MEDITASI 9 KEMATIAN BY KO FERRY
Kita tahu kematian bisa saja terjadi, kita tahu kematian bisa menimpa kepada siapapun makhluk lain juga sama, hal itu terjadi. Persiapan yang kita lakukan untuk menyambut datangnya kematian, sesudah kematian dibagi 3 poin kematian itu pasti waktu kematian tidak pasti, saat kematian datang tiada yang berguna kecuali dhamma kematian pasti datang waktu kematian itu tidak pasti, dibenua Jambudvipa manusia usianya tidak pasti ada sebab sebab kematian, banyak hal hal yang membuat kematian itu bahkan banyak penopang kehidupan kita tidak 100% aman, bisa juga buat sebab sebab kematian obat obatan yang mendukung kita, tapi jika tidak sesuai malah buat racun kita kalau kehujanan itu tidak bisa support diri kita, sebab kematian sangat banyak bahkan kematian itu pasti datang bisa jadi musuh kita juga, harta kita berpikir bisa menolong kita tapi tidak karena itu faktor kematian banyak, tubuh ini sangat rapuh kita bisa mati dengan mudah tidak fit juga bisa mati.
Kenapa karena tubuh kita sangat rapuh, ibaratnya lampu ditengah badai itu sangat rapuh, ketika kita meninggal tiada yang berguna selain dhamma / ajaran. Apakah benar seperti itu dapatkah kekayaan menolong kita, kita semua tahu tiada harta benda yang kita bawa, bahkan seorang milliader tidak ada satupun yang dibawa kita tidak bisa bawa kekayaan harta benda kita tidak bisa menolong kita, sekaya apapun kita seorang pengemis saja meninggalkan tongkat yang melekat ditubuh, kita akan dilepas semua aku telah banyak melakukan kejahatan yang lebih ke 8 angin duniawi, karena 8 angin duniawi inilah yang buat kita melakukan hal hal tidak baik, setiap saat kita bergerak menuju pada perpisahan dengan sahabat / musuh semua makhluk hidup lahir sendiri, mati juga sendiri banyak kesedihan yang kita alami, tiada yang bisa bantu kita sekarang kita hidup didamping oleh sahabat keluarga teman kita.
Tapi pada saat kematian tiba, tidak ada yang menemani tapi jika kita sedang sakit menemani kita, mungkin beberapa orang yang tahu sakitnya kematian itu memberikan tatapan kesedihan, ketika sedang terbaring sakit keras. Menatap penuh rasa kasihan mampukah kita meninggal dengan tenang, bisakah kita bayangkan sedang menangisi kita apa daya diri kita, saya tidak bisa apa apa syukur syukur mereka mengerti bisa sedikit dewasa justru orang yang hidup histeris buat kita tidak tenang, bahkan jadi penghalang buat kita hanya bisa pasrah, kalau tenang belum tentu bisa kekayaan keluarga & teman teman tidak bisa menolong kita, kalau kita tertangkap kaki tangan Yama apa gunanya teman & keluarga malah buat kita tidak tenang, walau bisa menolong kita mereka dengan tenang menenangkan kita walau kita tahu orang yang ditinggalkan, lebih histeris kesedihan luar biasa yang meninggal itu sakitnya luar biasa hidupnya.
Abu abu tiada cahaya, dalam momen kematian kita maka bisa katakan semua tiada yang menolong / menemani kita, pada saatnya tiada yang bisa menolong kita. Kita lahir sendiri mati juga sendiri, harta yang paling berharga buat diri kita tubuh kita sejak dilahirkan tubuh sudah dari pembuahan, tubuh mulai terbentuk ketika lahir tubuh yang sangat luar biasa ini setia menemani kita, tubuh ini pula sampai berakhir tubuh kita sampai meninggal tidak bisa menolong kita, tubuh ini kenapa disayangi disenggol orang marah tubuh ini pula yang kita mandikan beri makan, selalu diberikan hal hal yang baik makanan enak sensasi dipijit tubuh ini kita manjakan, hangatnya sinar matahari pagi makanan enak itu untuk tubuh ini bahkan saat kematian, tidak bisa berbuat apapun bahkan saat dewa kematian tiba bahkan sangat sayang tubuh ini.
Unsur unsur melebur, tubuh kita terakhir yang menemani kita tubuh ini bahkan tiada sama sekali bawa manfaat buat kita, tubuh ini yang kita butuhkan malah berkhianat pada kita ia tidak bisa melakukan apapun, tubuh ini tidak bisa menenangkan kita. Proses kematian tubuh ini tidak bisa menenangkan kita, kesadaran juga akan berpisah ada sakit secara fisik batin sanak keluarga, sahabat kekayaan tubuh kita juga tidak bisa menolong kita tiada hal apapun yang bisa menolong kita, itulah meditasi 9 kematian lalu apa yang bisa kita lakukan maka persiapkan bekal, karena kehidupan berikutnya makin sulit jika tiada hal hal yang kita bawa itu bahaya, harusnya takut & merasa belum siap pada kenyataannya seperti itu maka apa yang bisa menolong kita, tapi ada satu dhamma yang bisa menolong kita karena yang menemani kita praktik apa yang sudah kita lakukan.
Ada 3 hal kunci kematian yang sukses, triratna buddha menjadi faktor kunci dhamma praktik diri kita, bukan teori tapi praktik yang kita jalani. Praktik pribadi sendiri sangha / komunitas untuk berlindung & belajar bersama, tiga elemen ini sangat penting maka 3 faktor kunci yang berguna untuk praktik kematian, guru buddha dhamma praktik pribadi sangha komunitas yang saling mensupport kita, jadi 3 hal itu yang paling penting selain itu tidak ada tapi ketika jalankan sehari hari, 3 faktor itu kita tinggalkan tapi tidak disadari semua itu praktiknya tidak kita lakukan, 3 faktor ini sangat penting bisa faktor penentu kematian dengan sukses, mungkin jarang kita dengar diibaratkan selama 70-100 tahun kehidupan ini lakon masing masing, kita buat sekali pantas sukses / tidak sukses proses kematian ini sepanjang hidup kita, sudah dipersiapkan / belum kalau kita pikir pikir pada kenyataan kita terlalu sibuk dengah kehidupan sehari hari.
Bahkan kita lupa pada hidup berikutnya, bahkan kita lupa kematian akan datang nanti jadi kita menunda terus, tidak datang setiap saat. Kita buat bekal faktor pendukungnya ada apa kita sudah manfaatkan sebaik baiknya, karma baik sedang berbuah apa sudah manfaatkan sebaik baiknya, walau sakit tidak parah faktor pendukung tidak setiap saat kalau sudah sangat baik, kalau belum yuk siapkan kumpulkan kebajikan sangat susah kalau hal tidak bajik lebih banyak daripada perbuatan bajik, tapi karena kita terbuai mungkin tahu tapi kita abai sesuatu bajik yang luar biasa, apa kita benar benar manfaatkan jika sudah ditingkatkan kalau belum yuk munculkan sakit seram, tapi tunggu proses kematian tidak seperti itu bukan menakut nakuti kita tapi kita harus benar benar siap, benar lho cuman belum kita alami itu kirain bohong.
Semua makhluk akan mengalaminya, maka siap siaplah kita persiapkan momen kematian itu proses kematian sangat sakit, dalam buku pembebasan ditangan kita proses kematian akan dialami oleh kita semua, prosesnya bertahap ada panca skandha. Nama & rupa proses kematian akan terurai, tubuh kita terdiri dari beragam elemen 12 shio ada elemen tubuh kita ada 4 elemen, tanah air api & angin bila 4 elemen ini membentuk tubuh kita ketika proses kematian tiba, ada 2 proses kematian peleburan kasar & peleburan halus kalau peleburan kasar, peleburuan elemen ada 4 elemen tadi melebur pada 4 elemen satu persatu pertama kita tahu, indra indra kita kehilangan kekuatan untuk berfungsi ketika proses kematian bisa dengar suara, tidak bisa bicara indra mulai turun kita melihat tapi tidak bisa melihat dengan jelas, bisa lihat mata kalau sudah tidak jelas image yang dilihat akan melebur semua akan berkurang.
Ketika peleburan kasar ini, dimulai dengan elemen tanah tubuh kita akan mengalami hilang kekuatan kita, seperti baterai yang sudah mau habis energi kita habis. Kita tidak bisa bangun berdiri / duduk dengan kokoh, tidak mampu support leher kita mau gerakan leher tidak bisa elemen tanah melebur, ibarat sedang jatuh masuk dalam tanah muncul rasa itu menimpa tubuh kita sedang tertimpa tanah, melebur kita tidak bisa bergerak butuh bantuan untuk duduk bantal, tubuh kita jadi penopang wajah mulai pucat pikiran akan melemah gelisah seiring itu, kita suka menginggau seperti ditekan benda besar yang kuat kondisi fisik kita seperti itu, ketika terjadi muncul penampakan dalam batin kita seperti melihat fatamorgana diaspal suka melihat fatamorgana, mengisi bensin muncul uap itu fatamorgana peleburan elemen tanah.
Mau berakhir ketika selesai peleburan elemen tanah, lalu peleburan elemen air kita kehilangan kontrol fungsi air dalam tubuh kita, mengeluarkan air dari hidung kemampuan tubuh mengendalikan air, berkurang mengeluarkan air mata. Mengumpulkan kekuatan menahan tubuh kita, sudah tidak ada kerongkongan merasa kering mulai muncul rasa takut sensasi tubuh mulai berkurang, bergantian rasa sakit berubah ubah mulai melebur pikiran kita jadi kabur gelap, merasa gugup diibaratkan elemen air sedang tenggelam dilautan / hanyut terbawa air, penampakan eksternal hanyut / tenggelam terbawa arus air sungai ketika dalam batin itu melihat kabut, melihat gumpalan asap kesadaran mata melihat gempulan asap lalu peleburan api mulut & hidung kita akan benar benar kering, tidak basah tenggorokan kering panas tubuh kita, perlahan lahan kondisi hangat akan hilang panasnya berkurang makin hilang.
Sisanya dijantung hati kita akan melebur, panasnya berkurang nafas kita seperti udara dingin merasakan panas, sekarang ini jadi dingin. Nanti kalau pas mau meninggal bingung silih berganti bahkan tidak ingat nama keluarga kita, tidak mengenali keluarga kesadaran semakin hilang semaking bingung, tidak bisa kita kenali suara ketika proses itu terjadi proses penampakan iternal kita seperti bakar kertas sembahyang, suka ada jadi abu berterbang percikan percikan itu yang kita lihat, ketika api selesai lalu elemen udara kita akan semakin sulit bernafas nafas akan sangat susah, udara itu semakin mau keluar nafas tersengal sengal terengah engah, nafas jadi pendek sangat susah payah lari seperti hidung dijepit nafas pendek susah keluarnya panjang, mata kita mulai ke atas pandangannya sudah tidak bisa bergerak kontak tubuh fisik akan memudar, seiring peleburan ini perlahan hilang semakin remang remang fisik mata kita.
Ketika terjadi hal itu mulai muncul halusinasi, potongan film yang kita sudah lakukan muncul disana, ketika melakukan karma buruk pikiran jahat. Itu kita seperti dihantui hal hal jahat muncul seperti film, sepotong potong terlintas muncul rasa takut pikiran yang muncul dipeleburan angin, ada rasa takut sangat luar biasa jika banyak hal hal bajik lebih banyak muncul penampakan damai menyenangkan, bertemu orang orang yang kita sayang ketemu buddha malah lebih tenang, bukan takut malah bahagia ketemu buddha momen itu sesuai kebiasaan yang kita uniknnya kita bilang bayangkan yang baik, ketika melebur itu masih bisa dengan tenang dewasa menghadapi sampai muncul penampakan, kalau kita bisa kontrol enak punya kesadaran bisa, tapi saat melebur lemah muncul sesuai yang biasa kita lakukan melihat lampu yang menyala, warna merah itu internal dikatakan orang itu meninggal semua proses berhenti walau elemen panas masih ada, proses kematian masih berlangsung tubuh jasmani jalankan proses kematian, ketika peleburan kasar inilah yang terjadi.
Ketika kita lahir sel telur sperma itu bertemu, momen kesadaran masuk makhluk yang ada dialam bardo, ada ikatan karma yang cocok. Kesadaran sudah jadi makhluk hidup setelah bertemu sel telur & sperma, tetesan putih ada juga kita sebut istilahnya diibu tetesan merah makhluk alam bardo sudah terisi, lalu sudah ketemu akan melebur ketika melebur akan bertemu ia akan berada dibagian kepala & dibawah pusar 4 jari, dari perut bawah kita tetesan putih ini akan turun melalui saluran cakra jantung hati kita, ketika turun muncul penampakan putih ia akan digambarkan langit yang jelas, muncul sinar bulan langit biru ketika itu terjadi dikatakan pikiran yang disebabkan oleh kemarahan akan hilang, kilesha muncul dalam skandha kita ia akan selesai, lalu tetesan merah akan naik melihat penampakan merah.
Ada sinar matahari, pada saat jantung hati kita akan muncul penampakan itu akan seperti hasrat kemelekatan, itu akan selesai akhirnya bertemu dijantung hati kita cakra jantung hati kita bertemu, maka muncul penampakan hitam. Karena mereka bertemu akan jadi gelap hitam & ketika hal itu terjadi, maka tubuh kita bebas dari pikiran yang berupa kebodohan setelah terjadi, lalu muncul terang jadi terang seperti langit bersih dari awan terang bersih cerah, ketika selesai proses kematian selesai sepenuhnya dalam buddhist meninggal lalu akan ada dalam alam perantara, menunggu bisa lahir lagi sesuai karma kita bisa lahir dimana, kalau wadah tepat bisa lahir disana karma & kilesha kita yang bisa buat pelempar 7 hari maksimal 49 hari, kita bisa bertemu tubuh itu yang baru bukan manusia lagi dialami semua makhluk, buat kita akan terjadi pada proses kita semua umumnya para praktisi bisa dilatih pada saat masih hidup, proses ini dipelajari buat kita takut kalau praktisi bisa manfaatkan untuk pencapaian, jadi alam bardo bukan alam yang selamanya ini alam perantara disini juga masih bisa ditolong, kita masih bisa lantukan doa doa suci nian fo masih bisa dedikasi atas nama mendiang, jadi ini masih bisa kita tolong kalau kematian karena kecelakaan pesawat itu tidak ada seperti yang tadi, tapi kita masih bisa mendoakan juga walau tidak tahu apakah bisa langsung lahir lagi / tidak.
Komentar
Posting Komentar