BENARKAH SANG BUDDHA ADALAH SEORANG PENYIHIR UPALI SUTTA MAJJHIMA NIKAYA 56 BY BHANTE DHIRACITTO
Karena ketika Sang Buddha muncul didunia, banyak yang menganggap Sang Buddha adalah penyihir, banyak yang beralih keyakinan. Memiliki kecerdasan penyokong tapi memilih ada brahmana Upali, beliau penyokong pertapa Nigganta ketika ingin mendebat aku tidak setuju membantah doktrin, beliau mengalihkan sekte lain lalu caranya gimana memilih keyakinan pada Sang Buddha apa benar menyihir, lebih berkeyakinan pada Buddha ada beberapa khutbah Sang Buddha mengambil judul; nama orang ada juga sutta nama tempat ada juga yang memang judul sutta itu ajaran langsung, pada kesempatan ini Upali sutta pada saat itu Sang Buddha berada diNalanda kelompok Nigganta juga menetap ditempat itu, lalu bertemu Dighatapashi kelompok pertapa telanjang yang tinggi tubuhnya, setelah bertemu & duduk ditempat yang sesuai lalu menanyakan ke Tappasi, ada berapa perbuatan yang dijelaskan Nigganta lalu Niggantanataputta tidak menjelaskan perbuatan buruk ada 3 jenis tongkat, jasmani ucapan & pikiran kenapa para nigganta itu menggunakan tongkat, tongkat itu kayu / batang itu sebagai penghukum aktivitas tongkat jasmani ucapan & pikiran, itu menghukum menggunakan tongkat Sang Buddha menanyakan lagi apa berbeda, tongkat jasmani ucapan pikiran, itu berbeda beda bukan satu dari ketiga tongkat ini.
Mana yang paling tercela, dijelaskan lagi tongkat jasmani paling tercela lalu kita bisa bandingkan tongkat lain, apakah engkau menyatakan tongkat jasmani tercela. Iya lalu ditanya kedua kali tongkat jasmani tercela, sampai 3x apa tongkat jasmani yang paling tercela ya aku menyatakan tongkat jasmani paling tercela, setelah Sang Buddha selesai bertanya lalu Diggantapashi bertanya sehubungan jenis tongkat, ada berapa tongkat yang merupakan paling terburuk Sang Tahtagata menjelaskan, perbuatan baik & buruk 3 perbuatan baik & buruk melalui jasmani ucapan &pikiran, hampir sama lalu ditanyakan lagi apa berbeda / sama perbuatan jasmani perbuatan ucapan, perbuatan pikiran itu semua berbeda setelah itu menanyakan lagi mana yang tercela, setelah dianalisis & dibedakan perbuatan pikiran adalah yang paling tercela begitu juga ditanya, Digghanta Nitapatashi menanyakan lagi perbuatan pikiran paling tercela iya lalu kedua kali menanyakan perbuatan pikiran adalah paling tercela, lalu sampai 3x ditanyakan kembali apakah pertapa Gautama, menyatakan perbuatan pikiran paling tercela ya perbuatan pikiran paling tercela.
Setelah selesai ia pergi meninggalkan Sang Buddha, lalu ada Niganthamattaputta ada perumah tangga Upali, selain cerdas / pintar. Beliau juga orang terkaya perumah tangga Upali sedang ada diNalanda, lalu Niganthapattasi datang lalu menanyakan Digghanatapashi lalu menjawab baru bertemu pertapa Gautama, diskusi berbincang bincang lalu ditanyakan lagi apakah tongkat pikiran yang halus, perbuatan jasmani tercela lalu memuji jawaban Nigghapatasi perbuatan pikiran tercela, apalah artinya tongkat pikiran yang halus karena tongkat jasmani tercela lalu saat mendengar jawaban itu, pada saat itulah ia ingin berdebat lagi dengan tujuan Sang Buddha kalah, lalu biar bisa jadi ketua lalu mendapatkan tapi ia tidak diizinkan lainnya karena anggapan Buddha penyihir, tidak boleh mendebat karena bakal pindah keyakinan pada Buddha tetapi Niggantamataputta, tidak mungkin jadi siswa pertapa Gautama begitu percaya akan mampu mendebat, ketika sudah dapat izin tapi ada tetap yang tidak beri izin setelah perapa Upali pergi bertanya pada Sang Buddha, iya bertemu Niganthadigghatapasi apa pikiran yang halus.
Pikiran jasmani paling tercela, lalu muncul perdebatan artinya bersebrangan setelah itu Sang Buddha menjawab, jika engkau ingin berdebat. Bicara sesuai dengan kebenaran maka Upali menjawab perdebatan dimulai, bagaimana menurutmu beberapa Niggantha sakit & bisa disembuhkan oleh air dingin, ia akan menolak menjaga sumpah kare atanpa air dingin tidak bisa hidup lalu bagaimana proses kehidupan berikutnya, menggunakan air dingin ada sumber makhluk agar menjaga sumpah itu mengalami kematian, ketika kelompok Niggantha meninggal menjelaskan kelahirannya, dimana ada para dewa dengan pikiran yang terikat ada kemelekatan dalam pikiran, tidak menggunakan air dingin ia meninggal terikat kemelekatan terhadap air maka ia terlahir dialam dewa, aku akan berdebat mengenai kebenaran ketika melihat kejadian ini ia lahir karena pikiran, itu bertolak belakang kalau tongkat jasmani paling tercela karena pikiran terikat akan lahir dialam dewa terikat, itu bertolak belakang yang diajarkan dengan apa yang dijelaskan diawal, setelah mendapat jawaban dari Sang Buddha yang mulia tetap pikiran jasmani tercela.
Masih membantah ada beberapa Nigganta, terkendali hidupnya ketika berjalan makhluk lain akan menghancurkan makhluk hidup yang berjalan maju, mundur yang mulia kalua tidak sengaja tidak terela, tapi jika sengaja itu sangat tercela. Ketika dengan sangat sadar itu sama halnya karma buruk kehendak dalam pikiran, ketika sengaja jalan maju mundur itu pikiran jadi tercela jadi tidak sesuai jawabannya, perlu ditekankan lagi ketika perbuatan dengan kehendak itu tercela itu bagian tongkat pikiran, lagi lagi terbantahkan tapi masih tidak percaya tongkat jasmani tercela lalu apakah Nalanda berhasil makmur ramai benar, bagaimana jika ada seorang penjahat mampu apa bisa membunuh langsung, sepuluh dua puluh / lima puluh orang tidak akan mampu merubah jadi tumpukan daging, itu butuh waktu berhari hari 50 orang saya tidak mampu merubah manusia, jadi tumpukan daging lalu jika ada pertapa sakti mampu menghancurkan semua jika kekuatan batin, penguasaan pikiran akan mampu jadi bisa menghancurkan.
Berpuluh puluh Nalanda dengan api kebencian, kalua pedang tidak akan mampu pandangan awalnya, berbeda lagi itu tidak selaras. Ketika awal Upali menjawab tidak akan mampu membunuh dengan pedang, diakhir bisa habisi 50 nalanda jadi batin tercela kalau sudah dijelaskan berkali kali, tetap tongkat jasmani tercela walau sudah menjawab dengan kekuatan batin lalu ada perumpamaan lagi, bagaimana perumah tangga pernahkah mendengar hutan itu bisa jadi hutan itu terjadi, karena perbuatan bertapa itu ada hutan meja itu bisa hancur para dewa tidak menyetujui, karena murka kerajaan Meja itu musnah hilang dari muka bumi meja itu melukai mata hingga itu membuat hangus lenyap, karena itu pikiran membenci itu tongkat pikiran karena pikiran membenci, sepertinya setuju apa yang kau katakan belakangan tidak pada awalnya setelah mendapatkan 4 perumpamaan, ini lalu Upali menyadari perbuatan pikiran yang tercela maka ketika itu usdah dapat perumpamaan, pertama sudah senang karena aku ingin tahu supaya benar benar yakin, lalu memuji dengan bahagia.
Mengakui sangat gembira, ketika sudah dapat pengertian Upali menyatakan perlindungan seumur hidup, ketika dapat mendengar penjelasan. Menyatakan perlindungan selidikilah dengan seksama lalu diberikan untuk selidiki dulu, tapi Yang Mulia aku sangat puas dengan jawaban itu sebenarnya yang terjadi dimasa lalu, ada juga dimasa sekarang Agama Buddha juga kebahagiaan yang meluap luap bangga sekali, karena pengaruh nama nanti bisa diundang untuk ceramah tapi Snag Buddha tidak langsung diterima, tapi selidiki dulu tapi kita bahagia sekali kejujuran ini sudah ada pada zaman Sang Buddha, setelah dapat jawaban itu maka untuk kedua kalinya aku berlindung pada Triratna, tapi Sang Buddha berbeda supaya bebas pada penderitaan lalu menjawab jangan buru buru, untuk menyokong mereka tetapi Sang Bhagava tetap untuk buat Niggantha tetap sampai 3x berlindung pada Buddha, Dhamma & Sangha hanya persembahan kepada para siswaku, itu dapat karma baik yang besar lalu dicek kembali dalam Sutta Angguttara Nikaya, itu tidak ada.
Itu tuduhan dari brahmana lain, mereka yang mengatakan demikian tidak mengatakan apa yang bertentangan dengan fakta, seorang menciptakan pencegahan berdana. Merintangi 3 orang itu tidak bisa berbagi / peroleh jasa kepada penerima, dapat pemberian kalau dicegah itu tidak dapat pemberian, ia sudah mencelakai diri sendiri & orang lain itu tidak menyatakan harus berdana pada Sang Buddha, itu menghalangi pemberi penerima & melukai diri sendiri akan tetapi untuk memberikan perilaku bermoral, itu lebih baik lagi kalau tiada moral buahnya berbeda kalau diberikan pada Sang Buddha, itu dapat kalau tidak dapat kesucian jika hanya dana bubur itu kebajikannya lebih besar, tapi tidak mencegah orang lain berbuat baik / berdana walau diberikan kelompok lain, itu bisa melukai ketika perumah tangga Upali sudah lakukan perlindungan Upali juga menyatakan, berlindung sampai 3x lalu diberikan khutbah dhamma dana sudah itu moralitas yang ditingkatkan, adanya alam bahagia mereka yang berdana menjalankan sila masuk alam surga.
Alam dewa bahagia, tapi kebahagiaan akan berakhir dialam dewa memuji melepas kesenangan indera, manfaat meninggalkan keduniawian. Sudah siap terima dhamma tinggi mengajarkan 4 kebenaran mulia dukkha, tapi yang perlu kita bangga dukkha ini bisa diakhiri dengan Nibbana, lenyapnya derita tapi ada jalan mulia berunsur delapan yang bisa dilalui ketika Upali mendengar itu bisa tembus Sottapanna, ketika dapat penjelasan 4 kebenaran mulia setelah berlindung memiliki keyakinan yang kokoh, belum capai Sottapana itu belum kokoh ia sudah ada memiliki keyakinan yang kokoh, setelah jadi pertapa Gautama gurunya lalu itu datang pada perumahtangga Upali itu mencerca, engkau bodoh engkau gila engkau sudah terjebak diibaratkan ingin mencibir tapi ia yang dicibir, pertapa Niggantamataputta itu jengkel Upali teralihkan tapi ia memuji pada Buddha, ini adalah kesejahteraan bila semua teralihkan karena sudah dapat dari dhamma itu terbebas 4 alam derita, kalau sudah bisa terbebas itu bahagia sekali kalau lobha dosha moha terkikis penderitaan menurun, ia amat senang & membahagiakan diAnggutara Nikaya 4;193 sama dituduh juga, tapi berbeda selidiki dulu ajaran itu yang paling penting semoga semua makhluk berbahagia sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar