BIOGRAFI SIDDHARTA GAUTAMA, PENDIRI DAN PENYEBAR AGAMA BUDDHA BY UNKNOWN
Kelahiran buddha gautama, dilahirkan nama siddharta gautama yang lahir di taman lumbini di kaki gunung himalaya, india bagian utara pada 623 masehi. Nama siddharta berasal dari bahasa sansekerta, yang berarti orang yang mencapai segala cita-citanya. Sedangkan gautama berasal dari leluhur, yang merupakan guru terkenal dalam buku guru agung buddha gautama (2012) karya dion p. Sihotang, siddharta merupakan putra raja dan disebut sebagai pangeran ayah siddharta, bernama suddhodana yang berasal dari suku sakya, anggota dari kelas khasatria adalah seorang raja di kota kapilavastu jambuduipa. Sementara ibunya bernama mahamaya, saat siddharta lahir dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat.
arus tersebut membasuh tubuh siddharta. Siddharta lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai, masa kecil sejak kecil siddharta gautama adalah anak yang cerdas dan sangat pandai, pada usia 7 tahun siddharta memiliki tiga kolam. Bunga teratai yakni kolam bunga teratai berwarna biru uppala, kolam bunga teratai berwarna merah paduma, dan kolam bunga teratai berwarna putih pundarika pada usia itu, siddharta sudah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan denga baik. Pada usia 16 tahun, siddharta menikah dengan putri yasodhara.
Pada usia itu juga pangeran siddharta memiliki tiga istana, yakni istana musim dingin (ramma), istana musim panas (suramma), dan istana musim hujan (subha) sudah diramalkan saat siddharta lahir, ayahnya bertanya kepada peramal bernama asita mengenai masa depannya, sang peramal merasa terpesona ketika melihat siddharta. Peramal melihat 32 tanda pada tubuh sang bayi, yang merupakan pertanda tentang kehidupan yang agung di masa depan, peramal mengatakan kepada raja bahwa anak itu mungkin akan menjadi pemimpin yang sangat hebat mungkin juga menjadi chakrawarti (maharaja) seluruh india, kalau saja anak tersebut menguasai kearifan mengenai cara-cara duniawi.
Sedangkan anak tersebut bisa menjalani kehidupan religius, maka tanda yang sama juga memperlihatkan, bahwa akan dengan mudah menjadi pertama yang mulia. Ketika hal itu dihubungkan dengan keturunannya yang mulia, maka mungkin bisa menjadi penyelamat dunia peramal juga menyatakan penyesalannya, bahwa anak tersebut tidak akan bisa hidup cukup lama untuk mendapatkan manfaat, dari kebijaksanaan penuh yang tumbuh dalam diri anak yang agung ini kata kata peramal, membuat raja suddhodana merasa was was dan tidak tenang, raja khawatir jika sidhdharta akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa raja lebih memilih, anaknya untuk mewarisi kekuasaannya sebagai raja bukannya menjadi pertapa menjadi buddha, ada empat hal yang tidak boleh dilihat oleh pangeran siddharta gautama, yakni orang tua, orang sakit, orang mati dan seorang pertapa bila tidak siddharta akan menjadi pertapa dan menjadi buddha.
Pada suatu hari, Siddharta minta ijin untuk berjalan keluar istana Di jalanan Kapilavasta menemukan empat kondisi yang berarti, yakni orang tua orang sakit orang mati dan seorang pertapa, Ia merasa sedih dan bertanya pada diri sendiri. Tidak ada hal yang mempersiapkan untuk pengalaman semacam itu selama hidupnya, Ia berpikir bahwa hanya kehidupan suci, yang akan memberikan semua jawaban itu Pada usia 29 tahun Siddharta memutuskan meninggalkan istana, istri dan anaknya yang baru lahir.
Ia pergi untuk menjadi seorang pertapa yang bertujuan, menemukan cara buat menghilangkan penderitaan, membebaskan manusia dari usia tua, sakit, dan mati Perjuangan Siddharta dalam memaknai kehidupan, mengupayakan terciptanya bangunan spiritualitas yang paripurna, merupakan perjuangan yang berangkat dari hati nurani akal budi. Siddharta kemudian bermeditasi, menggunakan berbagai guru spiritual yang membimbingnya Ia bermediasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan penerangan Agung.
Komentar
Posting Komentar