PENCARIAN MULIA BY BHANTE DHIRACITTO
Suatu kesempatan yang baik buat kita semua, karena hari ini
bisa melakukan puja dengan baca paritta, bahas dhamma meditasi. Ketika sudah
telahir jadi manusia pasti ada sahabat yangn mengikuti kita, pergi tidak bisa
bebas apakah mengenal ajaran / tidak semua akan menghadapi usia tua, lalu
penyakit sulit jika lahir jadi manusia ini sulit ketika sudah melalui itu akan
alami kematian, tiada yang bisa lewati tiada yang bisa lepas dari penyakit
bahkan para bijaksana juga mengalami penyakit, taman ini tiada penghuni semua
bisa datang bahkan diceritakan tubuh kita ini sarang penyakit, kedinginan flu
makan cabai kebanyakan sakit perut belum lagi penyakit berat, untuk pindah
diangkat ini semua ada dalam tubuh kita kematian ini tidak tahu kapan datang,
bisa saja sore meninggal pagi hari main futsal lalu tiba tiba meninggal, makanpun
tidak bisa dicerna bisa timbul kematian bisa juga ada ular bisa mematuk lalu
mati, sebelum usia tua sebelum penyakit sebelum kematian datang mari kita
berbuat baik banyak yang dibilang oleh Buddha, penderitaan kalau tidak mampu
melihat jernih / berjalan dengan tongkat, kulit keriput kita sulit berjalan
sulit merasakan sakit Bahagia karena sulit menemukan orang sakit baahgia, maka
sakit adalah dukkha ada 2 kemungkinan kalau tiada kilesha, tidak akan lahir
kembali.
Tapi bagi
kita bisa lahir lagi, masalahnya kita tidak tahu kehidupan berikutnya untuk
lahir dialam bahagia, maka mari kita merenungkan ke dalam. Sebelum penyakit
kematian datang harus merenungkan, kita bisa contoh / membaca riwayat pangeran
Siddharta melihat orang tua oh saya juga akan jadi tua, ketika Pangeran
Siddharta melihat orang sakit saya juga bisa sakit, lalu melihat orang
meninggal saya juga bisa meninggal pernah tidak kita renungkan ke dalam, kalau
belum merenung ke dalam itu belum bisa benar benar ada renungkan ke dalam,
bahkan melihat orang sakit itu juga bisa renungkan bisa sakit pergi ke rumah
duka melihat sahabat meninggal, itu perlu kita renungkan ke dalam tapi Pangeran
Siddharta lebih merenungkan ke dalam, kelahiran itu yang sebabkan penyakit kematian
usia tua.
Lalu Pangeran
Siddharta pergi dari istana, padahal memiliki 3 istana bisa lahir dikerajaan
walau istana megah, bahkan pewaris tahta tunggal. Tapi Pangeran Siddharta
meninggalkan istana, untuk bebas dari penyakit kalau Pangeran Siddharta pergi
dari istana lalu kita harus gimana, walau tidak tinggalkan rumah kita harus
berbuat bajik hukum karma menetapkan kebaikan yang kita lakukan, akan banyak
dapat hal baik jika keburukan akan dekatkan diri ke hal buruk, akan lahir dialam
bawah walau belum siap kita akan alami sakit tua & meninggal untuk duduk
meditasi diusia 80-100 tahun itu sulit kalau penyakit datang bagaimana kita
berfikir berbuat hal bajik, kalau kematian datang kita akan terlahir lagi maka
sedikit demi sedikit renungkan, bisa lahir dialam bahagia setidaknya bisa menjadi
manusia yang mulia tidak harus jadi bhikkhu sebagai perumah tangga juga bisa.
Ini yang
membedakan diri kita, keyakinan kemoralan kedermawanan & kebijaksanaan
keyakinan pada triratna, ini menjadi fondasi. Kalau sudah yakin pada Sang
Buddha bisa latih yang lain tapi tetap perkokoh keyakinan pada Triratna, kita
harus contoh para mulia Sottapanna itu tidak berpindah keyakinan yang kokoh pada
Triratna, minimal sottapanna selama kita masih jadi umat duniawi, kita harus
tahu apa itu Buddha kalau seandainya tidak mampu baca pikiran buddha, harus melihat
2 kondisi pertama melalui mata kedua telinga mata dilihat dari perbuatan
jasmani, bisa timbul keyakinan menyelidiki dari tingkah laku walau waktu lama
bisa tahu dari gerak gerik, sama dengan keyakinan Sang Buddha lihat juga
melalui kata kata, orang ini berbicara ke arah mana apa didasari kebaikan /
keburukan ucapan juga jasmani ini dari batin, kalau batin baik jasmani baik.
Kalau menilai
seseorang, bisa melihat dari gerak gerik kalau ada ikan diair ada gelembung ada
riak, kalau sekarang tidak bisa ketemu Buddha. Bisa lihat dari ajaran yang bisa
kita kaitkan, untuk melenyapkan kebencian kebodohan batin keserakahan itu bisa
dapat nirvana kalau sudah kuat keyakinan, ini bisa aman pertama tahu pertapa Asita
datang ke kerajaan ingin melihat anak dari Ratu Mahamaya, pertapa Asita bahagia
lalu beliau menangis menjadi curiga pertapa Asita menangis, lalu apa ada bahaya
oh tidak ada lalu diawal kenapa tertawa lalu menangis, saya melihat calon buddha
sudah muncul tapi saya tidak bisa belajar ajaran Buddha, kalau dulu ada pertapa
menangis kita harusnya senang bertemu ajaran harus perhatikan tingkah laku
kita, tidak cacat tapi harus perbaiki diri ada ucapan kasar pemukulan kita
harus mau berubah jadi baik, sila ini latihan yang perlu kita latih moralitas
kita.
Manfaat menjalankan
sila, bisa lahir dialam bahagia karena praktik moralitas jadi tidak lalai hidup
ini benar, kekayaan akan berguna dalam hidup. Sila itu bisa membantu kalau ada
jalankan sila, ada rasa malu & takut berbuat jahat juga takut akan
akibatnya kita harus lebih banyak berbuat baik, tidak mau masuk penjara sudah
sering berdana memiliki sifat dermawan ada manfaat yang panjang, ada seorang
putri bernama Sumana kalau ada keyakinan moralitas kebijaksanaan setara, tapi
ada kurang dermawan dengan yang dermawan ada beda dialam dewa, usia panjang
kerupawanan kebahagiaan dialam surga berbeda kemashuran itu berbeda, lalu
bertanya kembali setelah dialam dewa bisa lahir dimanusia ada juga perbedaan
dermawan dengan yang tidak, usia panjang tampan mashur kalau meninggalkan hal
duniawi apa masih ada perbedaan, ada mengungguli dari hal yang tidak dermawan
jubahnya secara khusus, tempat tinggal obat obatan makanan juga dapat hal yang
disenangi.
Kita harus
melatih kedermawanan, ketika ada orang kelaparan tidak makan itu ada rasa kasih
sayang, ada atap rumah bocor lalu perbaiki. Memiliki kasih sayang membebaskan
orang lain dari kesusahan, ketika sudah kita sadari ada usia tua penyakit
kematian sudah itu ketemu pencarian mulia, misalkan cari kambing sudah usia tua
akan usia tua mengalami penyakit akan alami penyakit, kematian akan alami
kematian kalau sudah tunduk pada penyakit usia tua, kematian itu bukan
pencarian mulia maka hendaknya renungkan tubuh akan alami usia tua / perubahan
apa yang mengalami perubahan, itu adalah dukkha kalau tubuh ini milikku, oh
rambut jangan memutih tapi kita tiada kuasa kalau mampu untuk tidak copot gigi
itu aman, tapi tidak bisa itu bukan diri tubuh ini penyakit juga tubuh
mengalami ketidakkekalan tubuh ini bukan diriku.
Ketika sedang
meditasi, bhikkhu menemukan bermoral dalam meditasi jika melihat panca skandha
harus pertahankan dengan saksama, panca skandha itu alami tidak kekal ketika
tubuh ini tercengkram, dukkha bukan milikku. Bisa mencapai Sottapanna ini yang
harus kita renungkan, akan alami usia tua bagaimana rambut agar hitam terus
bisa cat kita tidak bisa meminta apapun yang dimiliki, bukan milikku mereka
yang senantiasa merenungkan tubuh mereka adalah siswa yang mulia, maka mari
kita renungkan sedikit demi sedikit karena apa yang timbul dukkha, ini bukan
milikku semoga semakin maju dalam dhmma semoga semua makhluk berbahagia bebas
dari dukkha sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar