8 KERUGIAN TIDAK BERBAKTI PADA GURU BY KO ANDI
Walau kita sudah berjanji, ingin berbakti pada guru nah di Liberation In Our Hand ada 8 kerugian itu, memandang rendah guru kita. Jadi memandang rendah Sang Penakluk kita tidak bisa lihat langsung Buddha, jadi seorang buddha itu diwujudkan sebagai guru jadi guru kita adalah emanasi buddha, kalau kita memandang rendah guru kita juga memandang rendah semua penakluk, saat menganalisa guru kita akan bisa lihat pada saat itu sangat baik bisa kita jadikan panutan, kalau kita lihat dari sebuah jendela awalnya ingin lihat pemandangan indah tapi malah lihat jendela rusak, nah sama halnya guru kita padahal kebajikan besar kita hanya bisa lihat kekurangan itu.
Jadi kita
cenderung memandang rendah guru kita, maka sejauh mana kita lebih yakin pada
beliau, jika kita anggap itu salah. Mungkin kita tidak bisa lihat dengan
persepsi saja itu tidak mengubah hal yang kita pandang, kotoran itu tidak untuk
dimakan itu konsep manusia tapi itu bukan rusak hidup kita, artinya dengan tidak
merubah persepsi kotoran itu tidak selalu buruk sama dengan diri kita, apa sudah
yakin benar benar dapat manfaat besar jika tidak itu jawaban kita salah &
tidak unggul, jangan sampai kita melihat guru kita itu hanya persepsi kita
model ini hanya pandangan.
Jika sudah
ada keraguan, itu evaluasi yang belum selesai ketika kita putuskan dia orang
yang tepat, tiada kemungkinan untuk menyangkal. Kalau menganggap dia rendah itu
karena kekurangan kita, itu sudut pandang guru ketika dengan bertemu guru lalu
buat emosi itu bahaya buat kita, ketika kita bilang saya sombong bukan menganggap
orang rendah bisa sederajat / lebih tinggi, tapi itu juga sombong dalam hal materi
kita menganggap lebih tinggi ketika kita interaksi yang sama, walau sama
pengetahuan tapi tetap pengetahuan saya lebih unggul jika lebih unggul dari
kita, oh saya juga bisa itu tapi kalau kita saya bisa seperti itu apapun yang
dilakukan, bisa lebih baik oh cuman seperti itu juga saya bisa baik lebih
tinggi setara tapi kita anggap diri lebih unggul, jika melatih batin kita
memiliki banyak kelemahan ada penderitaan yang ingin diatasi, menurunkan ego kita
tapi jika sombong dhamma itu dianggap angin lalu, walau bisa bebas dari samsara
sekarang mudah dipahami tapi bisa jebak kita kalau tidak bisa atasi ego kita,
akan tetap menganggap rendah guru kita.
Lalu ada
pernah terima ajaran, oh saya sudah paham tapi tidak ingin hadir lagi praktik
tidak semudah teori, itu sangat mudah dipahami secara teori. Tapi praktik sulit
kita bisa lakukan setiap saat, karena seorang guru ada ketemu murid yang lebih
unggul / lebih rendah itu jika ada kata tidak baik kita bisa, tidak mau dengar
lagi padahal awalnya ia guru saya ketika memutuskan hal itu, tidak bisa diulang
/ dibatalkan sampai menembus itu ajaran akan selalu ada kalau gagal paham, kita
akan berbahaya sangat besar kesalahan sampai kita benar benar yakin pada guru,
agar tidak kita pandang rendah guru kita karena kapasitas yang kurang kita
tidak bisa lihat guru dengan baik, sama hal orang miskin padahal bertemu
berlian tapi tidak digunakan sama saja dengan kita, tidak bisa lihat dengan
baik paham saja ada lebih positif kita lihat manfaat itu, bukan hanya poin poin
saja, kalau belum bertumpu manfaat apa saja jika sudah manfaat, apa yang akan bisa
kita peroleh apa sudah ketemu poin poin itu kalau belum lakukan tidak perlu
ditanya, karena belum lakukan itu tidak usah ditanyakan apa akibat kita yang
memandang rendah guru kita.
Y.A
Vajrapani bertanya pada Buddha, apa akibat mencela guru kalau kita mencela guru
bisa masuk ke neraka, dengan cara apapun. Jangan memandang rendah gurumu yaitu
neraka siksaan tanpa henti, semua hasil akibatnya alam rendah / alam paling
buruk itu lahir dineraka siksaan tanpa henti, semua hasil akibatnya alam rendah
/ alam paling buruk itu lahir dineraka siksaan tanpa henti, bisa rendahkan guru
kita dengan persepsi yang dia miliki selama memandang rendah guru, itu akan
bisa dapat hasil buruk sejumlah makhluk berat karma pada objek semua makhluk
itu, bisa pada semua makhluk kita harus bisa atasi itu karena masalah itu pada
kita lain hal, dalam masa analisa belum jadi guru itu masih bisa beliau tidak
memiliki kesalahan, kalau masih analisa pertama kita salah kalau marah pada
guru kit aitu akan berbahaya, menghancurkan kebajikan yang sangat besar semua
kebajikan bisa hancur dengan kemarahan kita.
Karena batin
saya kurang dewasa, saya marah pada beliau sampai bergetar itu penyesalan
terbesar saya, jadi kita harus dengan tegas melatih batin kita. Kalau teledor
kita akan bahaya kemarahan itu akan muncul, apalagi punya guru yang tegas gagal
pada kita karena beliau purifikasi karma buruk kita, masih bisa meminta maaf
ada juga beragam kasus sampai tidak mau bicara, kita bisa meminta maaf pada
guru kita kalau sudah marah besar saya tidak berani minta maaf, padahal secara
aktif artinya semakin lama minta maaf akan semakin jauh, karena kesalahan kita
melakukan hal buruk pada guru kita jangan lupa minta maaf bahkan sebuah
kemarahan, itu bisa hancurkan karma bajik kita maka dewasakan batin kita agar lebih
aman, jadi apapun yang kita lihat pada batin kita.
Tindakan apapun
itu tidak aka nada keraguan, hanya pikiran & ucapan tapi bukan dalam batin
sama saja bohong, jangan hanya emosi saja. Kita latih batin kita lagi tapi
dalam hati kita yang harus lihat, kita masih ada praktik harian ada praktik
setiap hari itu sangat berharga kalau tiada rantai harian prakti, akan semakin
malas latih itu dilakukan setiap hari selalu ingat praktik harian, berasal dari
perhatian guru tidak perduli seberapa unggul jika tidak rasakan kehadiran guru
kita adalah buddha, itu akan semakin tidak baik poin praktik harian kit aitu perkuat
keyakinan pada guru kita, kalau tiada perhatian tidak bisa lagi ada juga
kerugian ketiga kalau tidak jalankan praktik dengan benar, bisa lebih bahaya
dari semua latihan tingkat tinggi, tiada satupun praktik tingkat tinggi ini
tiada guru tidak akan bisa praktik tantra hanya dengan buku, sama seperti kita
mengendarai kendaraan tanpa sim itu illegal sama dengan praktik tantra tanpa
guru, itu illegal tidak perduli praktik tinggi apapun itu aka nada bahaya, jika
lakukan dengan baik masuk alam tinggi jika tiada praktik akan jatuh dialam
rendah, harus bisa selalu paham agar tidak terpisahkan dari guru.
Karena efek
latihan itu sangat besar, ada 5 kejahatan efek yang sangat besar itu bisa jatuh
ke alam rendah, walaupun selalu dalam perhatian. Tapi hanya memandang rendah
guru tempat tujuan kita, akan masuk kembali ke neraka jagalah ketiga pintu
mulut pikiran penglihatan kita, itu kerugian ketiga & keempat kita akan
kehilangan semua ajaran kita tidak ingin terima, kita gagal melihat esensinya
orang orang terkenal diiklan karena mereka adalah orang unggul apapun yang
diucapkan, selalu didengarkan itu akan lihat individu yang sama ada seorang
guru duduk ditahta besar, itu sangat luar biasa tapi guru saya hanya mengajar 1
sampai 2 orang saja, karena manfaat kita bertumpu bukan luar biasa guru kita
dapat mengajar banyak orang tapi kita harus lihat dalam diri, hindarkanlah
pikiran pikiran buruk kita kalau sudah bertumpu, beberapa waktu ikut kelas
prolam ujian ret ret kita tapi belum unggul tapi kita harus lihat lagi, apa
sudah kumpulkan kebajikan purifikasi sudah dapat blessing guru tapi kita tidak
lakukan itu malas, jika sebaliknya kita belum bertumpu dengan benar kita bilang
sumbernya sama halnya makan buah, tidak tanam biji kita tidak dapat lagi kalau
kita buang guru kit aitu akan hilang sama halnya, menghafal jika tidak dingat
kembali akan hilang dengan cepat semoga semua berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar