3 PINTU KARMA BY BHANTE DHIRACITTO

             Ada satu hal yang baik, jika mengulang terus lakukan kebajikan kalau mengulang kebiasaan baik, pikiran ucapan tindakan akan bawa kebahagiaan. Ketika lakukan kebajikan itu akan timbulkan bahagia, jika ucapan perilaku pikiran buruk itu akan timbulkan bahagia tapi jika ucapan perilaku pikiran buruk, itu akan timbul dukkha ini bukan sulit kalau melihat itu dalam diri, rasa sesak panas kalau jujur & mengakui ucapan kasar kalau melihat ke dalam diri kita rasa panas tidak senang, tidak nyaman itu sudah ada ini akibat dari ucapan buruk hasilnya tidak hanya dalam satu kesempatan, ini bisa berakibat dimasa mendatang akan ada 2 hasil perbuatan itu, menderita begitu juga lakukan hal baik melepaskan hewan itu ada rasa kenyamanan batin itu juga bisa berakibat, dihidup sekarang / mendatang berdana saja juga meditasi ketika tiada nafsu raga / batin yang buruk, kebencian malas ragu niat buruk gelisah itu akan jadi tenang batinnya, karena itu ada nafsu raga malas ragu juga gelisah.

            Kalau batin tiada hal buruk, apakah saat ini belum tentu kita bisa melihat hal hal baik dulu membuat muncul rasa, tentang secara dhamma bahagia / ketidakbahagiaan itu ada sebabnya kalau hal buruk, sudah ikut penderitaan. Dalam hidup ini sudah sering berbuat hal bajik memang harus diulang, seperti pisau diasah terus menerus akan tajam dalam hidup sehari hari sudah lakukan hal bajik pada orang lain, kerabat keluarga / mungkin pernah lakukan hal bajik, pernah tidak lakukan hal bajik kalau renungkan lagi itu tiada selalu dapat hal yang baik, kadang kala orang yang kita bantu sering dapat hal tidak baik banyak orang yang suka minum susu, perbuatan baik ibarat susu yang bawa damai & bahagia tapi tidak selalu dibalas dengan air susu, ada juga tuba / air yang pahit salah satu untuk membunuh ikan melakukan bawa air tuba ditumbuk dengan kecil kecil.

            Meracuni ikan disungai, racun itu tidak bisa diminum perbuatan buruk bisa menderita juga timbul kematian, kadang ada yang berbuat baik. Tapi dibalas jahat ada modal sedikit dibantu sama sama maju, tapi yang dibantu itu berkhianat seluruh pelanggan diambil mengkhianati dari belakang, karena rasa kasih sayang diberi modal hasil pertanian itu baik bisa berkembang apa pertanian hasil bagus, hasil panen buruk sudah dibantu tapi balas dengan kebohongan ada rasa kasih sayang, diberikan pekerjaan dikantor ia menjelekkan orang lain bisa mendepak dari kantor, bisa saja terjadi dimasyarakat mungkin dapat balas baik tapi tidak jarang dapat hal buruk, walau sudah dikasih hal baik tapi orang balas dengan tidak baik maka harusnya kita mencontoh Buddha Gautama, agar mampu meredam keburukan yang kita lakukan.

            Saat jadi bodhisattva itu dibalas dengan keji, suatu ketika pernah lahir sebagai kera saat itu ada seorang petani, sudah bajak sawah dengan sapi / kerbau. Ketika tengah hari sapi itu dilepas untuk cari rumput, dilanjutkan dengan mencangkul petani itu sedang merapihkan tanah yang sedang menggali, petani ini melakukan kerja dengan baik tapi saat sore hari sudah selesai ingin dapat sapi itu mencari sampai ke hutan, dicari tidak ketemu sampai dihutan tersesat selama 7 hari 7 malam, tersesat dalam hutan selama mencari sapi itu melihat pohon buah yang sangat menggiurkan jatuh, lalu mengambil buah itu sangat enak / lezat habis dimakan tapi belum kenyang, akhirnya ingin makan kembali supaya perut kenyang lalu naik lagi pohon itu disamping jurang, ketika naik ingin mengambil buah itu semakin naik pohon yang diinjak patah, tidak mampu menahan berat badannya lalu kepalanya duluan jatuh.

            Tapi masih ada air yang dalam, sehingga masih bisa selamat kalau tiada air jika airnya dangkal bisa meninggal, sehingga bisa menolong airnya yang dalam. Walau selamat tapi ia tidak bisa kembali ke atas lagi, tiada jalan untuk keluar betapa sangat sedih petani ini tidak bisa keluar, sulit sekali petani ini merasakan tidak enak selama 10 hari tubuhnya kurus mungkin minum saja, ia jadi kurus kering sudah pasrah nasibnya mengerikan ada kera yang besar ekornya panjang, ketika ingin makan buah melihat petani disana ada manusia yang butuh pertolongan tapi sebelum menolong, melihat beban seorang petani pertama membawa batu beratnya sama dengan manusia ini, apa saya mampu mengeluarkan batu dari jurang akan mampu bawa batu ke atas, dipikiran saya pasti mampu membawa petani itu dengan niat baik itu menaruh tangan dipundak, akhirnya mampu membawa ke atas dengan selamat tenaganya kurang diceritakan kera itu istirahat, dengan mengatakan sekarang anda yang berkewajiban melindungi selama saya tidur, melindungi saya kalau ada binatang buas saya diterkam selama saya tidur melindungi saya, kera ini lezat seperti daging rusa saya menyimpan lalu dapat lanjutkan perjalanan saya.

            Dengan niat buruk mengambil batu untuk membunuh kera, tapi memiliki tenaga lemah hanya kena tengkorak kepa, tapi buat berdarah saja. Karena hantaman batu kera kaget lompat ke pohon, saat itulah kera itu sangat sedih ketika orang dibantu tapi dibalas ingin membunuh ini sangat buruk, menatap dengan sedih karena orang yang dibantu ingin dibunuh betapa sangat menderita / sedih, walau demikian sudah membantu tidak lantas membunuh tapi justru kera ini, menunjukkan jalan ini adalah keluhuran Boddhisattva walau dibalas dengan keji tapi balas kebajikan, membebaskan orang itu agar keluar dari hutan jika sudah menemukan rumah, anda sudah keluar saat itu Boddhisattva walau disakiti tetap menolong memberi makanan kepada binatang, seperti ikan itu kebajikan apalagi menolong manusia itu kebajikan yang luar biasa tinggi, kalau tidak dibantu akan alami kematian walau seperti itu Boddhisattva sudah lakukan hal baik, kita ingat kembali apa yang diajarkan Boddhisattva kalau mampu dengan cinta kasih juga kasih sayang, memiliki sifat batin Boddhisattva jika balas buruk akan jadi hal buruk lagi, karena suasana akan berubah jadi buruk kalau kita cegah minimal tidak buat hal buruk, kalau buat hal baik walau dibalas buruk tapi balas baik itu luhur jika balas buruk lagi itu tidak pas, semoga semua makhluk berbahagia.

Komentar

Postingan Populer