4 KEBENARAN MULIA BY BHANTE ABHISENO
Pada hari ini kembali kita bertemu, pada hari ini kita akan membahas 4 kebenaran mulia ini sebagai dasar, ketika kita mengenal ajaran buddha. Pokok pokok awalnya tisarana 4 kebenaran mulia, yang saat ini kita akan membahas cattari / catur ariya saccani 4 kesunyataan mulia apa yang bisa menyebabkan Sang Buddha, membahas 4 hal kebenaran mulia ini mengajarkan dukkha, melenyapkan menghentikan dukkha karena lahir sebagai manusia itu dukkha, maka diajarkan untuk memutus dukkha ada kesunyataan mulia tentang dukkha kenapa ini pertama, semua yang terkondisi adalah dukkha kita lahir tua sakit mati itu adalah dukkha bagi yang disayangi, ada sedih ratap tangis putus asa dukkha hidup ini adalah dukkha tapi keinginan ini tidak kita capai, kehilangan orang / barang yang disayangi itu dukkha.
Masih ada banyak lagi, dukkha badan ini adalah sumber dari duka 5 gugusan yang menjadi penderitaan, kesunyatan mulia tentang asal mula dukkha. Itu berhubungan kenikmatan indria ada dalam panca skandha, ini karena kita terbiasa menikmati hal hal duniawi ketika kita ingin tapi tidak bisa, maka derita itu muncul tidak senang itu nafsu keinginan rendah yang membuat menjadi dukkha, lenyapnya dukkha penderitaan / keinginan bisa dilenyapkan dengan jalan tengah dengan cara menjalankan jalan mulia berunsur delapan, kita bisa lewati akhirnya mencapai nibbana, lenyaplah dukkha itu kalau belum lenyap kita akan berputar terus patticasamupada itu bisa dikaitkan, muncul bentuk pikiran sampai inilah yang menyebabkan kita menderita.
Kita harus putus 12 mata rantai, setelah putus penderitaan hilang 4 kesunyataan harus disadari, jalankan 8 ruas jalan mulia maka bisa mencapai nibbana memiliki pandangan pengertian semuanya benar, kalau bisa lewat 8 ini. Kita akan bahagia kita rubah pandangan yang salah, yang menganggap diri kekal kita hilangkan / hilangkan 62 pandangan salah pikiran benar, kenapa pikiran salah karena pandangan salah ucapan akan benar jika semua benar karena ucapan itu tidak dikeluarkan dari mulut, karena tidak suka ucapan jadi buruk perbuatan benar juga bisa jadi perbuatan salah, mata pencaharian benar pokoknya semua dari pandangan yang benar aman pencaharian benar, tidak langar hokum baik agama / negara berdaya upaya benar kita usahakan hidup benar, perhatian benar terhadap yang kita kerjakan harus sesuai dengan ajaran konsentrasi benar, itu harus melatih meditasi itulah jalan mulia berunsur delapan.
Jika kita jalankan bisa mengikis semuanya, korelasi 4 kesunyataan mulia jalan untuk lenyapkan dukkha, jalankan 8 mulia kita ingin jadi orang kaya. Tanpa kerja tidak mungkin kalau bekerja kita bisa tabung, sama juga dengan ini melenyapkan dukkha harus menjalankan 8 mulia itu, bisa lenyap penderitaan jalan ruas 8 ini ingin membebaskan kebenaran itu ajaran 8 itu cara kita lenyapkan dukkha, pandangan benar dalam Diggha Nikaya ada 62 pandangan salah kita harus rubah pandangan benar, bahwa diri kekal itu salah tubuh tidak kekal kalau kekal dimana bayi anak anak remaja dewasa & tua, kalau kekal kita akan bayi terus hal buruk dianggap bajik hal hal bajik dianggap buruk, kita harus rubah pemahaman sesungguhnya 4 kebenaran mulia tentang dukkha, ini tentunya hal yang sudah jadi rutinitas kita mereka timbul lalu lenyap, itu berbarengan rutinitas kita kalau timbul tiap hari itu dianggap hal yang biasa saya menderita begini, mereka pasrah seungguhnya kita lenyapkan dukkha dengan menjalankan 8 ruas mulia.
Dengan muncul bahasa mengeluh, inilah ciri khas manusia kita semua memiliki keterampilan itu, tidak kita latih kalau terampil. Bisa hasilkan uang itu bisa sekarang banyak anak muda yang canggih, IT mendesain sekarang sudah dengan digital semua sudah digital karena menuntut untuk terampil, dari pengurus sarana prasarana yang ada itu bisa sampaikan dhamma butuh poster, ucapan desain bagus walau kerja santai bisa hasilkan uang kalau mengeluh itu bisa kita tambah penderitaan, banyak caranya buka usaha kita lihat orang keturunan jangan mudah putus asa, buka toko jualan online shop jadikan rumah sebagai toko jangan hanya tergantung, jika tiada usaha sampai tua akan bergantung terus gimana mau berkahir jika seperti itu, kita harus mengerti gimana cara akhiri dukkha ini rasa sakit berasal dari jasmani kurang sehat, akan dipengaruhi pikiran kita sampai kapanpun akan terus alami rasa sakit pikiran, tenang walau jasmani sakit minimal batin tidak sakit ada bhikkhu yang sudah mencapai ada harimau datang, bhikkhu itu digigit tentu jasmani sakit tapi perhatian penuh kalau jasmani terluka, pikiran tetap tenang.
Karena sekarang masa pandemic, bhante keluarga saya kena covid terima covid itu resiko tubuh penyakit, walau sakit bisa baca paritta. Agar pikiran tenang baca paritta nian fo meditasi sakit itu tidak ada rasa, supaya pikiran positif ketika umat sakit diatasi meditasi dengan pikiran positif persembahan makanan pada leluhur, itu hal yang baik karena sebagai umat buddha sembahyang cengbeng, ceit capgow beruntunglah masih bisa limpahkan jasa tentu sebagai anak berbakti pada orang tua, tiada mantan anak cucu itu bagaimana cara kita tetap boleh lakukan pelimpahan jasa, kalau sebaliknya kita masih hidup mau tidak ceit capgow setahun sekali, makan itu tidak mau secara kita bisa lakukan hal baik apapun itu bisa kita lakukan bisa limpahkan pada leluhur / mama banyak umat tradisi yang kental makanan penuh semeja ketika mau diganti, itu hal hal biasa saja tujuan utama melakukan pelimpahan jasa itu dari keikhlasan hati kita, kita harus bijaksana kalau ekonomi kurang jika persembahan banyak haduh tidak punya uang, makan sehari hari susah tidak harus banyak tapi keikhlasan bahkan buah buahan pun tidak masalah.
Yang penting tujuan kita, lakukan pelimpahan jasa dana makanan oh sedikit pelimpahan jasa tetap saja tidak melihat dana, tapi kerelaan hati kita. Itu jasa kebaikan kita tidak pandang banyak sedikit tapi keikhlasan, makanan yang mendiang suka agar bisa mengingat kita akan mengingat terus, mengingat nasihat dari mendiang ini yang disampaikan para leluhur turun temurun, ini bersifat dari mulut ke mulut maksudnya memberikan jasa bakti pada orang tua, dulu sebelum mengenal ajaran buddha bilang engkong hari ini sembahyang saya ikut tapi nenek saya meninggal, terus disuruh pulang lalu gimana apakah akan masuk lagi rohnya kecuali mati suri, makannya gimana ada yang kurang pas lalu cara kita lakukan karena terlalu sering dari mulut ke mulut, dia tiada tahu makhsudnya apa.
Inilah pentingnya kita mengenal ajaran, sembahyang persembahan hal baik tapi rubah pola pikirnya, itu akan terus bertahan. Oh ya sudah tidak masalah kalau alam bahagia tidak mungkin menerima persembahan ini, intinya ketulusan hati semoga dengan perbuatan baik mendiang agar Bahagia, ketika ingin meninggal ia lahir dialam bahagia memang fangshen salah satu perbuatan baik, ingatlah binatang butuh makan minimal sehari itu diberi makan kadang kita simpan, beri makan juga ikan juga beri pakan ikan jangan sampai tidak diberi makan, memberikan pelimpahan jasa sesunguhnya tiada lain keyakinan yang penting kita bisa lakukan untuk kebaikan mereka, kenapa tidak semua bisa saya pernah bertemu dengan bhante Dhammasubho, ada 1 orang beda keyakinan dilakukan dengan baik secara buddhist / tidak tetap melakukan pelimpahan jasa.
Tiada pengkotak kotakan, yang penting dengan nanam / limpahkan jasa sesungguhnya tidak pesimis kita optimis, tapi ada hal yang tidak baik. Apakah lahir langsung kaya belajar pintar sekolah tinggi, kerja tekun dapat promosi hidup ini adalah proses dukkha ini jadi akar yang harus kita pahami, jika tiap hari bertengkar perkara nasi masih mentah / kematangan masih bertengkar, jika kita bahagia itu tidak mungkin dukkha ada didepan mata gimana jika kita bahagia jika masih berantem, agama buddha optimis pasti akan ada solusi mau itu ettavatta pattidana tetap paritta untuk pelimpahan jasa, tetap saja tujuan yang sama.
Selain baca Bahasa pali, cermati juga dengan bahasa Indonesia karena sudah sering baca paritta, karena sudah sering diulang. Tapi tanpa tahu bahasa Indonesia kita tidak tahu sama sama untuk pelimpahan jasa, lagi dukkha sebelum 100 hari / 3 tahun masih belum bisa melakukan hal meriah, ini bagian dari tradisi itu cara kita untuk mengingat kehilangan orang yang kita sayangi, ada ingin melakukan pernikahan jadi hal biasa saja bagaimana caranya supaya bijaksana jangan terlalu larut dalam bahagia, dari bahagia tetpa lakukan pelimpahan jasa menurut orang tua sampai 3 tahun, tiada kegiatan meriah baju tidak boleh makai baju merah karena merah gambar yang cerah, tapi lepas dari itu lihat kondisi batin kita.
Warna jubah bhikkhu masih coklat terus, itu tiada masalah ini ilmu tambahan baru ketika itu sudah dapat bahagia sejati, ini akan menggantikan peran penderitaan. Kita awal susah dulu penuh dukkha, tapi kita belajar praktik peroleh hasil kita akan berubah penuh dengan bahagia yang sejati, ketika sudah ada bahagia sejati ditambah kebijaksanaan bisa terlahir dialam bahagia, itu karena hasil belajar & praktik membakar uang uangan bagi yang tidak tahu ketika dibakar jadi uang benaran, sesungguhnya ketika berpikir secara logis apakah mungkin hologram kecil bisa jadi uang, alam alam surga dikisahkan tiada jual beli.
Itulah tradisi yang pertunangan radisi, sesungguhnya dilakukan tidak apa apa caranya kita rubah dulu orang tua kita beri jajan, kita belikan untuk balas jasa. Ya bisa dirubah pikiran kita tiada uang terlepas dari itu, sesungguhnya sebagai bentuk sarana puja ketika makan pagi hari / siang hari, itu sebagai bentuk jasa kita kalau bisa lakukan itu dengan baik tetap baik masakan sudah ngebul duluan, kita harus siapkan hal yang terbaik mencetak buku dhamma juga boleh itu dalam paritta, chanting pagi disitu dijelaskan pancakhanda indra pengetahuan bersifat annatta / annica secara singkat rattana sutta, rattana permata dimana rattana sutta ada wabah penyakit menyerang kota Vaisali.
Dengan kekuatan beliau ucapkan, wabah penyakit bisa lenyap pada saat melakukan pembabaran itu penggunaan bahasa 4 kebenaran mulia, 4 kesunyataan mulia masih terus disempurnakan, yang bisa dimengerti umat buddha. 4 kesunyataan / 4 kebenaran mulia masih ada pembaharuan bahasa, pali sudah punah waktu itu yang sudah dipakai menggunakan bahasa baku jadi bagi beberapa orang, mengucapkan bahasa baku suli memahami senior senior dulu membuat istilah mudah yang bisa dicerna, oleh umat ketika sudah paham bahasa pali tidak perhatikan panjang pendek beda arti, tapi ini memberikan pemahaman semua jika ragu bahasa pali agar tidak salah diucapkan, selalu diberikan bahasa harian agar dapat pemahaman baru ntah itu 4 kesunyataan / 4 kebenaran mulia, saya harus bertanya dulu kalau bahasa baku akan jadi aneh dari penjelasan & pertanyaan yang masuk, intinya bagaimana cara kita dapat Bahagia sejati terus belajar dalam mengakhir penderitaan itu, bukan hanya dukkha banyak juga yang dijelaskan bagian praktik buddhis, pokok dasarnya sangat banyak sekali padahal hidup saat ini menderita karena covid, penderitaan itu muncul maka harus jadi orang benar tetap semangat semoga ajaran para buddha, selalu berkembang sadhu sadhu sadhu.
Komentar
Posting Komentar