Q&A BY BHANTE KUSALASARANO

             Memang pada dasarnya, kilesha bisa saja muncul setiap saat dalam diam saja ada pikiran buruk itu muncul, ada sifat tidak baik. Lalu muncul hal tidak baik ini adalah kebencian dlaam dhamma, kita diajarkan sifat bijaksana tidak lekati pikiran yang tidak melekat kita sadari, itu sebagai bentuk pikiran saja kita tidak bisa menolak pikiran itu tidak muncul karena kita tidak kuasai semua, tiada milik kalau ini milik kita bisa mengatur kita tidak bisa mengatur, ini sifat alami muncul karena sebabnya ada sikap yang sama tidak munculkan cinta kasih, kalau tiada memaafkan ini akan muncul kembali sehingga harus kita waspadai agar hal buruk tidak muncul lagi, maka ketika jika kilesha muncul harus kita jaga berusaha untuk memunculkan pengertian, ini akibat kamma kembangkan cinta kasih sehingga tidak muncul hal benci.

            Karena sudah selesaikan itu, kalau menolak itu adalah kebencian jadi perbuatan buruk yang baru, karena tidak diselesaikan pada waktu itu. Ketika kita berfikir mencintai kehidupan kita sendiri, tapi pada lebih keliru itu tidak cintai diri kita sendiri seseorang yang melakukan tindakan perbuatan buruk, itu perlakukan diri sebagai musuh melakukan tindakan tidak baik itu bukan mencintai diri sendiri, kita harus ada pemahaman pengetahuan harus bijaksana kalau sudah ada pengertian yang benar, selain mencintai diri sendiri kita harus ada pemahaman pengetahuan harus bijaksana, kalau sudah ada pengertian yang benar selain mencintai diri sendiri, jadi mencintai orang lain juga jadi kita mencintai diri kita bukan memuaskan ego diri kita sendiri, itu hanya kepuasaan nafsu keinginan ini yang menjadi sebab timbulkan hal hal jahat, bunuh makhluk hidup karena direndahkan orang lain ini bentuk dari turuti ego saja, karena nafsu indria bisa timbul hal hal jahat kita semua tahu konsekuensi banyak yang susah sekali, bahkan rela tidak makan hanya untuk obat obatan saja itu apakah mencintai diri sendiri, itu tidak cintai diri sendiri hanya berfikir masa itu saja karena tiada bijaksana itu tidak cintai kehidupan.

            Kita kembali pada konsep karma, semua orang akan mewarisi karma sendiri ada nasihat baik agar terhindari masalah, kita tidak perlu sesali. Kita tidak punya kuasa pada orang lain bahkan diri sendiri, belum sepenuhnya apalagi untuk orang lain semua orang itu akan mewarisi karmanya, masing masing sangat baik ada niat agar tidak jadi masalah kita tidak punya kuasa, yang penting kita sudah ada niat baik sama dengan ajaran Buddha Sakyamuni sudah perkenalkan jalan baik & buruk, itu tergantung pada diri kita sendiri kita tiada kuasa untuk orang lain / sepenuhnya pada diri sendiri, yang penting kita sudah lakukan hal hal yang baik, ketika sudah lakukan tindakan buruk tapi sudah berikan cinta kasih tidak benci perilaku mereka, kita jadi cintai diri sendiri juga mencintai orang lain agar tiada akibat buruk tergantung si penerima, kita tiada kuasa orang lain karena diri kita yang bisa jadi pelindung sebagai bentuk mencintai diri sendiri, dengan tujuan agar hidup bahagia agar terhindar dari beragam masalah manusia, ada fisik & mental kita mencintai diri menjaga fisik.

            Berikan pakaian agar terhindar terik matahari, agar tidak dicela orang lain fisik ini juga perlu diberi makan, agar bisa bertahan lama. Butuh tempat tinggal tidak kepanasan juga tidak kehujanan bisa bebas dari binatang buas, butuh obat obatan agar fisik kita tidak sakit terlalu lama, agar jaga fisik kita dalam perumah tangga penuhi kebutuhan hidup hendaknya mencari materi dengan cara yang sesuai, tidak rugikan siapapun artinya kita tidak hanya jaga fisik kita saja, tapi jaga batin kita juga kembangkan pikiran pikiran yang baik ini cara kita berikan hal hal yang bermanfaat, dengan cara demikian kita berusaha melindung juga baik fisik & batin, selain mencintai fisik kita juga jaga batin kita hindarkan diri buat hal jahat kembangkan pikiran yang baik, kalau tidak berikan makanan yang bermanfaat itu bahaya selain jaga fisik, berikan hal yang baik dalam batin.

            Supaya pikiran kita tidak buat hal hal bahaya, kalau kita cintai diri sendiri apa tidak timbul melekat seperti tadi yang saya sampaikan, berbuat hal hal yang bermanfaat ketika kita buat hal hal bermanfaat, itu walau sudah lakukan bajik. Tapi timbul akibat tidak baik muncul rasa tidak terima, kalau ada hal itu kita lekati diri sendiri munculkan kemelekatan untuk diri sendiri ini harus dengan bijaksana, kalau tidak terima hal itu kita tiada kebijaksanaan karena perbuatan yang dilakukan, bukan hal hal baik tapi pernah buat hal hal buruk yang terjadi dalam diri kalau tidak terima kita akan lekati terus, kita tidak bisa selalu dipuji / buat hal hal cantik yang ganteng, ini yang disebut bukan milikku kalau itu punya kita bisa membuat itu tapi sayangnya kita tidak bisa atur hal itu, untuk hal ini ketika kita berfikir dhamma menjadi ajaran yang berguna.

            Bisa praktikan hal hal sederhana, seperti jalankan sila ini bisa dipraktikan dalam sehari hal tidak perlu ubah data agama diKTP, tapi bisa perlihatkan dari sikap & perilaku jangan sampai menyakiti keluarga, ini bisa dilatih. Juga harus hati hati lalu jika tidak hati hati melekati lalu semua ini benar, keyakinan keluarga tidak pas ini keliru kalau saya meyakini ajaran buddha yang lain, non buddhist tiada masalah karena semua ajaran menjalankan hal bajik harus memulai sudah bisa perlihatkan keyakinan, terhadap keluarga walau berbeda keyakinan keluarga yang sudah berikan penghidupan yang layak.

            Bagaimana kita menasehati orang yang mengalami gangguan jiwa, sikapnya tiada kendali mereka bisa lakukan apapun, selain bahayakan diri sendiri. Bisa juga bahayakan orang lain kita tidak bisa berikan nasihat apapun, tapi kita bawa pada tempat orang yang alami gangguan jiwa, pikiran meeka sangat kacau tidak bisa lihat mana baik & buruk letika ada air keruh, apa kita bisa lihat dibawah air itu tentu tidak bisa melihat dibawah air kita bisa lakukan orang yang bisa merawat, orang memiliki gangguan jiwa itu sendiri memang dalam kehidupan ini akan sangat sering terjadi, hal tidak diinginkan apalagi masa pandemi sekarang ini.

            Hal ini tidak dialami satu orang, tapi semua mengalami hal yang sama lalu bagaimana  kita tidak larut dalam kesedihan, lakukan hal yang bisa dilakukan. Jika tidak sesuai harapn harus cari tahu hal hal yang ada diluar, dalam diri kita harus cari tahu apa saja tindakan hal yang buat kita sulit, apa saja yang bisa bebaskan kesulitan kita kalau tidak lakukan hal itu akan alami hal hal yang sulit, kita harus sesuaikan diri harus dimulai dari masa sekarang orang orang tidak bisa keluar rumah / ke vihara, lalu bagaimana cara mendengarkan dhamma harus gunakan media, seperti beli barang banyak aplikasi itu hal yang bisa kita manfaatkan agar masalah itu tidak jadi penderitaan, buat diri kita agar masalah tidak jadi beban buat kita hingga mampu sesuaikan diri.

            Memang penyesalan sangat wajar dialami, kenapa kita menyesalkan karena tidak usaha selesaikan masalah itu, kalau buat hal tidak baik. Kita harus temui supaya tidak jadi penyesalan itu menghantui, ada rasa bersalah muncul itu belum diselesaikan ini yang jadi penyesalan terus menerus, maka berusaha selesaikan menemui orang yang kita pernah rugikan meminta maaf, lakukan hal hal baik supaya bisa balas lepaskan karma buruk setelah selesaikan masalah itu, penyesalan tidak akan muncul kalau tidak selesaikan itu ada pikiran yang mengembara ini bisa penderitaan untuk diri sendiri, berusaha selesaikan masalah itu agar tidak muncul lagi hal hal buruk, itu sebenarnya perbuatan perbuatan dimasa lampau tidak selalu berbuah dimasa berikutnya, ini bukan hanya kamma saja.

            Tapi ada kondisi lain, misalkan ada seorang sakit bukan hanya karma saja ada 4 hal lain kesadaran, shu itu bisa buat kita sakit. Karma juga ikut serta makananpun termasuk kalau orang orang tidak bisa makan pedas, malah timbul sakit perut ini tidak bisa terima makanan itu kalau berlebihan, itu bisa juga buat hal buruk perbuatan buruk yang dilakukan terus menerus ini bisa berikan buah, ada karma yang sangat berat melukai buddha membunuh orang tua memecah belah sangha, ini akan berikan buah perbuatan ini sangat berat sekali perbuatan buruk kecil, itu bisa memberikan akibat seperti ember yang akan terisi penuh oleh air yang jatuh jangan remehkan perbuatan buruk, itu akan penuh juga seperti tanam bibit cabai pupuk terus, akan jadi besar sama dengan perbuatan yang akan timbulkan hasil usahakan masa ini berbuat hal itu berbuah, tidak bisa menempuh hal hal hidup suci tidak semua berbuah kamma itu kalau kondisi sesuai kamma, itu akan berbuah juga jadi jangan remehkan perbuatan buruk sekecil apapun itu akan penuh lagi hal hal buruk kita perhatikan hal hal baik yang kecil bisa buat hal besar, semoga semua berbahagia.

Komentar

Postingan Populer