KEMATIAN BY BHANTE DHIRACITTO

             Pada kesempatan hari ini, bertemu kembali dalam puja bakti karena hari ini masih bisa lakukan kebajikan yang kita pupuk, hingga menjadi pembiasaan. Jika sudah biasa melakukan kebajikan, jasa kebajikan ini yang bisa dapat kita ulang karena dalam syair dhammapada hendaknya perbuatan bajik kita sering ulang, jadi akan bajik jika tidak lakukan hal hal bajik memang tidak masalah mengenang masa lalu, tapi ini tidaklah tepat ada sebuah kisah ketika lahir jadi manusia, pasti ada kematian ada yang usia panjang tidak hanya manusia dewa juga bisa mati, tidak ada yang bisa mengelak jika seorang dewa masa hidupnya akan berakhir, sudah ada tanda tanda.

            Ketika dewa mengalami kematian, kalau masa hidup berakhir akan keluar keringat dari ketiak / ada rangkaian bunga, ketika bunga layu akan mengalami kematian tidak gembira lagi, kecemerlangan sinar tubuh akan redup. Itu tanda tanda berakhir para dewa yang lain sudah ada tanda akan berakhir, berikan nasihat yang baik ada 3 hal dewa yang lain akan mengalami kematian, dewa itu sangat menarik dewa yang memberikan nasihat pergilah dari sini ke alam yang baik, kedua perolehlah apa yang pantas diperoleh nasihat yang ketiga setelah peroleh apa yang pantas diperoleh, mantapkan diri kita 3 hal ini sangat menarik.

            Alam yang baik itu apa, alam yang baik menurut para dewa alam manusia ini alam yang baik bagi para dewa, disarankan lahir dialam manusia. Alam yang baik menurut para dewa walau sulit hidup, tapi menurut para dewa alam yang baik harus bekerja tapi tiada kemajuan anak itu rewel, tidak menurut itu kesulitan dalam hidup ini ada ketimpa penyakit walau dialam manusia ada ratap tangis, tapi bagi para dewa ini alam yang baik jika kita bandingkan alam bawahnya jauh, alam neraka setiap saat dihukum dialam binatang yang kuat mengejar yang lemah, bagaimana bisa melihat hal bahagia alam peta lebih sulit lagi ketika para dewa sudah tahu diberi nasihat pergi ke alam manusia, peroleh apa yang pantas diperoleh tidak lain perolehan yang pantas diperoleh, yaitu belajar dhamma juga vinaya bisa ada keyakinan milikilah keyakinan yang sempurna, dibabarkan oleh Sang Tahtagatha Sang Buddha sudah sempurna dalam perilaku, tubuh ucapan buddha yang sangat baik arahang makhluk suci bebas dari noda, bersih seperti itulah batin Sang Buddha sudah bersih batinnya dari noda.

            Apa ada pengotor batin, sama rambut ada pengotor rambut ketombe pengotor mata ada juga pengotor telinga, pengotor kain tinta apa pengotor batin. Kebencian iri hati keserakahan dendam kebodohan kilesha itu pengotor batin, tapi Sang Buddha sudah bersih maka disebut maha suci, Sammasambuddha mencapai pencerahan dengan upaya sendiri gimana sedang jadi pertapa Siddharta Gautama, 6 tahun ketika menyadari saya sudah lakukan 6 tahun itu tiada yang didapatkan, waktu itu paling tinggi kalau ada brahmana paling tinggi tidak lebih dari 6 tahun, beberapa hari hanya makan sedikit sekali karena begitu sangat kurus tulang belakang seperti tasbih, ini penyiksaan diri untuk capai pencerahan tapi tidak bisa lalu mengubah cara duduk dibawah pohon bodhi, saat bulan prunama waisak itu bisa dengan usaha sendiri, bhagava ini sifat wujud maha karuna memiliki welas asih yang besar perlu kita pahami Pangeran Siddharta, meninggalkan istana usia 29 tahun bertapa selama 6 tahun lalu pada usia 35 tahun, bisa jadi Sammasambuddha lalu Sang Buddha parnibbana 80 tahun Sammasambuddha 45 tahun mengajarkan dhamma.

            Sang Buddha sudah jadi suci, sudah jadi Buddha tidak akan lahir lagi sudah jadi manusia yang cerah, tapi Beliau tetap babarkan dhamma. Andai saja tidak babarkan dhamma tiada masalah, tapi karena welas asih beliau itu membabarkan dhamma ketika mengutus 60 arahat untuk babarkan dhamma, ajarkanlah dhamma yang indah diawal pertengahan hingga akhir bukan karena pengikut, tapi demi kasih sayang kesejahteraan terhadap makhluk bisa bebas mencapai kesucian, dimanapun ia tinggal itulah tempat yang paling damai baik dimanapun para arahat bisa dimana saja tinggalnya, karena tempat yang paling damai batin yang sudah siap, saat kena sinar matahari debunya sudah sedikit.

            Ibarat bunga teratai, itu bisa kena sinar matahari bisa langsung bebas karena didasari kisah sayang, lalu bisa babarkan dhamma. Ketika kita tahu itu karena ada kualitas itu kita bisa tempatkan keyakinan pada para buddha, begitu juga dewa berhasil lahir dialam manusia memiliki keyakinan pada Sang Tahtagatha, begitu juga kita harus mulai memantapkan keyakinan pada Sang Buddha, merupakan pintu masuk ajaran sudah ada keyakinan pada Sang Buddha, ini pintu masuk perlu kita pelajari juga bisa praktikan para dewa yang lain juga menasehati kokohkan diri dalam dhamma & vinaya, siapa yang sudah kokoh itu Sottapanna sudah kokoh dalam dhamma vinaya, tidak bisa diganggu siapapun tiada lagi keraguan tidak akan bisa berpaling, hanya Sottapanna yang sudah kokoh kita bisa goyah hadiah yang besar belum kokoh tidak bisa goyah lagi untuk Sottapanna.

Ada seorang sottapanna bernama Suppabuddha, ada penyakit kusta sudah muncul Suppabuddha disamping miskin, meminta minta menderita penyakit kusta. Suatu ketika saat ingin meminta makanan, ketika itu Sang Buddha membabarkan dhamma ketika mendengarkan pembabaran dhamma, mencapai tingkat kesucian Sottapanna beliau pergi ke vihara karena begitu bahagia, datang ingin menemui Sang Buddha ada raja Sakka ingin menguji ingin menceritakan hal tadi, lalu raja Dewa datang sebelum sampai vihara untuk bertemu dengan Suppabuddha, lalu berbicara raja dewa berkata kalau seandainya mau mengkhianati tiada keyakinan, pada buddha dhamma & sangha itu saya bisa berikan hadiah yang begitu besar, lalu Beliau bertanya siapa anda ini saya adalah Sakka dewa / raja dewa ketika saat ketahui, ia seorang dewa walau saya miskin tapi sebenarnya saya kaya secara batin minimal Saddha, sudah kuat keyakinan secara batin kaya moralitas yang baik.

Tidak mungkin melanggar sila yang berat, bisa punya sila kokoh walau secara materi tidak punya, menjaga 5 sila itu kaya. Meminta tuntunan sila praktik sila ada memiliki kekayaan batin kokohkan moralitas itu ada, moralitas itu sudah kaya sudah ada hiri & ottappa ada panna memiliki kekayaan Ariya, begitu juga Suppabuddha saat ingin diberikan hadiah ia tidak mau, walau miskin materi tapi kaya secara batin inilah yang sangat besar manfaat saat kita sudah pelajari, inilah yang dikatakan dewa alam manusia alam yang baik dewa menyarankan perolehan yang pantas, memiliki keyakinan pada Sang Tahtagatha sudah belajar dhamma & vinaya, lalu kokohkan keyakinan kita pada Buddha Dhamma & Sangha perbanyaklah untuk berdana, banyak banyaklah kokohkan sila banyaklah meditasi ini jadi landasan kita untuk bebas dari penderitaan, mari kita mantapkan diri kita alam manusia ada keyakinan pada Triratna, tuga kita yang terakhir mengokohkan keyakinan pada Buddha Dhamma & Sangha, jaga sila samadhi panna semoga semua selalu berbahagia sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer