4 JENIS MANUSIA BY BHANTE DHIRASARANO
Pada hari ini akan kita bahas sebuah topik, 4 jenis manusia berdasarkan Tamo tama Suttam, kita sebagai manusia makhluk sosial. Kita mesti pelajari walau bahan bakunya sama api angin & air, walau bahan sama tapi ada perbedaan bisa jadi acuan kita masuk manusia yang mana khususnya tamo tama sutta, berdasar pada Angguttara Nikaya ini merupakan sebuah khotbah dari Buddha, disampaikan pada para bhikkhu ini berdasar implisit / makna lain 4 hal ini; gelap ke gelap gelap ke terang terang ke gelap lalu terang ke terang kita bisa lihat 2 hal saja, gelap ke terang maksud gelap ini adalah kehidupan yang banyak kekurangan lahir dialam rendah, sementara yang terang memiliki kecukupan / lahir dialam tinggi tentu jenis manusia yang pertama, gelap ke gelap dimana orang yang termasuk gelap ke gelap memiliki kekurangan, baik lingkungan tempat tinggal makanan pakaian bahkan penunjang kesehatan sangat sulit diperoleh.
Fisik tidak rupawan / memiliki beragam kekurangan, tapi ia tidak memotivasi ingin keluar tapi lebih ke perbuatan negatif / hal buruk, setelah meninggal bisa terkondisi dialam rendah maka disebut gelap ke gelap, dalam masyarakat ada yang kekurangan untuk memenuhi kebutuhan makanan, sangat sulit orang yang demikian. Tidak hargai perilaku kebajikan dana moralitas, juga meditasi karena tidak hargai kebajikan malah cenderung berbuat buruk seperti pencuri, secara tidak langsung mengarah pada hal buruk selama jadi manusia tidak mau mengubah diri, bisa lahir dialam rendah bukan hanya tiada manfaat lahir dialam rendah ada juga kondisi tidak menyenangkan, ditangkap massa dihina / dicela juga masuk ke rumah tahanan, jika dibawa ke kantor polisi tidak terbebas juga bisa dapat perilaku tidak senang dari napi lain.
Gelap menuju terang, tentu poin kedua ini ada penuh kekurangan sama dengan manusia yang pertama, tapi ada perbedaan. Walau penuh kekurangan tapi mampu dilihat itu tidak bahagia, tapi ingin bebas dari hal yang tidak menyenangkan dalam hal kebajikan pasti akan bahagia, jika sebaliknya akan penderitaan lebih pada karma jika tahu sudut pandang itu karena hal akibat dari diri sendiri, sehingga akan berupaya melakukan hal hal bajik seperti dana sila meditasi, jikalau seseorang yang memiliki banyak kekurangan jika seseorang selalu pergi ke vihara, apabila yang bisa dibantu seperti menyapu itu bisa dilakukan jika tiada uang dari keterpurukan itu bisa praktik moralitas / meditasi, tentu dengan perenungan ia tidak mau lagi hadapi keterpurukan, maka dengan usaha praktik dana maka walaupun orang dari gelap bisa menuju terang.
Kalau kita melihat contoh tadi, banyak cerita dalam dhamma ada seseorang bernama Tambata Dhika ia memiliki kehidupan, yang memiliki banyak kekurangan sebagai perampok karena hal tidak baik itu, ditangkap oleh kerajaan ingin dipenggal. Tapi tiada algojo siapa yang mau jadi algojo, hanya Tambata Dhika selama hidup 55 tahun ia seorang algojo sudah pernah memengal kepala ornag, ia paham betul karena banyak berbuat tidak baik disatu kesempatan bertemu bhante Sariputta, karena sudah buat hal hal tidak bajik maka lakukan kebajikan memberi wejangan dhamma, hingga hampir mencapai Sottapatti tapi ia meninggal diseruduk sapi, walau banyak buat hal buruk walau beri dana makanan pada bhante Sariputta hampir mencapai tataran Sottaptti meninggal.
Lalu lahir dialam surga, walau banyak perilaku tidak bajik tapi mau meluruskan apa yang keliru, kita ada kesempatan untuk perbaiki. Lalu dari terang ke gelap ada manusia yang memiliki kecukupan, tapi ada perilaku yang tidak baik melalui mulut pikiran & jasmani hingga tidak melakukan hal bajik, jadi bisa mengarahkan pada kehidupan berikutnya bisa lahir dialam rendah, ini dikatakan hidup dari terang ke gelap ada banyak sekali yang bisa kita lihat walau materi berlebih, tidak puas sehingga jika muncul satu keinginan melakukan beragam cara hingga lakukan tidak bajik, contohnya tindakan penipuan / korupsi kebanyakan orang sudah tercukupi, karena ketidakpuasaan serakah sehingga melakukan hal tidak bajik melalui penipuan / korupsi, kenapa seperti itu jika dalam dhamma ada hal yang bisa kita lihat karma buruk belum berbuah, pasti menganggap ada rasa manis tapi jika karma buruk berbuah akan alami penderitaan, jenis manusia ketiga walau sudah berkecukupan tapi jika mengarah pada hal tidak bajik, karena perbuatan buruk bisa lahir dialam rendah.
Yang keempat terang menuju terang, hampir sama dengan yang ketiga yang keempat ini tetap mengarahkan pada kebajikan, baik jasmani & pikiran. Bisa dikatakan dari terang menuju ke terang, tapi jika lalai walau sudah lakukan hal bajik tidak continue bisa jadi kondisi walau berperilaku baik, bisa berubah tapi ada juga yang berusaha pada hal bajik walau hidup berikutnya, tidak tahu siapa sosok yang bisa arahkan apa yang sudah jalankan 227 sila tapi jika hanya sila, belum tentu kuat tapi sila itu perlu hingga menjalankan semua hingga mencapai penerangan terang ke terang, ini seperti arahat tiada lagi kilesha karena kilesha ini bisa melakukan hal tidak bajik, siapa lagi seperti para ariya kenapa mereka termasuk tujuannya, sudah pasti menuju nibbana sottapatti tidak bisa lahir dialam rendah tapi buat kita 4 alam rendah, masih terbuka walau banyak berbuat bajik kita tidak tahu bisa saja dari bahagia bisa kea lam menderita, pada manusia keempat ini bisa lahir dialam bahagia 4 alam rendah itu rumah permanen bagi yang belum terbebas, itu jenis manusia keempat terang menuju terang kita bisa cek masuk dibagian mana.
Komentar
Posting Komentar