MENYIKAPI CELAAN BY BHANTE DHIRASARANO

             Tentu mengapa kita perlu kiranya, betul betul memahami tentang celaan ini pada dasarnya kita semua, pasti pernah memiliki pengalaman. Pernah menerima ungkap uangkapan tidak menyenangkan, siapapun itu pasti pernah mengalaminya karena celaan ini adalah sebuah ungkapan, baik berupa ungkapan menyenangkan / tidak baik tentunya pasti sangat sulit untuk menerima, apalagi kalau merenungkan terhadap diri sendiri / melihat orang lain pada dasarnya diri kita pasti kita semua, memiliki kecendrungan sulit menerima celaan tapi berbeda jika dipuji pasti akan mudah menerima pujian, jadi pada dasarnya celaan ini telah diajarkan oleh Sang Buddha, mengenai Atthaloka dhamma ini memiliki pasangan dari celaan adalah pujian ketika kita tidak dipuji, kerap kali kita dicela / sebaliknya bisa dipuji memperoleh sebuah keberuntungan penghargaan / hal hal baik, kerap kali seseorang akan dipuji tapi berbeda dengan celaan, dikatakan dalam dhamma walau seseorang sedikit / banyak bicara duduk diampun, seseorang tetap bisa dicela jadi dalam banyak aspek terkadang setiap orang bisa tercela setiap orang memiliki sudut pandang berbeda, misalnya berdana setiap orang pasti memiliki sudut pandang berbeda, oh dia orang baik atau dia ada maunya banyak sudut pandang karena kita pada dasarnya, sebagai seseorang tentu dalam pada ungkapan tidak menyenangkan belum mampu menerima / bahkan celaan, kecendrungan hal yang pasti mungkin akan berbalik untuk mengungkapkan hal hal tidak senang, terhadap orang yang dicela jika terjadi itu kita orang yang belum bisa, bagaimana menyikapi celaan yang positif kalau kita dicela merespon secara negative, itu masih belum baik dalam menyikapi.

            Terkadang dengan cara negative itu bukan redakan masalah, akan tetapi itu bisa perbesar masalah, tapi berbeda jika ada yang mau menerima. Ada beragam cara untuk meredakan emosi, jika batinnya tidak respon negative tentu orang demikian tidak akan perbesar masalah yang timbul, pada dasarnya celaan ini kita sebagai siswa yang masih berlatih karena tidak mudah menerima celaan oleh orang lain, akan berbeda jika kita bandingkan dengan mereka yang sudah memiliki pelatihan baik, tidak hanya sebagai putu janna walau buddha yang sudah terbebaskan, termasuk para siswa buddha yang sudah tercerahkan pernah dicela kita bisa ketahui, bagaimana dalam riwayat hidup Sang Buddha ada banyak yang tidak menghormati Buddha seperti mencela, mengungkapkan kata kata tidak baik misalnya Magandhiya ada seorang wanita cantik, ketika orang tua melihat buddha karena sosoknya baik menginginkan putrinya menikah dengan Sang Buddha, tentu beliau menolak apa yang diharapkan orang tuanya karena menolak itu muncul dendam, apa yang ia lakukan terkadang melakukan hal hal tidak baik menyewa pemabuk, untuk mereka diperintahkan ungkapkan kata tidak baik tapi Sang Buddha tidak respon negative.

            Pada waktu itu ada bhante Ananda, beliau memberitahu untuk pergi dari tempat ini kalau pergi dari tempat itu, masalah itu tidak selesai jika pindahpun tidak selesai Sang Buddha bersabar, karena perlahan pasti hilang. Termasuk dalam sutta Samyutta Nikaya dizaman Sang Buddha kalau kita tahu, ada beragam kasta yang menjadi bhikkhu pada zaman Sang Buddha tidak hanya diluar brahmana, pada dasarnya kasta brahmana banyak yang menjadi siswa Sang Buddha ada seorang bernama Akosha, ini berasal dari brahmana ini seorang yang suka marah pada satu kesempatan, ketika ada seorang disukunya telah meninggalkan duniawi dibawah bimbingan Sang Buddha, brahmana itu menghampiri Sang Buddha menyampaikan kata tidak baik, tetapi Sang Buddha tidak respon langsung tetapi beliau sampaikan pertanyaan apakah kamu pernah didatangin teman / tamu, apakah kamu pernah menyiapkan makanan untuk para tamu jika seumpama, makanan itu tidak dimakan maka milik siapa makanan itu? Tentu masih milik brahmana itu, setiap celaan itu akan tetap menjadi miliknya apabila seseorang tidak mengambil celaan itu, dengan tidak respon negative jika kita dimarahi / dicela kita tidak membalasnya, termasuk jika sebaliknya jika seseorang mencela kita juga respon secara negative seperti kita memakan makanan itu, jadi mengalami pertukaran sama halnya seperti mereka, ia seorang yang mencela kita juga sebagai orang mencela jadi satu hal kita bisa ambil maknanya, tentu kita butuh pengertian dengan satu hal seperti ungkapan tidak baik kalau kita merespon ungkapan tidak baik dengan negative sama saja, jika sebaliknya kita mendapatkan itu hal yang baik, tentu dengan pemahaman ini sama halnya dengan hukum karma itu akan berbalik kepada kita, jika mengungkapkan hal tidak baik.

            Ada seorang pertapa dizaman Sang Buddha, memiliki kebiasaan yang tidak pada umumnya, semasa hidup 55 thn yang dilakukanya. Memakan pada hal normalnya tapi ia tidak memakan makanan daging, tapi memakan kotoran orang lain jika orang lain tidur dikasur tapi ia tidur diatas tanah, kalau orang lain memakai celana baju ia sendiri tidak memakai pakaian apa yang disebabkan, dalam hidup yang lampau ketika hidup sebagai manusia jadi seorang bhikkhu pernah mengumpat kepada Thera, lebih baik anda makan kotoran sendiri lebih baik anda telanjang, lebih baik anda tidur diatas tanah itu yang dikatakan pada dasarnya ungkapan hal tidak baik, pada dasarnya akan berbalik pada diri kita sendiri jadi sebagai orang yang menerima celaan, kita pertimbangkan sebaik mungkin apa respon negative / positif tentu kita bisa belajar dari apa yang dilakukan oleh Sang Buddha, termasuk kisah kisah Sang Buddha apa yang mereka lakukan kita bisa dapat inspirasi, termasuk kondisi celaan bukan yang memiliki hal mampu dalam hal positif, terhadap ungkapan tidak baik.

            Bukan orang tidak mau menerima, selama kita mau melatih dalam diri kita seperti yang diungkapkan Sang Buddha, praktik tapa terbaik kesabaran. Sebagai perumah tangga melatih kesabaran adalah hal yang bisa dipraktikan, salah satunya ungkapan tidak menyenangkan kenapa saya menyampaikan ungkapan, tidak menyenangkan kepada orang lain kita bisa tahu penyebabnya, ada berbeda beda setiap orang iri hati ada orang yang tidak suka terhadap keberuntungan orang lain, mengharapkan keberuntungan itu cepat hilang ketika merasa cocok diskusikan hal hal tidak baik, bisa menyampaikan ungkapan hal hal tidak baik karena iri hati itu bicara dibelakang, jika langsung diungkapkan pada orang yang bersangkutan terkadang ada juga menyampaikan, kepada orang iri hati itu salah satu factor ada beragam factor lainnya pernah disakiti oleh orang itu, bisa seseorang mengungkapkan hal hal celaan jadi hal itu diluapkan apa yang menjadi tekanan batin, karena pernah disakiti orang itu jadi pada dasarnya tentu kita bisa mengetahui, jika pernah mengungkapkan hal hal tidak baik kita pasti sudah tahu kenapa bisa dicela orang lain, tentu pada dasarnya diawal tadi ada ungkapan tidak baik termasuk celaan tidak mudah menerima ungkapan itu, karena tidak mudah menerima memungkinkan muncul kekesalan, rasa benci terhadap orang yang sampaikan celaan itu tentu pada dasarnya, pernah mengalami rasa tidak menyenangkan dalam hal dicela lalu bagaimana kita bisa mengobati baik rasa kesal benci, pada dasarnya ada banyak metode yang bisa dilakukan respon tidak baik itu, terkadang seseorang bisa menggunakan cara menghindari meninggalkan orang yang mencela, tentu bagi orang yang tidak mudah tentu bisa kemarahan rasa kesal meluap, bisa membuat respon fisik tangan kaki bisa memukul itu tentu memperlebar masalah.

            Tapi jika bisa meredam, itu bisa menjadi mengurangi hal hal tidak baik apa ada praktiknya tentu pada dasarnya, kalau kita latihan mindfulness. Praktik pengembangan batin dari praktik meditasi, kita mengembangkan kesabaran melihat pikiran yang timbul tenggelam ada rasa menyenangkan, apakah akan muncul selamanya jika tidak ada perasaan menyenangkan bisa kita ubah, begitu juga sebenarnya ketika seseorang dihadapkan kondisi tidak senang, dalam praktik bhavana itu pada dasarnya fondasi kuat melatih kesabaran dalam diri kondisi mental tidak senang, itu jika tiada kondisi lagi pasti akan hilang jadi praktik meditasi laksanakan latihan, tentu sama itu untuk mengikis kekotoran batin ada rasa kesal benci tidak suka, itu patut kita kenali pahami waspadai jika kita cukup mengenal memahami melepas kondisi itu, tentu tidak akan membawa kelanjutan masalah besar itu respon positif jika negative kita luapkan amarah, baik secara ucapan tindakan jasmani itu akan memperkeruh masalah kita tidak dalam kondisi tenang, akan sulit merespon dengan hal baik / mempertanyakan kenapa bisa mencela, jadi pada dasarnya meredam hal itu ada banyak cara yang bisa digunakan tergantung cara yang diketahui, apakah itu mampu / tidak praktik meditasi bisa membawa fondasi baik, dalam menghadapi kondisi tidak baik jika memang seseorang pernah menghadapi hal kita punya niat baik, orang yang kita bantu ternyata orang yang kita bantu memiliki hal tidak tahu terima kasih, memiliki ungkapan tidak baik apakah harus menjauhi jika menjauhi itu belum tentu tepat, kalau harus dekat dengan orang itu belum tentu tepat setiap orang memiliki asumsi sendiri, terhadap bagaimana menghadapi orang itu pada dasarnya perilaku baik bisa berubah, dari baik bisa menghindari juga ketika seseorang berubah secara perilaku jadi orang baik, maka orang lain mendekat pada dasarnya.

            Ketika seseorang memiliki sifat itu, merespon tidak baik bantuan yang diterima sifat itu tidak baik, tetapi orang mencela mengungkapkan hal tidak baik. Pasti ada alasan tersendiri ada kata tidak baik terhadap orang yang membantu, terkadang orang yang menerima merasa kurang cukup, orang lain dibantu membuat hal lebih itu menimbulkan sifat iri hati bisa disebabkan orang mencela, walau menerima bantuan lalu yang menjadi pertanyaan apakah harus dihindari, pada dasarnya kondisi tertentu kita bisa menghindari / bisa juga mendekatkan diri pada orang tersebut, maksudnya bisa saja jika memang ungkapan pedas bagi sebagian besar orang tidak menerima, tentu benar benar hal tidak baik bisa juga berupa kritikan jika bukan umpatan, seperti menyampaikan hal tidak baik mereka memberikan bantuan dengan tidak pas  artinya bahwa ada ungkapan tidak baik, sifatnya membangun kita harus jalankan jika sebaliknya kita bisa lewatin, belum tentu semua orang menghindari setiap orang memiliki sudut pandang masing masing, sebagai yang menerapkan supaya konsisten berkelanjutan pada dasarnya kalau ingin membiasakan, kita harus lakukan secara berkelanjutan seperti praktik berdana selalu terus, bukan praktik dana hari ini setahun lagi praktik dana lagi jadi gimana kita membuat kebiasaan, jika dilakukan dengan demikian sama halnya praktik vegetarian.

            Supaya bisa konsisten makan secara vegetarian, ingat komitmen diri sendiri untuk praktik itu, jika buat diri sendiri lihat manfaat juga ingat manfaat itu. Sehingga bisa memperkuat niat praktik vegetarian, jadi pada dasarnya supaya satu bentuk pelatihan yang kita lakukan apapun itu, secara kontinu ingatlah membuat motivasi praktik yang sedang dilakukan jika terjadi kondisi membicarakan orang dibelakang, dibandingkan langsung didepannya itu akan berbeda, jika mengomongi orang dibelakang masalah itu akan berlanjut cukup lama tapi berbeda jika diungkapkan langsung, ketika mereka mau menerima pasti akan bisa diselesaikan maka bagaimana kita sikapi orang yang membicarakan dibelakang, pada dasarnya respon masing masing orang, pasti akan berbeda kadang akan menyikapi dengan perilaku tidak menyenangkan, awalnya berbicara sering komunikasi kemudian tidak saling berbicara orang yang dicela dibelakang, tapi kita hendaknya mencari tahu apakah betul membicarakan kita dibelakang, kalau kita bilang yang tidak bisa diterima ia akan merasa akan dicurigai apakah hal itu benar / tidak, jika memang hal itu benar kita bisa menyampaikan apa yang menjadi masalah, sehingga menyampaikan suatu hal tidak baik dari belakang kita harus tetap jaga kondisi batin.

            Kalau tidak kita jaga kondisi batin, pasti akan cenderung hal negative itu akan merespon dengan marah marah, tapi orang lain mengetahui kita. Kalau tetap tenang maka kita bisa mempertanyakan masalah itu, tetap tenang dalam menghadapi kondisi itu penting kita menjaga kondisi batin tetap tenang, supaya bisa menemukan solusi terbaik jika berkenaan kondisi diLombok peristiwa mengenai kondisi dulu, saya tidak mengetahui seberapa banyak kondisi gempa bumi, semasa saya tidak pernah terjadi kondisi seperti tahun 2018 guncangan berbeda lebih besar dibandingkan tahun sebelumnya, jadi berkenaan dulu dulu tidak mengetahui pasti tapi memang kondisi thn 2018, pada dasarnya sering terjadi gempa tapi seiring berjalan waktu tidak banyak terlalu teralih, jadi pada dasarnya secara mendetail tidak begitu mengetahui kalau berkaitan mengenai bhante Devadatta, dengan Sang Buddha pada kehidupan sebelumnya Bhante Devadatta, selalu memunculkan niat tidak baik dikehidupan Sang Buddha memunculkan niat tidak baik, bahwa didalam satu kesempatan bhante Devadatta ingin melukai Sang Buddha dengan menjatuhkan batu dari bukit, termasuk ada peristiwa lain ada juga kisah mengenai istri pertama ia mandul, ia menyarankan untuk mencari istri lain mempertahankan silsilah keluarga, tapi apa yang terjadi istri pertama membuat menggugurkan kandungan ketika mengetahui keguguran itu oleh istri pertama, setelah kematian itu kebencian istri pertama kedua itu selalu melukai, jika ada orang yang tidak sukai tingkatan kebencian sangat luar biasa apabila tidak lepas, bisa termasuk pada kehidupan mendatang jika kita melihat kisah itu.

            Alangkah baiknya kita sebarkan benih benih cinta kasih, apakah dengan membenci kita bawa kondisi baik, tidak bahkan tiada kesenangan. Jika didepan acara sandalnya sudah ada itu muncul tidak menyenangkan, perasaan netral sikapnya baik baik saja penting buat kita melihat ke dalam diri kita, apakah penting kita melepas pemikiran itu berusahalah kita melepas rasa tidak suka, jika kita pelihara itu tidak ada hal yang baik jika kita pelihara hal tidak baik jika kondisi demikian terjadi, tapi mereka masih terus memegang dengan kuat apa yang jadi kebencian terhadap diri sendiri, setidaknya kita berusaha melepas rasa tidak suka terhadap orang itu, ketika dalam satu kesempatan saling menyapa itu sebuah usaha tidak masalah jika saling menyapa, meredakan rasa tidak suka kita mengharapkan mereka dalam kondisi bahagia itu penerapan batin kita saja, tetap kembangkan batin lain rasa simpati empati jika tidak ada cinta kasih yang nyata, wujudnya berupa karuna / kasih sayang bantuan wujud kasih saying kita pada mereka simpati empati, uppheka juga hal lain bisa kita kembangkan jika metta secara pasif, mengembangkan kondisi kondisi yang baik untuk mereka jika karuna juga sama siapa tahu dengan hal baik, justru kita bisa menolong.

            Tentu topik yang kita bahas, menyikapi sebuah celaan ini kita rasakan semasa hidup kita pasti akan kita alami, siapapun itu termasuk bagi mereka yang turut aktif. Dalam hal berbagi untuk kesejahteraan banyak orang, juga ada lika liku hidup yang tentu dalam diri setiap orang dalam hidup selalu lancar, selalu orang lain menyampaikan kata kata yang baik keinginan itu terkadang hal hal pikiran saja, pada dasarnya banyak hal tidak baik termasuk ada hal baik, tapi ingatlah kita membuat kondisi membahagiakan jika kita pahami dengan baik 2 kondisi itu, terkhususnya jika kita mengingat kembali atthaloka dhamma satu hal itu semua selalu berpasangan, untung rugi dicela dipuji jadi jangan sampai hanya memahami juga menginginkan sebagian saja, kita perlu memahami kedua hal itu baik sebenarnya pujian celaanpun bisa juga masukan / kritikan, bisa berupa ungkapan yang membangun walau ungkapan respon orang yang menerima memahami, kalau seseorang memahami ungkapan tidak baik, semuanya itu menyakitkan saya ingin sifat senang senang saja jika seumpama respon tidak baik, jika ada hal tidak baik mencela kita ungkapan seperti itu kita berusaha ambil sisi positif, oh ia mereka mengajarkan saya memahami jika orang lain tidak mencaci maki kita tidak akan pernah mengalami, apa itu rasanya caci maki sakti hati dll sebagian besar orang pada dasarnya dianggap seorang tidak baik, banyak hal mengenai ungkapan itu kalau kita selalu bertanya apa yang membuat batin kita frustasi, bisa saja pada satu kesempatan respon batin tidak baik maka, kita harus selalu jaga pikiran respon batin yang baik semoga semua makhluk berbahagia sadhu sadhu sadhu.

Komentar

Postingan Populer