SEPULUH CARA UNTUK MELAKUKAN PERBUATAN BAJIK BY BHANTE ABHISENO
Dassa sepuluh punna perbuatan vatu dasar / menjadi cara, yang artinya 10 cara untuk melakukan perbuatan bajik, dana disini sudah jelas. Setiap kali mengisi diawali dengan kata berdana tentu sudah tahu semua, apa itu berdana sudah tahu semua sila juga selalu dijelaskan juga dimana ada 5 sila, 8 sila 10 sila dll apabila dijalankan dengan sungguh sungguh itu juga bisa memperoleh kebahagiaan, terlahir dialam surga kekayaan lalu bhavana meditasi pengembangan batin, ada kata meditasi samadhi citta bhavana itu mengarah pada batin kita ntah samantha / vippasana, lalu appacayana menghormati yang lebih tinggi dari kita sulit / tidak dilakukan oleh kita, tergantung praktik kita para bhikkhu menjunjung tinggi kehormatan dari masa vassa, secara umur lebih tua tapi secara vassa beliau dibawah saya walau bhikkhunya sudah berumur, tetap menghormati juga walau sudah lebih tinggi vassa kita juga harus menghormati orang orang lebih tua dari kita, sedikit sekali orang orang yang memiliki rasa hormat kepada yang lebih tua, beliau sangat menjunjung tinggi budaya hormat.
Budaya hormat semakin lama semakin menipis, dulu anak anak muda ada orang tua lagi bicara, pasti yang lebih muda permisi menundukkan kepala. Saya numpang lewat itu hal sepele sebagai budaya penghormatan, tetapi hal sepele ini sudah hilang sepertinya bagi anak muda sekarang, lewat saja ini seharusnya tidak terjadi salah satu 10 cara perbuatan baik menghormat secara usia / bijaksana, harus dihormati ketika secara usia jauh lebih senior tapi ketika bertemu bhikkhu muda, hendaklah harus menghormati seperti ada pabbaja uppasampada / pabbaja samanera, walau itu anak kita secara umum menjadi putra putri anda tetapi jika masuk pabbajita, dia memiliki sila lebih tinggi harus tetap menghormati walau 2 minggu saja, itu hanya sementara tetap harus menghormati karena secara moralitas walau dia anak anda ia jauh lebih tinggi, kalau atthasilani 8 sila kalau dibawah umur 20 masih samanera menjalankan 10 sila & 75 aturan kurang lebih 100, kalau bhikkhu menjalankan 227 sila bagi umat kalangan umum, penghormatan untuk yang lebih tua ini sangat sangat kurang.
Dizaman buddha ada juga, pada saat itu anaknya Anathapindika mencapai tingkat kesucian sottapana Ananthapindika, anaknya lebih tinggi dari dia. Walau anathapindika ini anaknya tetap manggil koko, kenapa kamu sebagai ayah manggil anakmu pada yang lebih tua tapi jika sudah mencapai, bukan hal yang tidak tahu tapi ini hal yang kita ketahui secara kebijaksanaan kalah sama anaknya, melayani / menolong membantu perbuatan baik yang lebih bermanfaat bagi orang lain, untuk melayani membantu sangat sedikit kita lihat pada masa sekarang, sekarang trennya berubah ketika teman merasa kesusahan kita sebagai teman membantu ketika temennya butuh bantuan, divideoin nah kecelakaan diupdate status padahal harusnya dibantu / ditolong, tetapi pada saat ini bagi yang sudah senior pasti menolong maka itu kita harus melayani untuk membantu / menolong, ini salah satu cara melakukan perbuatan baik.
Pattidana ini melakukan pelimpahan jasa, seperti sembahyang cengbeng / sembahyang leluhur ini salah satu bentuk perbuatan baik, ini merupakan hal hal bajik melakukan pattidana, kita sebagai anak cucu cicit. Tetap harus menghormati para leluhur tanpa ada beliau tiada disini, beliau yang melahirkan ayah & ibu kita maka terjadilah kondisi kondisi kita sebagai anak, cucu cicit menantu tetap melakukan pelimpahan jasa / melimpahkan perbuatan baik kepada leluhur, bergembira atas kebajikan yang dilakukan oleh orang lain, pada masa sekarang sangat sulit bergembira atas pencapaian yang dimiliki orang lain karena trendnya berubah, maka semakin hari memiliki gayanya masing masing dia sudah memiliki ini, anda iri tapi harus senang mungkin anak anak melihat temannya sudah sarjana lulus S1-S3, memang sebagai orang tua menginginkan lebih baik tapi jika anaknya tidak mau ya mau bagaimana lagi, kita harus bagaimana apa harus marah marah itu kita sendiri yang menjawab mendengarkan dhamma, seperti malam ini mendengarkan dhamma lalu setelah mendengarkan dhamma lalu berdiskusi dhamma, meluruskan pandangan ini masih masuk perbuatan baik, apakah kita mampu / tidak mampu meluruskan pandangan seseorang ketika kita mampu meluruskan pandangan seseorang.
Kita akan bahagia, kita bisa meluruskan mana yang dikatakan sebagai dhamma juga menjauhkan yang bukan ajaran, ia memiliki pandangan yang bukan ajaran. Kita sebagai kerabat patut mengingatkan untuk kembali ke jalan dhamma, walau kita dengan susah payah bagaimana caranya, ketika diliputi kesenangan untuk menyampaikan pandangan yang baik kita akan memperoleh kebahagiaan, apalagi salah satu keluarga kita ada yang menjadi atthasilani / samanera, ketika melakukan kesalahan selalu kita mengingatkan walau secara umur jauh kita patut untuk mengingatkan, karena memiliki moralitas tinggi kita punya pengendalian jadi ini rancangan saja, cara melakukan meditasi didasari dengan niat lalu ditunjang sarana & prasarana yang memadai, bila datang ke vihara bagus tapi jika dirumah kalau menunjang pasti bisa, seperti berlatih dikamar kita bisa berlatih sendiri cari tempat yang tenang bisa menunjang keberlangsungan meditasi, apapun itu hendaklah kita harus didasari dengan tekad, bisa melakukan meditasi sesungguhnya bermeditasi bukan memikirkan hal hal makhluk peta, itu untuk ketenangan batin.
Bagaimana batin kita bisa tenang & damai, ibarat ada air keruh itu bisa mengendap ke bawah airnya jadi tenang, vippasana itu ibarat difilter. Bisa jadi lebih bersih kalau meditasinya diganggu belum pernah, mungkin caranya salah bagaimana hal jadi baik dalam meditasi itu bisa konsul pada bhikkhu, dasarkan niat dulu percuma jika duduk selama 1-2 jam memperhatikan hal hal tidak jelas bahaya, ketika semangat & niat meditasi siapkan waktu selama 10-15 menit kalau sudah terbiasa, bisa menambah lagi bisa meluangkan waktu kita berlatih meditasi, bagaimana cara menghormati orang yang tidak memiliki rasa hormat kita mengenal ajaran cinta kasih, kalau orang itu tidak memiliki rasa hormat pada diri kita hendaklah kita biarkan, lebih baik jika diberitahu salah satu hal menghormati itu kebajikan kita harus dengan cinta kasih, tutur kata yang baik ucapan yang baik itu bisa kita jadikan acuan kita ramah tamah dalam ucapan, jadi biarkan mereka mereka seperti itu yang penting jangan sampai tersulut walau kita senior dia, didalam perusahaan ketika kita bisa jadi senior yang baik jadikan panutan, jadi orang yang mudah dilayani tidak sombong tidak angkuh itu ada dalam salah satu perenungan, kita jangan bersikap angkuh jangan bersikap sombong kita bisa praktikan itu / dasa raja dhamma, atasan sebagai pemimpin dari sepuluh ini semuanya baik kita harus praktikan kesepuluh ini, karena menjadi kebutuhan kita jadi tidak ingin menspesialkan kalau bisa jalankan ini semua ini hal baik, semua ini sepuluhnya baik tidak masalah bukan berarti melaksanakan semua, ketika melakukan ini semua adalah hal yang baik.
Sering terjadi dalam kantor, karena sudah merasa jadi senior bersikap seenaknya saja sesungguhnya kita punya hak untuk mengingatkan, sebagai bawahan kita ingat juga penghormatan oleh sigala itu, ada penghormatan pada atasan & bawahan. Apabila atasan salah jalan ada hak menasihati, perlu dengan cara yang bijaksana jangan bilang apa yang dilakukan ini salah, kalau kita ingin mendapatkan hal hal lebih maju harusnya seperti ini seperti itu jangan langsung seperti itu, pa bu apakah dengan cara ini bisa dapat hal hal yang lebih untuk pemasukan perusahaan kita, karena bagi beberapa orang ada yang seperti ini seperti itu kita perlu mengingatkan, memang saya menghormati bapak ibu senior saya kita harus kerja sama, seperti para bhikkhu juga mengadakan kegiatan kegiatan seperti akhir akhir ini sangha melakukan acara secara online, dibentuk susunan acara kita yang muda muda pasti mengarahkan kita memilih kata yang baik, walau kita sebagai yang lebih muda kalau itu kita bisa dengan ucapan yang baik, pasti atasan kita akan mendengar satu kali berbicara mungkin tidak mendengar, siapa sih kita.
Apalagi kita orang baru dalam masa kerja, kita harus ingat ada team work kita bisa menunjukkan kinerja yang baik, pasti akan didengar dalam memberi nasihat pada masa awal awal sang buddha membabarkan ajaran, banyak sekali murid murid beliau memiliki pandangan salah, lalu bagaimana cara meyakinkan untuk berpandangan benar kita dalam buddhis dianjurkan tidak melakukan kekerasan, kita secara buddhis orang yang pintar pintar bagaimana cara kita meluruskan pandangan, tidak perlu kekerasan. Tapi kita bisa menggunakan cara diskusi / debat, itulah cara yang digunakan para bhikkhu bagaimana cara meyakinkan orang yang salah jalan, pengertian yang cukup akan ajaran kita tanya tanya kita gali terus, statement yang dikeluarkan misalnya dirumah saja tidak berbuat apapun tetap melakukan kebajikan, kata siapa bagaimana cara kita melakukan perbuatan bajik sama saja mana bisa cara dapat uang dirumah saja, pasti tetap bekerja orang orang yang memiliki pandangan salah kita koreksi, lalu kita patahkan dengan cara beri pengetahuan bukan cara kekerasan itu cara bijak, walau ia orang tua tidak memiliki sila mungkin melanggar sila tetap kita menghormatinya cara kita untuk menghormati, pada orang yang lebih tua mungkin secara sila moral rendah, tetap kita menghormati beliau sebagai orang tua lalu citta bhavana pengembangan batin untuk menjaga batin kita, agar tidak menjadi liar ada niat ketika melakukan pengembangan batin, pasti bisa itu perasaan perasaan yang timbul sesungguhnya itu bagian diri kita, diri kita ini gabungan dalam panca kandha.
Ketika melakukan meditasi kita sedang konsentrasi pada objek, kita sadari ini perasaan sedih yang harus kita tinggalkan, ini salah satu bentuk kekotoran batin ketika perasaan muncul, lalu memori juga ada kaitannya. Ketika itu melatih meditasi kita lepas kita kembalikan pada objek, jangan kita lekati perasaan itu harus kita lepas saat ini kita melakukan meditasi, itu harus kita lepas termasuk perasaan kita ini adalah salah satu hal yang perlu kita latih, disini ada peran dari batin kita bagaimana cara kita menerima ketika ada orang yang mencibir kita, bagaimana respon dalam batin kita yang timbul pada saat kita tahu seperti itu, disinilah kita untuk melatih batin agar amarah kita hal hal itu tiada gunanya ketika kita merespon hal itu, tidak akan membawa kita pada kemajuan batin lalu bagaimana cara kita menerima itu, ada yang mencaci maki kita lalu kita balik bertanya penuh dengan cinta kasih apa yang membuat penyebab tidak disukai, apakah lewat tutur kata tingkah laku kita perbuatan kita, kalau bisa kita lakukan itu jadi hal baik bagaimana respon kita perasaan senang / tidak senang, jika bijaksana kita bisa membuat perasaan batin yang seimbang dengan kondisi batin yang seimbang kita akan baik, sesungguhnya kita bisa melihat secara umum diluar sana, masih banyak orang yang belum memiliki perilaku baik.
Ini adalah hal hal yang perlu kita lihat, ketika ada orang orang yang seperti ini hendaklah kita secara buddhist, memiliki sifat sifat ini juga. Memiliki keyakinan buddhist tiada salah kita mengingatkan, walau ia bukan siapapun secara kandung / darah tapi kita masih memiliki ikatan sebagai saudara dalam dhamma, lalu ketika ada perasaan seperti itu memiliki keyakinan berbeda, kita bisa berikan pemahaman secara umum kita tetap ambil dari buddhist tapi buat bahasa yang mudah dicerna, ketika melakukan pertemuan ini bahasa pali tapi jika bertemu diforum, bagaimana cara kita memberi nilai buddhist dalam hal hal umum buat cara lebih simple, bagaimana cara kita dana sila sudah tahu menggunakan bahasa kita sehari hari agar mereka menerima, penjelasan menggunakan cara bahasa sehari hari tiada bahasa baku bahasa yang mudah dimengerti, ini cara yang bisa kita lakukan ingat tujuan kita mencapai tujuan tertinggi, kembangkan perasaan batin semoga semua makhluk berbahagia walau ia berkeyakinan lain dengan kita, tapi tetap juga berbahagia untuk semua orang karena ini juga sudah ada, bukti nyatanya pilar Asoka bagaimana raja Asoka diterma secara umum itu pilar Asoka jika orang ada pandangan salah, kita melihat ada orang yang salah kita memberitahukan lagi, kita beritahukan kebenaran.
Jadi kalau kita memberikan masukkan pada orang lain, tapi kalau belum memilikinya hendaklah kita sama sama belajar, jalankan meditasi jalankan sila. Ketika sedang meditasi muncul objek objek lain, ketika objek lain muncul apa yang saat ini muncul kita lihat lagi meditasi anapanasati lihat nafas, kita harus buang kembali ke objek meditasi pernafasan agar pikiran kita terkendali, kalau pikiran lain muncul terbawa pikiran itu bagaimana konsentrasi kita jadi lemah, karena tidak memegang objek pada saat melakukan meditasi ketika sedang berkendara objek yang kita lihat, gunakan gas ketika kita tahu melepas gas kita lalu kapan tarik gas lagi, seperti halnya pengganggu dewa mara ketika tali senar kecapi tarik begitu kencang akan putus, jika dia kendur tidak bisa bunyi begitu juga pelatihan kita jangan terlalu kencang / terlalu kendor, jadi ambil jalan tengahnya ini jadi hal tidak baik ketika melihat secara dhamma, pernikahan yang bahagia mengetahui hak & kewajiban sebagai suami istri pernikahan bahagia, memiliki keyakinan sama sila sama kebijaksanaan yang sama itu bisa kita jalankan sebagai keharusan, ketika sudah memutuskan untuk menikah ya harus menjalankan hal baik, jangan sampai ada selingkuh kalau pernikahan yang baik pemahaman yang memiliki keyakinan sama, harus sama sama keyakinan buddhist tapi juga walau memiliki keyakinan sama, jika halnya beda hidup bahagia memiliki keyakinan sama sama tiada saling menyakiti, kalau bisa sesama buddhist itu lebih baik.
Seperti pisau pisau ini kalau digunakan terus menerus akan tumpul, kalau kita asah tidak akan tumpul, begitu juga dengan batin kita. Ketika batin kita sedang diguncang perasaan amarah ada cacian yang masuk, sama halnya dengan memotong motong bagaimana cara kita agar melatih batin, agar tetap menjadi batin yang baik dengan meditasi mengembangkan batin, kalau batin kita ditempa kita mengisi lagi dengan pengembangan batin, kalau dari suami sudah melanggar sila karena sudah berzinah istrinya sudah tahu lalu istrinya berharap kembali ke keluarga yang salah, itu pengharapan sedangkan dia punya anak dari selingkuhannya, kebijaksanaan dari istri apakah istrinya mau merawat anak sebenarnya melanggar kalau seperti itu, bagaimana apakah menikahi selingkuhannya walau beda keyakinan tetap memiliki karma buruk, tetap karena dengan perzinahan kehidupan lampau juga bisa jadi, lalu memetik buah karma kehidupan lampau untuk memutusnya memiliki pengertian jangan ditimpa lagi, tidak akan putus karmanya harus mengerti sedang memetik buah karma lampau, jangan didasari kebencian kalau dia berselingkuh dia meninggal akan terlahir dialam mana, bisa lahir manusia lagi mengalami hal diselingkuhi lagi kalau dialam manusia bisa masuk ke alam binatang, karena ada nafsu keinginan yang rendah sekali nafsu kepuasaan tidak terpenuhi.
Bisa lahir ke alam binatang, dalam dhamma pelanggaran kalau dibawah pengawasan orang apalagi, mereka yang psk. Itu dalam pengawasan orang tua jelas itu pelanggaran apabila sudah cukup umur, tetap berzinah tidak secara sah kena diagama dalam perbuatan buruk hukum negara juga dapat, kalau dinegara barat memang seperti itu “kumpul kebo” tetap pelanggaran, tapi orang barat seperti itu susah juga memberitahukannya kecuali sesama buddhist, memang tinggal diluar negeri tapi secara buddhist itu hal yang salah memberi masukan kalau orang luar juga, jika memiliki pemahaman buddhist coba beritahukan kalau kita ingin melakukan perbuatan baik, ingin dihormati melakukan perbuatan baik akan memperlakukan baik juga pada diri kita, ada juga beberapa orang memanfaatkan kebaikan kita minta tolong dia, masih dalam pikiran positif terlepas dimanfaatkan oleh dia ketika dimanfaatkan oleh dia ini, dipalak dana ke vihara rubah saja pola pikir kita tidak dimanfaatkan orang itu, kita salurkan pada vihara kekurangan dana untuk baksos diminta pola pikir kita rubah, tetap melakukan perbuatan baik berdana apa saya dimanfaatkan selagi bisa membantu kenapa tidak, pola pikir kita ketika kita tahu itu perbuatan baik yang dilakukan oleh perumah tangga, kita bantu semampu kita tidak bisa membantu full semoga bermanfaat ya, jangan punya pikir hal hal negatif rubah pola pikir kita inti dari penyampaian diskusi ini, intinya kita selalu ingat kembangkan perbuatan baik ntah bagaimana caranya selagi masih mampu lakukan hal baik, kita lakukan karena apa guru agung kita ketika menjadi boddhisattva, mengembangkan parami disitu dana salah satunya yang pertama kalau kita ingin mencapai dimanapun, ketika bisa melakukan perbuatan baik kita lakukan baik dari sepuluh parami / sepuluh perbuatan bajik, tetap lakukan perbuatan baik semoga semua makhluk berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar