangat penting tahu malu berbuat jahat & takut akibatnya.

            Mulai dari diri kita praktik saudara teman kita, ibarat virus dari satu orang dua orang sampai terus banyak kebajikan, ini sifat positif ingat dhamma tahu malu berbuat jahat takut akan akibat keburukan / kejahatan, secara tidak langsung tanpa was was selalu melindungi mereka berikan dhamma kepada mereka, jadi perlindungan tidak ternilai. Mampu melindungi orang dari kesehatan banyak kasus kekerasan & pelecehan, karena kurang peduli dengan orang lain, dengan mencari objek diluar diri banyak kejahatan bisa dari luar karena tiada rasa takut, jangan sampai jadi korban & pelaku kejahatan itu ada di Digha Nikhaya ayat 26 disana Sang Buddha menceritakan raja adil, sebagai pemimpin ia menjadi raja diantara raja dari generasi pertama sampai ke generasi ke enam, adil sesuai dengan dhamma ada generasi ketujuh tiada tradisi dulu lagi, nasihat para menteri tidak didengarkan muncul pelanggaran sila pelecehan seksual, itu jadi banyak pelanggaran seksual kebohongan muncul umur manusia jadi berkurang.

            Itu kisah dalam sutta ada poin penting, jaga moralitas tingkah laku ucapan selaras dengan dhamma sampai praktik dhamma, mungkin kalau kita praktik sendiri apa dampaknya tapi jangan berfikir seperti itu, wajar tidak praktik ajaran kebenaran. Karena sedikit kita sudah bersyukur dapat ajaran ini, kalau kita masih sama dengan mereka apa bedanya justru kita harus kembangkan dhamma, jika tiada perubahan / tidak sesuai dengan dhamma kita supaya tidak sombong, justru kita harus berbagi itu demi untuk saudara daripada debat walau sedikit tiada masalah, kita yang bisa sebarkan punya niat & kehendak yang sama belajar & praktik dhamma, kalau belum praktik tapi tidak dicoba itu sama saja cuman menghafal tidak tahu rasa itu, kita coba satu persatu kita bisa dapatkan bukan untuk berdebat tapi praktik sendiri, karena mampu membimbing diri kita masing masing secara tidak langsung banyak manfaat dari praktik itu semoga bisa membuka pemahaman baru, semakin termotivasi.

            Bahwasannya kita dapat merenungkan, praktik dhamma itu kita termotivasi banyak sekali ajaran ajaran kita, mengikuti ajaran yang sumbernya dari buddha. Kita bisa peroleh melalui elektronik bisa kita pelajari & diskusikan, kita bisa baca & renungkan manfaat praktik dhamma, para siswa Sang Buddha mereka mampu menghadapi penderitaan lobha, dosha, & moha kalau tidak belajar dari Sang Buddha dunia ini tiada penderitaan ada muncul rasa tidak adil, siapa yang menciptakan saya maka muncul ada pemusnahan diri banyak jalan mengakhiri hidup, setelah mati tidak ada lahir selanjutnya tapi masih ada berikutnya kotoran batin masih dibawa, ajaran lainpun sama bakal lahir terulang kembali adanya kehidupan mendatang kita punya banyak kesempatan hidup berikutnya, lebih baik lagi untuk bebas dari penderitaan kita, banyak kesempatan berjaung praktik ajaran dari tidak baik kesusahan akan makin baik, kalau tiada masalah tingkatkan lagi untuk memutuskan rantai perbuatan kita maka kita mampu merubah arah hidup kita, juga mencapai pembebasan dari derita.

            Cara untuk melihat secara kasat mata, tentu perbuatan yang kita lihat ada merosot moral itu dari perbuatannya, ada seorang minum miras itu bukan hal buruk. Tapi jika tiada kendali amarah, kesadaran lemah bisa buat tindakan kriminal bisa jadi anggota keluarga sendiri maka terjadi hal hal buruk, hukum berkelahi ada dendam itu jadi berkepanjangan perbuatan buruk bisa mengikuti itu, bisa merosot karena perbuatannya membunuh mencuri asusila berbohong menipu miras, merugikan orang lain & merugikan diri sendiri akibatnya penderitaan dihadapi karma buruk bisa berbuah, kondisinya pikiran lebih halus lagi ada nafsu keinginan, kebencian, & pandangan salah; itu tidak punya pengetahuan sebab akibat jadi bisa mengajarkan orang lain, temannya ikut bisa memengaruhi bukan satu orang ikut bisa memengaruhi bukan satu orang, bisa menyebar tidak bergaul dengan orang orang dungu bertemanlah yang bijaksana.

            Tiada tahu hal hal mana yang baik, mana yang buruk semua bisa diajak ada kelompok seperti itu, bahaya bisa merusak teman teman lain. Tidak tahu etika & menghormatiitu ciri yang merosot tindakan bisa membunuh, kalau kita punya persepsi itu jangan menghakimi mereka, jaga jarak kita mampu bimbing tiada kemerosotan moral bisa dipraktikan diterapkan bila ada seseorang yang punya sifat demikian, kita juga boleh berharap bisa ketemu ajaran benar & teman teman yang benar, bisa jadi lebih bermoral kebahagiaan itu bisa diperoleh oleh siapapun juga kita harus tahu, bahagia itu seperti apa kalau harta & materi itu akan bahagia tetapi orang kaya juga bisa menderita, orang pas pasan bisa hidup damai ada sekeluarga tinggal didesa, hidupnya cocok tanam tiada masalah hidup nyaman ceria sedangkan satu keluarga hidup dikota, mewah tidur ditempat yang nyaman selalu takut cemas takut harta dicuri / takut kebakaran.

            Apa lantas orang berfikir, tidak cari banyak uang bukan seperti itu tapi cara kita bahagia dalam kondisi apapun, merasa puas dengan apa yang dimiliki. Coba bersyukur kalau ada satu set pakaian, masih bersyukur ada jadi pikiran ini bisa damai tidak cari objek bukan hanya satu set baju, tapi bisa juga untuk beli baju yang lain tidak perlu kecewa walau tidak punya uang, ada kondisi bersyukur tapi orang kaya juga bisa ada bahagia karena pikiran tenang hartanya aman, jika melekat kikir itu ada sebab menderita mobil kesenggol cat luntur orang tidak punya mobil, tidak menderita jangan bersedih apapun bisa terjadi hal hal yang tidak kita inginkan, cari solusi itu wajar rusak cari solusinya itu perlu direnungkan apa yang kita miliki bisa terpisah, sehingga ada perenungan yang baik apabila hilang & rusak bisa kita terima jaga pikiran kita, walau tiada materi bisa bahagia karena bahagia dari batin.

            Orang yang mengalami bunuh diri, apa bisa dapat lagi apa itu melekat dengan penyelesaian masalah, ia depresi bunuh diri. Ada beragam cara bunuh diri bila kondisinya melekati, itu bunuh diri ada kemungkinan sulit satu hal hidup secara hukum pikiran ada cara terbaik muncul, mengakhiri hidup itu bisa lagi pilih itu lagi jika selanjutnya ada yang lebih teman baik, curhat masalah sulit mulai dapat jawaban yang baik & bijak bisa memutuskan yang merubah cara penyelesaian itu, dengan cara tidak bunuh diri konsep terbaik dengan akhiri hidup jadi terganti, mendengar hal hal baik kalau berikutnya bisa jadi masih genggam akan lanjut terus, tapi jika sudah berganti akan berubah tidak pasti menyelesaikan cara bunuh diri itu bisa berubah juga, ada disutta yang bunuh diri waktu itu Sang Buddha menjelaskan itu objek yang dipakai bukan bunuh diri, jelang kematian bisa putuskan samsara itu tembus kebenaran dari keserakahan, kebencian, kebodohan batin hancur.

            Jadi kelahiran berikutnya terputus, bukan sembarang orang nasihat Sang Buddha masa itu jelas, kita bisa beropini jangan anggap cara bunuh diri bisa selesai itu tidak pasti bunuh diri akan terus, bunuh diri itu akan berubah. Cara pandang itu bisa berubah ada perbedaan umat awam & bhikkhu yang paling menojol, pakaian moral sila & vinaya jika bhikkhu juga tidak cari penghidupan, ada melatih diri melakukan kebaikan bisa dana makanan yang membutuhkan, itu satu kebaikan untuk kikis keserakahan bisa berharga untuk makhluk lain, bisa bebas dari derita bisa sekedar dari yang lebih termasuk orang yang banyak materi juga beri nasihat bajik, mengajak ingat dhamma itu lebih dari hal hal dana materi itu bisa praktikan sepanjang bisa melakukan itu, malah berlanjut terus fangshen untuk hewan yang tersiksa, lalu ada kasihan dengan sejumlah uang bisa menjelaskan bisa bahagia bebas barang itu, bagaimana bahagia mereka perasaan mereka bisa bahagia bebas & nyaman kita peroleh itu hukum karma yang mengatur.

Komentar

Postingan Populer