KEMATIAN BY KO FERRY
Kehidupan manusia sangat berharga, saking berharga lebih dari permata pengabul harapan tubuh manusia ini, tidak selalu ada sifatnya sementara. Tiba saatnya kematian itu kehidupan berakhir ibarat kilat cahaya diangkasa, berlangsung sangat cepat seperti petir muncul lalu sesaat hilang, terang kemudian berakhir tubuh kita ini tidak selalu ada sebelumnya kita bahas kematian, semua makhluk di 31 alam ini pasti mengalami kematian kondisi apapun kematian, ini pasti akan datang hanya waktunya tidak pasti kematian itu pasti akan terjadi kita tidak berfikir pada masa ini, akibatnya hal hal ini buat kerugian diri kita karena berfikir seperti itu, kehidupan terus menerus padahal nafas yang ada dalam hidung kita jika berakhir maka berakhir hidup kita, saking tipis bisa kapan saja jadi kita berfikir hidup ini kekal memang, secara logika iya tapi dalam batin tidak sekarang matinya jadi ada tertanam hidup terus menerus, kuatnya kemelekatan itu adalah bentuk pikiran yang salah.
Sebenarnya sudah berlangsung lama, tidak hanya diri kita semua makhluk berfikir akan hidup terus menerus, karena kuat terhadap itu. Jadi kita terjerumus padahal yang tidak baik tidak membuat hal hal baik, kita tahu sebenarnya justru karena punya pikiran itu jadi tinggalkan hal hal bajik, maka Sang Buddha selalu ingatkan kita kematian itu pasti akan menimpa kita semua, pada waktu yang tidak terduga walau logika tahu tidak kekal tapi kita ingat / berfikir hidup terus, usia 30-100 tahun lebih secara logika tidak mungkin tapi aktivitas bawah sadar kita menuju ke sana, ada 6 kerugian tidak ingat kematian kita akan gagal mengingat ajaran karena tidak ingat kematian, kita hanya berfikir hidup pada saat ini saja karena terlalu fokus pada hidup ini, kita mana fokus ingat ajaran kita akan kehilangan sesuatu yang sangat berharga.
Tidak ingat ajaran, merasa hidup kekal kita tidak berfikir pada kehidupan mendatang kita hanya kumpulkan hal hal saat ini, kita jadi tidak punya kumpulan kebajikan. Segala yang bajik tidak semua bajik, hampir pasti tidak bajik karena gagal ingat kematian walau ingat praktik masih ada lusa, besok bulan depan tahun depan karena tidak ingat kematian sebagai akibatnya kita tidak praktik bukan menunda, jadi tidak kita lakukan apa yang kita dapat hanya teori, sama halnya dengan dapat ilmu pengetahuan tahu saja tidak dipraktikan ini bisa kita lakukan nanti terus, hingga akhirnya saat itu tiba karena kita melihat kematian artinya kematian ketidakkekalan, kematian selesai jadi kita tidak tahu pada kehidupan mendatang tidak praktik penting tapi tidak urgent, berikutnya benar benar praktik tidak ingat kematian gagal jika saat ini saja, kita lakukan tapi tidak benar juga tidak sempurna praktik meditasi kesabaran, praktik murah hati.
Motivasi tertinggi untuk kebuddhaan, karena kurang / tidak ingat kematian bukan untuk bekal kematian kita, jadi hanya pada kehidupan ini saja. Aturan buat mendatang jadi saat ini saja kalau pada kehiudpan ini, seperti Y.M Atisha murid guru Serlingpa Dharmakirti jika hanya berfikir saat ini, hanya dapat saat ini saja lalu apa yang diperoleh kehidupan mendatang bisa lahir dihantu kelaparan / binatang, semua bawa hasil walau dalam pikiran perbuatan baik itu ada hasil, tapi hanya saat ini hasilnya ada dikehidupan ini berdana supaya kehidupan ini tidak jatuh miskin, kehidupan ini dapat tapi mendatang jatuh ke alam rendah dengan modal bajik yang sama, punya 18 permata bisa dapat yang lebih besar hanyak kehidupan ini karena tidak kekal, akan jatuh dialam rendah kalau begitu praktik dhamma harus gimana kita praktik dhamma.
Teori simple lihat anak tangga tinggi, seperti kerja digedung anak tangga bisa pelan pelan kitajalani susah payah, nanti berhasil praktik ajaran melepaskan kehidupan ini saja bisa praktik ajaran yang sesungguhnya, merenungkan ketidakekalan kita dalam bentuk kematian dengan ingat kematian, kita bisa praktik ajaran dengan baik. Misalnya terlahir sebagai seorang kaya melekat pada saat ini, sebenarnya sama seorang pengemis walau tidak memiliki apa jika melekat sama saja, kita berfikir dengan kita tidak melekat pada kehidupan ini bisa praktik dengan baik, karena kita bisa melepas jadi bisa apalagi bangkitkan boddhicitta bisa lebih baik seperti tolak bala, hanya kehidupan mendatang untuk diri kita kalau mencapai kebuddhaan itu tidak terhingga, dengan aktivitas yang sama tapi kalau motivasi tertinggi bisa lebih baik lagi latihan bisa kita lalui, setahap demi setahap mengingat kematian hal ini berlaku pada 8 angin duniawi, merenungkan kematian jadi ingat seluruh aktivitas bajik jangan terpengaruh 8 angin duniawi, kalau bisa atasi hal ini sangat baik jika si miskin & kaya hal yang sama, lebih baik si kaya tapi bukan pada kaya & miskin.
Ada cenderung ada kemelakatan, kalau kita lihat orang kaya akan lebih pelit dari orang miskin, misalnya bisa 0,000... persen malah si miskin lebih banyak berdana mencengkramnya hal hal baik, jika hidup dalam kemiskinan. Tapi hidup menjalankan praktikajaran bukan materi tapi para praktisi, tidak masalah kekayaan yang kita punya itu tidak melekati tidak terikat, pada saat ini saja ketika hal itu diletakkan kalau hidup dalam kemiskinan lepas hal duniawi, bukan benci kekayaan tidak mati kelaparan pada kehidupan sebelum sebelumnya, guru buddha buat kita takut miskin terus praktik saya tidak bisa hidup tidak bisa makan, jika serius praktik ajaran kemiskinan tidak akan menghampiri kita meski dunia hadapi kelaparan seorang yang ingat ajaran / praktik, dengan serius jika satu butir padi setara harga mutiara tidak mati kelaparan, bahkan seseorang meditator makanan itu akan menghampir ibarat burung bangkai, langsung datang kita tidak jatuh miskin itu hal hal yang baik Kadam Choeling Indonesia, kemiskinan adalah praktik tertinggi selama praktik yang benar tulus, tidak masalah karena itu apa beda duniawi dengan ajaran itu sebenarnya berlawan praktisi dhamma, menolak dunia ini jika ada sesuatu yang berlawanan dengan sifat duniawi.
Itu dhamma jika sebaliknya, tidak sesuai karena itulah ketika melihat duniawi / tidak duniawi sesimpel itu, banyak sekali yang bingung benar benar bertolak belakang jika kehidupan ini saja, bukan dhamma kalau untuk kebuddhaan. Kehidupan mendatang ikuti prolam ini belum tentu, apa praktik ajaran itu hanya saat ini saja bukan praktik ajaran kalau mendatang itu praktik kalau saat ini, bukan praktik makan siang juga sama kalau buat berikutnya itu bermanfaat, kita tahu 8 angin duniawi ini sulit dibedakan tapi jika kita tahu 8 angin duniawi, itu bisa aman kita lewati kemudian untuk kumpulkan kebajikan mendatang itu baik merealisasikan, masuk topik kematian ini otomatis hilang kemelekatan pada kehidupan ini apa gunanya melekat, pada saat ini lebih baik kumpulkan hal hal baik mendatang membuat kita kumpulkan bajik itu, bahagia jika cepat putus asa merasa lelah kalau berbuat baik kurang berusaha lebih, kalau kita ikuti kelas prolam ini tatap muka cenderung untuk kalau menambah kilesha semangat, jam jam ngantuk berbuat bajik sulit ini semua bisa terjadi karena kurang ingat kematian, gagal ingat kematian kalau paham kita berupaya sekeras mungkin.
Praktik dhamma kita intensif, kerugian tidak ingat kematian mudah lelah capai malas tiada rasa antusias sangat besar, aduh aduh kok jam segini. Akibatnya praktik tidak selesai kalau bahas kematian, ketika kita tidak memiliki bekal menyesal karena tiada bekal sadar sudah telat pas meninggal, jika ambang kematian hanya bisa pasrah itu tiada bekal yang kita pegang naik gunung tidak ada bekal, lanjutkan perjalanan nyesal tiada bekal kalau naik gunung bisa tapi kalau kematian, mau tidak mau siap tidak siap bukan tidak punya kuasa karma & kilesha kita karma yang dapat sebagai manusia, selesai sumbunya habis ya udah selesai tidak bisa perpanjang, gagal ingat kematian kejar saat ini saja akan ada kebencian apa berusaha menolong kita dalam kemelekatan kita, sesuatu hal yang tidak baik akan berkelahi dengan fisik / mulut kita, tidak menolong kita akan jadi datang hal hal kerugian baik sekarang langsung / tidak ketika hal itu terjadi, kita akan berperangai buruk bertindak sesuka hati kita menghambat mimpi kita sikut, kalau baik itu akan mendukung kalau suka cita saat ini untuk lebih baik dari kita, kalau ada bilang tidak benar / pikiran buruk jadi iri hati bukan hanya saat baik orang lain dapat baik, tapi tidak lebih baik dari saya.
Secara umum seperti itu, misalnya dapat segudang keuntungan tapi jika tetangga dapat dua gudang, jadi cemburu karena itu ada sifat buruk yang tahu diri kita diluar tidak iri hati tapi didalam ada pikiran buruk, karena kurang ingat kematian. Rasa penyesalan masih muda puncak jaya sampai usia tua, akan ada rasa sesal khusus perangai buruk ini penting ketika sedang berjalan daripada kita selimuti karpet / batu konblok, lebih baik pakai sepatu sama halnya kita mengontrol diri sendiri, kita harus bisa kontrol diri sendiri melihat satu fenomena tidak kekal disamsara, kalau itu bisa praktik yang tadi sangat baik tapi karena ada kilesha kita mengingat ketidakkekalan, kita gagal rampungkan praktik ajaran hanya pada saat itu jika momen kematian muncul, status harta tiada manfaat sekalipun mau status sosial kekayaan tiada manfaat praktik dhamma, kebajikan mendatang itu bisa kita bawa kalau hidup mendatang bekal itu dibawa yang didapat dihidup ini, jadi berikutnya tujuan alam rendah ketika bahas kematian, takut berani netral ketika posisi sekarang takut berani netral.
Kematian ya kematian, ada yang kurang kurangnya perenungan apa yang menghampiri kita benar tidak kita siap, misalkan musibah kebakaran rumah / dompet hilang patah hati sedih kematian, itu akan lebih bahaya memang tidak masalah. Tapi renungkan kematian lagi apa tiada rasa sedih, muncul dalam pikiran itu takut kecuali memang sudah punya bekal destinasi berikutnya, aman ada bekal tiada masalah itu diri kita hanya cara merenung hanya saat ini saja, apa benar oh iya oh tidak benar tidak ketika muncul itu yang kita bisa gunakan, tiada guna penyesalan tidak makan walau megang malah ada yang ambil tidak bisa apa apa lagi, ada tidak yang bisa nolong kita kalau tiada senjata pamungkas kalau tiada bekal hampir mustahil, bisa tapi berani kita bertaruh berbuat baik baik / tidak baik momen kematian bajik / tidak bajik, ada rasa kematian dingin itu akan lahir dineraka panas sebaliknya dingin ada tanda kematian tanda kematian, ini kapan bisa tahu ketika mati agar bisa meditasi mengarahkan hal hal baik.
Jika praktik dengan baik itu bisa apa bermanfaat, kalau pengetahuan tidak kalau sudah tahu bukan langsung mati, kalau ada proses tanda tandanya bisa meditasi ingat kematian bisa jadi senjata buat kita hadapi, untuk bekal mendatang. Ada manfaat ingat kematian ada 6 praktik yang bisa arahkan ke mana, 3 jenis praktisi motivasi awal tengah agung sesuai arah yang kita tuju akan ada akibat yang baik, kita boleh ingat hal hal bajik jangan disia siakan manfaat sebaik baiknya ada hidup ini sangat baik, bisa dengna secepat cepatnya buat persembahan untuk hal hal bajik, besok boleh hal persembahan itu sama jadi semangat bisa pertahankan & jalankan, ajaran merampungkan semua kita bisa siap.
Tiada rasa sesal itu kondisi yang baik, bisa alih alih senang tubuh ini tua lapuk tiada manfaat harus punya praktisi mencapai kebudhaan, baik pemula / tidak pemula ingat kematian seperti itu, akan lebih baik dalam masalah sehari hari. Kita untuk berbuat hal hal yang baik sangat bermanfaat, buat kita semua jadi capai hal hal yang bermanfaat untuk semua makhluk teruslah berbuat baik & ingat kematian itu pasti, waktunya tidak pasti praktik ajaran ajaran yang baik, demi mencapai kebuddhaan demi menolong semua makhluk.
Tidak belajar langsung tanda tanda kematian, tidak spesifik belajar ke sana saat mencapai poin perenungan, akan dapat hal hal tertentu yang akan dibahas tanda tanda kematian umum ada manfaat, tapi kalau belum merenungkan. Dulu esensi kematian ini tiada manfaat buat kita, hanya pengetahuan ada beberapa teks lain yang bahas ke sana sebenarnya untuk terlahir dialam Sukavathi, ada teks lain lagi mendedikasikan praktik ke alam Sukavathi bisa rampungkan praktik paramita, kita bisa ke sana untuk belajar ajaran mencapai kebuddhaan mau lahir dialam Sukavathi, ada pelajari hal itu diteks lain gimana kita bisa manfaatkan kumpulkan kebajikan, tubuh ini ubah batin kita jadi mencapai kebuddhaan kalau belum sampai ya kita lahir lagi, di 31 alam kehidupan kita takutkan lahir dialam rendahkalau alam tinggi dalam kondisi apapun ketemu buddha dhamma, tidak masalah kelahiran kita tidak lahir dialam rendah, tujuan ini sangat lebih baik semoga jasa jasa kebajikan ini melimpah pada semua makhluk.
Komentar
Posting Komentar