CELAAN BY BHANTE DHIRASARANO
Pada hari ini, tentu menjadi hal yang baik bagi siapapun yang ingin melakukan hal bajik ada beragam, melakukan penghormatan saat puja bakti. Selain itu disamping memberi penghormatan ada kesempatan, menambah pengertian terhadap buddha dhamma memiliki pemahaman yang dapat dipraktikan, hal bajik juga hindari hal buruk mengenai celaan pada hari ini akan kita bahas, dapat ditemukan dalam diri sendiri ada sebagian besar orang lebih suka pujian dibanding celaan diberikan pujian senang & bahagia, berbeda dengan celaan ada kondisi tidak menyenangkan, ketika seseorang ada cenderung demikian akan sulit menahan diri khususnya celaan, berbeda dengan hal celaan orang suka dipuji dari dulu seseorang terkadang mencela yang duduk diam, sedikit berbicara termasuk yang banyak bicara dalam segala kondisi pasti ada celaan, dihadapi oleh setiap orang.
Karena ada dalam attha loka dhamma / 8 angin duniawi, bukan hanya ungkapan langsung tapi diera digital, bisa digunakan sebagian besar orang melalui status video gambar bahkan tidak sedikit berita tentang ujaran kebencian, tidak sedikit memperoleh hal yang tidak mengenakan semua dapat celaan, bahkan Sang Buddha & para siswa. Ada celaan fitnah tapi yang berbeda cara menyikapinya, kalau ada celaan akan ada kebencian tapi berbeda dengan Sang Buddha bisa hadapi dengan tenang, walau celaan banyak ada juga dalam kisah Sang Buddha bertemu Ahkosa, itu langsung mencaci maki karena ada yang menjadi bhikkhu dibawah asuhan Sang Buddha, tapi ada tanggapan berupa pertanyaan oh brahmana apakah pernah ada kerabat yang datang ke rumah anda.
Oh ada, apakah anda suguhkan makanan / minuman tapi jika tidak diambil milik siapakah sajian itu, masih miliknya kalau ada respon yang baik. Tetap ada ungkapan dalam orang itu jika ditanggapi negatif, sama dengan orang yang memberikan ada salah satu bentuk ungkapan tidak baik, berupa cacian akan ada kondisi tidak baik ada pertapa dizaman Sang Buddha memiliki 4 hal aneh, makanan tidak normal selalu telanjang tidur diatas tanah menyisir dengan daun lontar, tapi ketemu Sang Buddha kenapa melakukan hal itu jauh dikehidupan lampau, ada mengumpat ke Thera arahat lalu jadi memiliki kebiasaan tidak baik setiap orang akan bisa jadi hadapi celaan, tergantung respon kita kalau negatif marah juga benci tapi ditanggapi dengan baik, berusaha bersabar apa yang disampaikan akan jadi pemilik yang menyampaikan, termasuk juga walaupun dari hal yang dilakukan Sang Buddha sulit untuk melakukan hal tadi, sulit hadapi celaan dengan tidak marah jika seperti pertapa Zambhuka tadi akan lebih bahaya, kita bisa kendalikan diri supaya bisa bertindak dengan baik.
Lalu gimana Sang Buddha, ada melakukan pindapatta ada seorang bernama Magandhiya ada dendam, menyewa untuk mengungkapkan hal tidak baik lalu bhante Ananda menyarankan untuk pindah, tidak perlu lebih baik selesaikan masalah. Supaya tiada masalah ditempat lain selesaikan dulu, maka kita harus kendalikan perilaku ucapan tindakan badan jasmani pikiran, walau ada celaan dari orang lain apa yang disampaikan orang lain belum tentu hal itu terjadi, jika memiliki kesabaran tidak akan jadi besar termasuk sebuah solusi ketika hadapi celaan, tentunya kita bisa memahami celaan ini jikalau kita sampaikan ungkapan pada orang lain, tapi tidak terima akan jadi milik sendiri sama hal jika respon dengan baik kalau ada bicara tidak baik, kejahatan itu tetap milik si pelaku kejahatan mari kita berusaha kendalikan ucapan, jangan karena marah / benci mengharap orang lain celaka.
Komentar
Posting Komentar